Coincidence

76 12 0
                                    

Sarah POV

Matahari perlahan mulai menampakkan sinar terhangatnya ke kota berjuta impian ini, Paris. Entah mengapa, aku tak berhenti berdecak kagum dengan keindahan kota ini. Mulai dari burung-burung yang terbang indah dan berhenti ke suatu titik untuk meminta makanan, sampai masyarakat disini. Ramah, dan sangat kusukai.

Aku baru saja ingin membasuh tubuhku, dan pada saat itu juga Aku dikajutkan dengan isi koper yang Aku bawa dari Indonesia.

"Loh, apa-apaan ini? Kenapa isi koper gue punya cowok semua sih?" kataku sembari mengobrak-abrik isi koper tersebut. Aku bisa melihat baju-baju kemeja, celana jeans hitam, dan bahkan parfum-parfum yang sangat menyengat baunya. Agar tidak melihat sesuatu yang 'aneh', aku pun segera menutup koper tersebut. Sekilas aku dapat melihat sebuah agenda, dan tanpa basa-basi lagi aku membuka agenda itu, berharap ada nomor telepon cowok pemilik koper ini.

Dan benar saja, aku mendapatkannya. Segera ku ambil ponsel dan mulai memencet nomor teleponnya. Beruntungnya, orang yang mendapati koperku adalah orang Indonesia.

"Halo?" terdengar suara yang berat dari seberang sana.

"Halo? Apa ini cowok yang namanya......" aku sibuk mencari-cari namanya, sampai akhirnya mataku tertuju ke salah satu tulisan bertinta merah, disana tertulis, Sammy. Oh Sammy..

Tunggu? Sammy? Sepertinya nama itu tak asing ditelingaku. Aku mencoba untuk mengingat-ngingat tentang nama itu, tetapi tetap saja, aku tak dapat mengingatnya lagi. Suara serak cowok itu membuyarkan semuanya.

"Halo? Apa masih ada orang?"

"I-iya.. apa ini bener cowok yang namanya Sammy?" ucapku dengan gugup. Takut nantinya malah salah orang.

"Iya, ada apa ya?"

"Kayaknya koper kita ketuker deh, coba lo periksa dulu. Soalnya koper gue juga warnanya sama, warna merah." Jelasku.

"Oh jadi lo yang punya koper ini, makanya tadi gue heran kenapa isi koper gue hal-hal yang sedikit menjijikan." Seketika dahiku mengkerut. Apa yang telah dia lihat? Jangan bilang dia melihat semua privasiku.

"Lo liat apa semua? Jangan liat yang macem-macem dong!!"

"Nggak kok, gue bercanda. Gue cuma lihat baju warna pink dan tas biru, ya gue kira pasti ini punya seorang cewek." Jelasnya membuatku dapat sedikit bernafas dengan lega.

Untung saja koperku jatuh ditangan orang yang bertanggung jawab dan sama-sama orang Indonesia. Kalau tidak, mungkin barang-barang berhargaku akan di hisap habis semuanya. Dan mungkin juga aku tidak bisa kembali lagi ke Indonesia.

Sammy POV

Aku menerima telepon dari seorang cewek pemilik koper berwarna senada dengan koper yang aku bawa. Ternyata koper merah ini adalah milik cewek itu, dia juga salah satu dari warga negara Inonesia dan aku harus memastikan jika dia tidak melakukan hal-hal yang aneh terhadap koperku, terutama agenda yang aku selipkan.

Di agenda itu banyak hal-hal yang menurutku cukup privasi untuk diketahui orang-orang. Jadi, aku menjaga bahkan membawanya kemana-mana, agar tetap aman terkendali. Aku tidak akan membiarkan orang lain menyentuh atau pun memeriksa agenda-agendaku. Dan saat pertama mendengar suara gadis itu, aku seperti bisa menebak suaranya, dia seperti seseorang menyebalkan yang aku temui kemarin di Bandara Soekarna-Hatta, Jakarta. Ah, tidak mungkin. Bagaimana bisa koper kami tertukar begitu saja? tapi, tidak menutup kemungkinan bahwa orang yang membawa koperku bukanlah gadis itu. Setelah sekian banyak orang yang datang mengunjungi kota ini, aku percaya pasti bukan dia.

"Jadi, lo pasti tinggal di apatemen kan? Dan apartemen lo dimana? Supaya gue langsung kesana dan ngasih koper lo." Aku segera bersiap-siap untuk mengembalikkan koper ini.

Love Is More PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang