Amore Non Corrisposto

9

~ Menjadi yang pertama dengan setitik dusta akan tersingkir oleh pengantri selanjutnya dengan setitik kejujuran walau disembunyikan. ~
- Syafir -

***

Musim gugur sudah terasa begitu dingin. Dan yang dibutuhkan adalah kehangatan seperti Arianna. Ia tengah menikmati secangkir coklat panas di ruang keluarga. Dan yang langka, kedua orang tuanya juga di ruangan yang sama walau sambil mengerjakan pekerjaan mereka.

"Why he didn't come here, Sweety ?" suara mamanya memenuhi ruang keluarga.

Arianna bingung dengan pertanyaan mamanya itu, "Who is he ?"

"Of course your best friend," wanita karir itu menjawab.

"Ah, you're talking about Kevin, right ?"

"Sure."

Arianna memang tidak bercerita mengenai pertengkarannya dengan Kevin saat di Swiss. Dan pasca itu, Kevin benar-benar menghindarinya, seakan ia adalah korban dari sebuah wabah penyakit menular yang tidak ada obatnya.

Jake Costa sang daddy merasa ada sesuatu yang tidak beres, "Why, Arian ? Are you fine with him ?"

"I'm so sorry Mom,Dad," ucapnya lalu menghela napas, "I'll tell you about Kevin. I will. But not now."

Kedua orang tuanya saling pandang lalu tersenyum tipis.

"Okey, Sweety. " lanjut Lilyan Costa, "But now, you look so ,,,,, so what, Honey ?" Tanya wanita itu pada suaminya.

Jake berdehem sekali, "So special. Right ?" Lilyan mengangguk singkat.

Arianna tersenyum, "Thank you. And I have to go now !"

"Someone's waiting ?" Lilyan bertanya.

"Right !"

"May be the boy ? Yours ?" Jake memancing.

"Emmm yeah."

"Ricci ? Colla Ricci, right ?"

"You know him ?" Arianna menghela napas, "Yes, of course. The gift. Okey, I'm late. Bye Mom, Dad !"

"She's falling in love," ucap Lilyan dengan geli.

***

Arianna sedikit berlari menuju Cola yang sudah menunggunya di depan St. Mark Basilica.

"Sorry, I'm late, " ucap Arianna setelah berdiri tepat di depan si kapten basket sekolahnya.