3

133 59 14
                                    

~ Setiap hal besar selalu di awali dengan satu langkah ~
- Syafir -

***

"Oh it's nice. Thanks,Kev," seru Arianna di tengah lalu lalang orang di Carnival of Venice.

Berdua remaja itu berjalan beriringan sambil melihat lihat segala macam yang ada di acara tahunan kota klasik itu. Dan dengan modal kamera Canonnya,Arianna menjebret banyak obyek. Termasuk latar dari karnival tersebut Gereja San Giorgio Maggio. Walau dari kejauhan tapi gereja itu menambah nilai plus tampilan visual Carnival of Venice.

"Kau mau naik gondola ?" Tanya Kevin

"Boleh."

Lalu Kevin menarik tangan sahabatnya itu dan membawanya menyewa satu gondola untuk mengitari perairan di sekitar karnival. Gondola mulai bergerak dengan lambat,para pendayung menyanyikan lagu klasik yang indah. Menggema dan mengalir pada telinga-telinga yang mendengar.

Dengan senyum yang menhiasai bibir Arianna,ia masih sibuk membidik banyak obyek. Sementara Kevin hanya memperhatikan sambil tersenyum simpul. Arianna berhenti menjepret dan mulai melihat hasil foto yang di ambilnya.

Satu persatu hasil itu membuat senyun Arianna bertambah. Dan pada akhirnya berhenti pada satu foto. Dimana seorang gadis berambut pirang tengah dalam rengkuhan seorang pemuda di sebuah gondola yang berlayar. Ya,itu adalah foto pertama dan terakhir Arianna dan Cola Ricci. Foto itu membuat Arianna terpaku.

Satu menit .....

Dua menit .....

Tiga puluh detik

Arianna mengalihkan pandangan. Kevin melirik foto di kamera Arianna,lalu menghela napas. Ia mengambil kamera tersebut dan membawa Arianna ke pelukannya.

Hening.

"Tidakkah kau mau menceritakan padaku ?" Arianna tidak merespon,ia hanya semakin erat memeluk Kevin. "Baiklah. Aku menger ....."

"Aku tak pernah menyangka akan menjadi serapuh ini hanya karena dia."

Dan kalimat Arianna terus keluar dengan kedataran yang khas. Dan masih dalam pelukan Kevin.

***

Arianna P.O.V

Aku masih sama seperti sebelumnya. Dingin. Bahkan pada orang yang telah menjadi "kekasihku?". Yeah,pasti orang mengira aku jahat karena tanpa rasa apapun tapi menerima Cola untuk berkencan dengannya.

Jujur saja,aku terpukau dengan video yang dijadikannya hadiah untuk ulang tahunku waktu itu. Jadi itu alasanku menerimanya. Karena orang tuaku. Atau karena aku kasihan ? Kupikir ada beberapa persen rasa kasihan. Kau sempat protes,Kev ! Ingat ? Seharusnya aku mengikuti omelanmu saat itu.

"Ciao," aku berbalik dan mendapati Ricci ,,,eh maksudku Cola dengan style coolnya. Lalu kami berjalan tanpa berkata apapun. Ia menggandeng tanganku dan aku hanya menggeleng pelan.

Cola memang sering mengajakku keluar. Walau baru 2 hari "hubungan terpaksa" itu kami jalani tapi begitulah dia,selalu mencari alasan untuk mengajakku keluar.

Amore Non CorrispostoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang