Niat

2.8K 135 10
                                    

Pagi ini keadaan Thiago sangat parah. Mulut dan telinga penuh dengan luka bekas streples. Semalam Andy dan Luke membabi buta men-streples mulut dan telinganya.

"Jangan harap aku akan takut kepada kalian. Aku akan membongkar semuanya pada Rose. Cepat atau lambat, Rose harus tau kalau Luke lah yang sudah membunuh Alex tanpa alasan." Batin Thiago.

Thiago memang dikenal sebagai anak yang tidak takut akan apapun.
Aku hanya takut dengan Tuhan ku.
Begitu prinsipnya. Good boy, Thiago!

***

"Aku berangkat sekolah dulu! Ash, aku duluan ya. Kau di jemput Luke kan?" Tanya Rose dimeja makan sebelum ia berangkat sekolah.

"Aku sekarang libur, Rose."

"Fuck! Enak banget. Kenapa sekolah ku tidak libur juga?"

Ash hanya terkekeh melihat celotehan kembarannya ini.

Rose pun beranjak dari tempat duduknya di meja makan dan berangkat sekolah sendirian.

Ia mengendarai mobilnya sendiri. Namun pada saat ia mengendarai mobilnya, ia merasa ada yang mengikutinya. Ia melihat di kaca spion kanan mobilnya, terlihat mobil berwarna hitam sedang anteng terus berada di belakang mobilnya. Rose sedikit ketakutan dan gemetar. Ia segera meraih telepon genggam nya dan mencari nomor Andy. Ketemu!

"Hallo An. Where are you?" Tanya Rose dengan mulut yang gemetar pula.

"Aku sedang duduk santai, Rose. Kau kenapa? Kenapa kau gemetar seperti itu?" Tanya Andy panik.

"Aku sedang mengemudi dan seseorang mengikuti ku dari belakang. Aku takut. Apa kau bis--" Telepon tiba-tiba mati dan Rose mulai menangis ketakutan.

Mobil yang sedari tadi mengikutinya dari belakang kini mulai lebih mendekat lagi. Sesekali mobil dibelakangnya mencoba untuk menyalip mobil Rose tapi tidak pernah berhasil. Seperti dikejar setan, Rose mempercepat laju mobilnya. Tapi tetap saja, mobil dibelakangnya lebih cepat dari mobil Rose dan berhasil menjegat mobilnya. Rose yang ketakutan setengah mati memilih untuk menunduk dibawah setir mobil dan enggan melihat wajah si penguntit itu.

Orang itu turun dari mobilnya dan mulai mendekati mobil Rose. Rose yang semakin ketakutan berusaha menghubungi Andy tetapi tidak bisa.

Dasar brengsek!

TOK! TOK! TOK!

Orang itu mengetok jendela mobil Rose pelan. Rose makin menundukan kepalanya.

"Aku aman didalam mobil. Semua pintu terkunci dan aku aman disini."

TOK! TOK! TOK!

Orang itu masih terus mengetok jendela mobil Rose dan kini semakin kencang.

"Aku aman didalam mobil. Semua pintu terkunci dan aku aman disini."

TOK! TOK! TOK!

"Roosseee!!! Cepat buka jendelanya . Ini aku Andy!" Andy menggedor-gedor jendela mobil Rose.

Rose mengangkat kepalanya dan betapa terkejutnya ia karena memang Andy lah yang ada di luar mobilnya. Rose segera membuka pintu mobilnya dan langsung memeluk Andy erat.

"I'm so scared, An." Rose pun menangis.

"Wo wo wo.. hey Rose don't cry please. Aku yang sedaritadi mengikutimu. Kau jangan takut ya." Andy mengelus punggung Rose lembut berusaha menenangkan wanitanya itu.

"Hah? Andyyyy kenapa kau tega sekali? Kau tau, aku hampir mati karena ketakutan." Rose melepaskan pelukannya.

"Forgive me, honey. I promise I never do that again. Never in a million years." Ucap Andy sambil memegang kedua pipi Rose.

Psycho or Cannibal?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang