~ Tidak ada kata "tidak mungkin" dalam kamusmu ~
- Ai Haibara-***
Sore hari di Kota Venesia terlihat indah. Kali ini dengan latar Piazza San Marco di bawah langit senja yang kemerahan. Burung-burung yang menghiasi angkasa menambah daya tarik para pelancong yang berlalu lalang. Dan disanalah,di bawah salah satu tiang lampu di halaman Piazza Cola Ricci berada. Dengan garis wajah dingin,bibir tipis yang datar dan sorotan mata yang menusuk. Sama sekali tak ada senyum dan sinar menarik yang dipubiknya saat dihadapan junior terhormat yang tengah ditunggunya.
Cola seakan tak peduli dengan sekitarnya. Ponsel ditangannya terhubung dengan headphone yang bertengger dikepalanya. Lagu klasik karya Beethoven bersenandung indah ditelinganya. Kini matanya terpejam,berfokus untuk menikmati lantunan instrumental yang syahdu.
" Ehem," seseorang berdehem di belakangnya. Pemuda rupawan itu berbalik,masih dengan tampang bekunya. Namun saat ia mendapati gadis dihadapannya,senyum langsung terukir dibibirnya dan merubah tempat headphonenya ke leher. Gadis dihadapannya sangat menawan,jelas akan menghipnotis para lawan jenis yang melihatnya. Untuk pakaian musim semi,warna pakaian yang dikenakan Arianna itu termasuk sangat bukan musim semi. Sweeter rajut kelabu,rok gaya gotik dan sepatu serta kaos kaki yang senada dengan warna sweeternya. Rambut pirang sepunggung itu dibiarkan tergerai indah tanpa hiasan apapun.
"Ciao (halo)," sapa Cola sambil menarik Arianna supaya lebih dekat padanya. Raut wajah bertanya terpampang jelas di wajah gadis 16 tahun itu. " Aku tak akan membiarkan mata para pria disini menikmati gadis yang sedang kukencani," ucap Cola sebagai penjelasan. Dengan ekspresi risih,Arianna membiarkan seniornya itu bertingkah.
Setelah memastikan tak ada lagi yang melirik untuk memanjakan diri dengan seorang gadis dengan segala macam anugerah yang Tuhan limpahkan,Arianna melepaskan diri dari rengkuhan Cola.
" Apa maumu?" Tanya Arianna.
" Wow,kau begitu to the point," timpal Cola dengan senyum jahil yang menyebalkan.
Arianna mulai merasa muak dengan ini. Ia berpikir telah menyia-nyiakan waktu berharganya untuk seorang yang tak waras. " Aku pergi !" Ucap Arianna sambil berbalik.Cola segera menghadangnya,menghalangi supaya apa yang telah disusunya tetap berjalan sesuai rencana," Wey-wey,bersabarlah girl. Baik akan kukatakan sekarang," ia menarik napas,lanjutnya," Berkencanlah denganku !"
Arianna tak bereaksi,tetap memandang wajah tegang school star sekolahnya. Masih menunggu rangkaian kata tak bermakna yang akan keluar dari mulut pemuda tampan yang mempunyai antrian penggemar itu.
" Kau menolakku?"
" Apa hanya itu yang mau kau sampaikan?" Arianna balik bertanya. Ia menawan tawa karena baru menyadari sikap konyol yang dilakukan Cola.
" Si,dan jawablah !" Perintah Cola mulai tak sabaran. Keringat dingin mulai meluncur turun dipelipisnya. Khawatir akan jawaban yang tak sesuai dengan perkiraannya.
Sementara Arianna mulai sibuk tertawa setelah mendapat konfirmasi tak berbobot dari Cola. Karena hanya mendapat respon berupa tawa Cola mulai berbicara lagi," Jawablah atau aku akan ....."
" Akan apa? Berlutut dengan cincin berlian seperti masa kuno para bangsawan? Atau berteriak seperti orang gila?" Potong Arianna dengan senyum mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amore Non Corrisposto
Teen FictionKisah tentang gadis Venesia penuh berkah bernama Arianna Costa yang terjerat dalam jalinan asmara dengan seniornya. Alur rumit mengenai sebuah rasa abnormal. Dan adanya seorang sahabat yang menentang. Manakah yang akan menjadi pilihan Arianna ? Rasa...