Bulan

71 3 0
                                    

Bulan

Sendiri itu seperti Bulan. Ia sendiri, cahayanya pun bukan berasal darinya, melainkan dari sang matahari. Bulan kesepian, tapi tak ada yang mengerti. Bulan merasa sendiri tapi tetap saja tidak ada yang mengerti. Bintang berusaha untuk menemani dan menghibur. Tapi tetap saja, menurut Bulan, tak ada yang mengerti selain dirinya sendiri.

****

Rabu 22 Oktober 2014

Istirahat kali ini, serasaa. Aneh? Sepi? Entah perasaan ku saja atau memang suasananya lagi kayak gini. Bingung, mereka sedang berada di dunianya, sementara aku? Aku seperti nyamuk, yang Cuma bisa mengganggu dan menyebalkan. Aku merasa bahwa sepertinya aku sudah tidak cocok lagi dengan mereka. mereka berbicara, tapi sepertinya kalau untuk aku, tidak diberi kesempatan untuk berbicara. Nisa memang di sebelahku, namun fikirannya sedang tidak ada disini.

“gue kekelas deh ya. Kayaknya kalian seru banget ngobrolnya! Dari pada gue ganggu mending gue ke kelas aja kali yaa!” ucap Saski kepada 4 orang temannya itu, dan 1 orang lagi tak ia anggap

Ya, dia Arum

Nisa yang melihat Saski pergi dari meja kantin, langsung berlari untuk manyusul Saski.

“SASKI!!”

“...”

“lo kenapa sih?”

“gapapa.”

“lo sakit perut?”

“enggak”

“lo pusing?”

“enggak!”

“lo kesel?”

“enggak!”

“lu gak punya idung?”

“enggak!”

“eh?? Serius sas lu gak punya idung??”

“eh, punya lah meskipun rada kecil dan sedikit pesek!”

“elu sih ditanyain jawabnya enggak mulu!”

“biarin, emang jawabannya enggak kok!”

“tapi, gue serius sas. Lo kenapa?”

“bukannya yang harus nanya itu gue ya? Lo itu kenapa? Dari tadi pagi cuma diem aja, gue dari tadi semeja sama lu berasa gak lagi semeja sama lu tau nggak!”
Ucap Saski sambil berjalan lebih cepat dari Nisa

“gausah mengalihkan pembicaraan!”
Ucap Nisa yang menghentikan langkah Saski

“ada juga elo, yang mengalihkan pembicaraan!”
Ucap Saski sambil meninggalkan Nisa

Nisa berusaha menyamakan langkahnya dengan Saski dan berujar “oke! Gue emang lagi banyak fikiran! Gue jujur nih sas! Lo tuh gapernah jujur sama gue! Lo gak percaya kalo lo curhat sama gue? Hah?? Kalo lu kayak gini malah gue yang khawatir!”

“kok lo khawatir sih?”
Langkah Saski terhenti

“yaiyalah gue khawatir! gue ini temen lu sas! Susah banget ya sas kayaknya suruh cerita doang!”

“tapi, lu janji jangan bilang siapa-siapa!”

“iya gue janji!”

“gue—“

“iya? Lo kenapa?”

“gue—“

“gue kebelet pipis, sebentar!”

“sialan tuh anak! Bisaan aja bikin orang penasaran yak! Dasar! awas aja dia!”

Saski lari menuju toilet, dia sebenarnya tidak sedang berbohong ia benar ingin buang air kecil.

Galaksi Bima SaktiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang