~ Titik akhir bukan jaminan sebagai yang terbaik ~
- Syafir -***
AUTHOR P.O.V
"Selamat siang para penumpang Swiss International Air Lines. Lima belas menit lagi penerbangan akan mendarat di Bandar Udara Internasional Cointrin. Harap kenakan seat belt anda demi kenyamanan dan keselamatan. Terimakasih."
Pengumuman yang terdengar membangunkan hampir semua penumpang Swiss International Air Lines, termasuk Arianna. Matanya mengerjap pelan. Ia sadar bahwa ia sedang bersandar pada seseorang yang juga bersandar ke kepalanya. Ia tersenyum tipis. Matanya melirik tangan yang tengah dipeluknya.
'Kau memanfaatkan kesempatan dengan baik,Kev," gumam Arianna sambil terkikik pelan. Arianna lebih memeluk tangan yang di sampingnya.
"Tunggu ! Kevin ? Tapi aku tidak bersebelahan dengan Kevin !" Arianna melirik dan napasnya langsung tercekat. "Ya Tuhan ! Cola ?"
Arianna yang masih dalam terkejut nya belum bisa menstabilkan otak briliantnya. Gadis itu menarik napas dan menghembuskan nya beberapa kali. Berusaha mengumpulkan keberanian untuk membangunkan senior pujaannya itu.
Pertama,ia melepaskan tangan yang tengah dipeluknya. Perlahan tapi pasti dengan kepala yang masih bersandar dan disandari. "Yes,berhasil," batin Arianna dalam hati. Kedua,sekarang ia harus membangunkan Cola. Ia masih ragu,lalu memejamkan matanya sebentar,"Hanya membangunkannya,Arian. Tidak lebih."
"Cola !" Panggil Arianna lirih. Cola tidak bergeming.
"Cola,bangunlah !" Tetap tidak ada respon.
Terpaksa Arianna menepuk Cola pelan. Sekali,tetap diam. Kedua,sama saja. Ketiga,,,"Hm ?" Jawab si kapten basket dengan gumaman.
"Bangunlah ! Kita harus memakai seat belt," beritahu Arianna.
Cola menghela napas panjang sekali,"Apakah sudah akan landing?"
"Hm."
Cola membuka mata namun kepalanya masih belum terangkat. Mungkin ia berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih berkelana di alam mimpi. Lalu ia menegakkan tubuhnya dan memakai self belt. Arianna juga melakukan hal serupa. Namun sebenarnya jantung gadis itu tengah berdetak abnormal. Serta pikirannya kembali kalang kabut. Dan semua itu hanya karena seorang Cola Ricci.
***
"Kau baik ?" Suara Kevin terdengar diseberang sambungan.
"Sto benissimo," jawab Arianna yang sedang rebahan di tempat tidur kamarnya ,di hotel bintang lima di Jenewa. Yeah,lebih tepatnya bukan kamarnya melainkan kamar mereka. Kalian masih ingat mengenai pembagian kamar,kan?
Cola tengah tidur di kasurnya. Tempat tidur yang ada di sebelah tempat tidur Arianna. Ia melirik singkat pada most wanted sekolahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amore Non Corrisposto
Teen FictionKisah tentang gadis Venesia penuh berkah bernama Arianna Costa yang terjerat dalam jalinan asmara dengan seniornya. Alur rumit mengenai sebuah rasa abnormal. Dan adanya seorang sahabat yang menentang. Manakah yang akan menjadi pilihan Arianna ? Rasa...