Banyak yang request untuk dibuatin epilog dari cerita ini. Awalnya author bingung mau buat epilog kek gimana, dan berakhirlah seperti ini wkwk😂
Happy Reading~
•
•
•Gangnam, Seoul, South Korea.
-
Disinilah Soojun sekarang, disebuah apartement mewah di kawasan Gangnam. Setelah semua pekerjaannya selesai, ia memilih untuk berjemur dibalkon kamar terlebih lagi sinar matahari sore sedang hangat-hangatnya. Kebetulan butik mewah miliknya telah diawasi oleh orang kepercayaannya. Jadi ia bisa beristirahat sejenak selama satu hari.
Terlintas kembali masa-masa dimana saat ia menginjak bangku sekolah menengah atas, jika diingat-ingat sudah enam tahun berlalu. Dan kini, umurnya sudah dua puluh empat tahun. Umur yang sudah cukup matang untuk memiliki seorang anak. Namun, jika mengingat hal itu ia malah tertawa.
Seharusnya diumur seperti inilah ia memiliki seorang anak, namun karena suaminya yang terlalu nafsuan(?) Apa boleh buat, ia hamil diumur muda. Yang terpenting saat itu, mereka sudah terikat oleh pernikahan.
Awalnya Soojun sedikit malu karena hamil diumur muda sambil berkuliah, sedangkan teman-temannya yang lain masih bisa menikmati masa mudanya sambil berkuliah. Namun, karena dukungan dari orang tua, teman, dan juga pastinya sang suami. Ia mampu melewati semuanya.
Kim Hoshi, pria itu. Soojun benar-benar merindukannya. Ia masih ingat saat dimana Hoshi selalu membantunya tanpa mengenal waktu, terlebih lagi saat kehamilan Soojun. Hoshi selalu menuntunnya dan memberinya semangat. Sungguh, Soojun salut dengan pria itu. Walaupun saat itu usia mereka masih terbilang muda, namun Hoshi mampu menjadi calon appa yang baik.
Dan kini, empat tahun sudah Hoshi tak berada disampingnya karena pekerjaan yang menuntut. Hoshi harus meninggalkan Soojun dan anaknya terlebih lagi saat itu anak mereka baru berusia sepuluh bulan. Dan ia berjanji akan balik empat tahun kemudian.
Tahun ini adalah tahun keempat sejak kepergiannya, namun pria itu tak kunjung menampakan batang hidungnya.
Merekapun telah putus kontak sejak awal, karena pekerjaan Hoshi membutuhkan keseriusan yang maksimal. Terkadang Hoshi hanya bisa mengirimi sebuah pesan singkat karena saking sibuknya.
"Eodi? Nan beogoshipeoyo" gumam Soojun, tanpa sadar ia meneteskan air matanya. Ia membiarkan air mata itu mengucur deras diatas pipinya. Hal ini sangat lumrah jika ia tengah merindukan suaminya itu.
Ting Tong! Ting Tong!
Suara bel apartement membuatnya tersentak kaget. Buru-buru ia menghapus air matanya dan segera berlari kecil kearah pintu.
Ceklek!
"Eommaaaa" lengkingan suara anak kecil yang selalu menghiasi hari menyambutnya saat Soojun membukakan pintu.
Soojun melempar tatapan tak percaya pada anaknya. Kenapa? Karena seharusnya anaknya pulang dari kursus membaca sejam lagi. Tapi kenapa anaknya bisa berada disini sendirian? Siapa yang mengantarnya? Dan kenapa ia pulang cepat?
"Mwoya Jaehanie... kenapa kau pulang secepat ini? Siapa yang mengantarkanmu?" Soojun berjongkok agar tinggi mereka setara.
"Eomma! Kenapa eomma tak mengangkat telpon, tadi Jaehan menelpon eomma karena hari ini tempat les Jaehan pulang cepat" Kim Jaehan, anak laki-laki itu mempoutkan bibirnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You [Hoshi FF] Completed✔️
Fiksi PenggemarDunia ini memang sempit-Soojun Aku bahkan baru menyadarinya- Hoshi Lihatlah, kita berakhir seperti ini! Hidup dan matiku hanya kau! Ya kau!- Hoshi&Soojun Work by Junita Paramita- 151208