"Ddrrttt.. Ddrrtt.. Ddrtt..."
Sarah sedang mengeringkan rambutnya, dan saat melihat tanda pesan masuk di ponselnya, ia langsung menghentikkan aktifitas tersebut dan membuka pesan itu.
Regan: Good morning Ara. Udah sarapan belom? Mau gue buatin nasi goreng nggak? xD
Sarah mendengus ketika melihat sms dari Regan. Ia berfikir Regan pasti sedang membuatnya iri karena tak bisa merasakan masakan yang dibuatnya. Cowok itu memang sangat pandai memasak, sangat berbanding terbalik dengan Sarah. Bahkan, ia memiliki resep tersendiri dalam pembuatan nasi goreng spesial. Dan rasanya sungguh tak bisa di deskripsikan lewat kata-kata. Selain nikmat, masakannya juga bisa meninggalkan jejak di lidah orang-orang yang merasakannya.
Sarah: sialan lo ya. Kalo gue udah balik, gue nggak mau makan masakan lo lagi.
Sent.
Sarah tersenyum tipis saat mengirimkan pesan balasannya. Dan hanya selang beberapa detik, ponselnya kembali bergetar.
Regan: Maaf deh. Lo sarapan aja sana gih, entar maag lo kambuh lagi. Kalo lo sakit kan ujung-ujungnya gue juga yang susah. Gue bakalan nggak bisa tidur,makan,dan keluar kamar, kalo tau lo kenapa-kenapa.
Sarah: Sumpah, jijik gue. Gue mimpi apa sih semalem? Sampe dapet sms dari lo yang isinya nggak guna semuanya.
Regan: Lo pasti mimpiin gue. Tenang aja Ra, gue nggak bakal berpaling dari pikiran lo. Lo bagaikan madu dan gue kupu-kupunya, walaupun lo udah jauh gue bakal tetap ngikutin lo.
Sarah: Hm. Terserah lo aja deh. Lo emang raja diatas rajanya raja gombal berkualitas dibawah rendahan.
Regan: Sahabat macam apa lo. Jahat :'(
Sarah: Alay lu. gue nggak punya sahabat yang alay. blee :p
Regan: Sakit hati gue, Ra.
Sarah kembali tersenyum tipis saat melihat balasan dari Regan. Dia akui, Regan memang cowok tampan yang suka menggombal. Tetapi, dia selalu heran mengapa Regan tak pernah mau mengait satu cewek pun di kampusnya. Padahal sejak awal dia masuk, banyak cewek-cewek yang mengincarnya dan memuji-muji dirinya. Bahkan, sampai ada yang memberi surat, kado, coklat, dan hadiah romantis lainnya.
Hari ini Sarah berencana untuk pergi ke makam mamanya yang terletak sedikit jauh dari apartemen. Sehingga dia harus pergi dengan menggunakan taksi. Diperjalanan, Sarah sibuk mengotak-atik ponselnya dan sesekali membuka aplikasi LINE lalu melihat obrolan-obrolan teman-temannya di dalam suatu grup tertutup. Meskipun banyak percakapan yang tidak jelas, tetapi hal itu berhasil membuat Sarah tertawa dan bisa meredamkan rasa bosannya di taksi.
Akhrinya, Sarah telah sampai di salah satu tempat pemakaman umum yang bernama Père Lachaise. Salah satu, TPU terbesar di kota Paris dengan luas 44 hektar. Sarah perlahan melangkahkan kakinya ke sebuah kuburan dimana Mamanya di makamkan. Matanya terpaku ke salah satu nisan berwarna hitam dengan sebuah bunga mawar putih tua dan usang diatasnya. Yang dimana, mawar itu adalah mawar pemberian Papanya saat berkunjung ke Prancis tahun lalu.
"Halo, Mah. Sarah balik lagi, buat ngunjungin mamah. Mama apa kabar sekarang? Pasti baik-baik aja dong." Sarah meletakkan tangannya diatas nisan yang bertuliskan nama Christina Reivardo P, yang wafat 2 tahun lalu.
"Mama pasti ngeliat aku dari atas sana. Maaf ya, mah. Aku bandel banget, belum bisa buat mama seneng saat mama masih ada disamping aku. Kalo mama disini, pasti aku udah di omelin habis-habisan deh. Tapi, karna mama tiap hari omelin aku mulu, aku jadi rindu dengan omelan-omelan mama. Rindu saat mama nasehatin aku, rindu saat mamah nge-support aku, rindu waktu mama berusaha kuatin aku saat aku putus sama cowok. Aku rindu semuanya tentang mama." Sarah kembali melanjutkan kata-katanya diikuti dengan air mata yang tak diminta datang membasahi pipinya. Bagaimana mungkin, orang yang selalu menjadi pundak sandaran perasaannya pergi meninggalkan dirinya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is More Pain
Teen FictionBiarkan rasa ini mengakhiri semuanya. Rasa yang sementara tertancap di relung hatiku. Biarkan ia mengalir seperti layaknya air, begitu tenang. Sampai suatu saat kau akan tahu, aku disini mencoba bertahan namun di sia-siakan.