Sinar mentari pagi menyelinap di gorden kediaman Uchiha. berusaha membangunkan si pirang yang masih tertidur. Tak perlu waktu lama hingga si pirang itu merasa risih karena silau.
"Sudah bangun?" Suara khas wanita menggelitik pendengaran Naruto.
"Nghhh.. ya begitulah." Naruto mencoba bangkit dari tidurnya. "Ughh." Ringis nya saat rasa sakit luar biasa menghujam kepalanya.
"Masih terasa sakit?"
"Tidak lagi." Jawabnya singkat.
"Bagaimana kondisinya Sasuke." Pria yang terlihat masih muda namun memiliki kriput itu tiba tiba masuk.
"Sudah lebih baik, kurasa."
Naruto hanya bisa menatap kedua orang asing di depannya nya itu dengan tatapan bingung.
"Jika sudah lebih baik. Kaa-san menyuruh kalian untuk turun. Kita sarapan bersama." Ujar Itachi kemudia meninggalkan Sasuke dan Naruto.
"Cepat bangun dan turun." Ucap Sasuke datar sembari mengikuti kakaknya yang terlebih dahulu turun.
Naruto masih menatap bingung kedua orang barusan. Kenapa mereka begitu santai terhadap orang asing sepertinya. Bahkan mereka seperti tidak mencurigai dirinya sama sekali.
**
"Di mana teman mu itu, Sas? Masih belum turun?" Wanita paruh baya itu meletakan lauk pauk di meja makan.
"Sebentar lagi." Jawab Sasuke datar. Ia mendahului keluarganya untuk menyantap makanan di atas meja.
Tidak lama kemudia pria pirang itu pun turun dari kamar Sasuke di lantai dua.
"Ne ne kochi kochi." Wanita paruh baya itu menarik Naruto agar segera duduk di meja makan. "Masih sakit ka?"
"Ah tidak bibi. Aku sudah baikan." Jawab Naruto di sertai dengan senyum tiga jari andalannya.
"Yokatta. Ayo silahkan di makan." Mikoto menyuguhkan lauk pauk ke pada Naruto.
"Ne Arigato gozaimasu bibi. Itadakimasu." Pekik Naruto riang. Sudah lama ia tidak memakan makanan rumah.
"Hoi.'' Naruto berbisik ke arah wanita familiar di sampingnya. "Terimakasiy ya."
"Jangan berbicara saat sedang makan." Jawab Sasuke ketus.
"Huh." Naruto mencibir. Wanita ini benar benar mirip dengan rekannya.
**
Sarapan pun usai. Sasuke melihat kearah luar jendela. Badai salju sudah usai 4 jam yang lalu. Yang ia pikirkan kini adalah Naruto. Kenapa dia tidur di taman?
"Naruto." Panggil Sasuke. Naruto yang tengah nonton bersama Itachi itu sontak menoleh ke arah Sasuke.
"Huh? Do shitte?."
"Kenapa kau tidur taman?"
"Aku tidak punya rumah. Dan bagaimana kau tau namaku?" Naruto balik bertanya.
Sasuke terdiam seketika. Ia memikirkan banyak alasan untuk menjawab pertanyaan Naruto. Sampai ia melihat satu titik terang. "K-kalung." Jawab Sasuke dengan wajah datarnya.
"Oh yaa hahaha." Naruto tertawa lepas.
Sasuke hanya menatap prihatin ke arah Naruto. Bukannya dia orang kaya? Kenapa dia mengatakan jika ia tidak memiliki rumah?
Mungkin sebaiknya Sasuke pura pura tidak tahu di bagian itu.
"Tidak menyewa apartemen?''
"Hummmm... aku tidak puny uang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Be My Wings
FanfictionSasuke adalah seorang wanita yg harus menyamar menjadi pria demi menjalankan misi nya. sang sayap kanan Sai harus tewas dan di gantikan oleh pria pirang bermata biru! "Naruto. ku mohon, Jadilah hiks.. Sayapku."