chapter 4

594 14 3
                                    

Lagi-lagi aku berpikir aku sedang jatuh cinta, itu tidak mungkin aku yakin aku cuma senang karena ada orang yang memuji permainanku.

Sudah lama sekali aku tidak bermain piano, dulu aku sering bermain berdua dengannya dan dia sangat hebat, dia seorang violin yang cantik dan anggun rambutnya yang berwarna pirang juga sangat indah, apa dia sudah kembali?.

Aku masih berjalan pulang, kurasa Kheisa akan marah karena aku terlambat pulang. Mempunyai adik yang sangat manja benar-benar merepotkan.

Setelah sampai di depan rumah, aku masuk perlahan-lahan karena aku akan mati kalau Kheisya tau aku sudah pulang.

Sepertinya dia tidak ada di rumah dan ibu sedang keluar, lebih baik aku segera ke atas daripada aku ketauan. Saat aku membuka pintu kamarku, aku melihat seorang gadis berbicara dengan Kheisya, rambut pirangnya kelihatan tidak asing jangan-jangan dia.

" Kenapa kakak lama pulangnya? Aku bosan menunggu kakak, oh iya dia sudah kembali dari inggris"

" Hai Kevin, kamu masih ingat aku?"

" Bagaimana aku bisa melupakanmu, aku juga masih ingat namamu"

" Benarkah? Coba sebutkan namaku"

" Alice Middletown, pianis terhebat yang pernah aku temui"

" Ternyata kamu masih pintar memuji"

" Bagaimana dengan kompetisinya? Apa kau menang?"

" Tentu saja aku menang, karena ada kalian berdua yang sudah mendukungku"

" Yaa terserah, apa kau akan masuk sekolah?"

" Ya, aku akan masuk sma yang sama denganmu"

" Kapan kau akan masuk?"

" Mungkin besok, oh iya aku membawa hadiah untuk kalian berdua"

Alice mengambil dua buah kotak yang ada di sebelahnya dan memberikannya kepada kami.

Setelah aku buka, hadiah yang aku dapat adalah sebuah gantungan kunci yang berbentuk piano.

" Piano? Kenapa harus piano?"

" Aku ingin kamu kembali ke dunia musik, sudah 4 tahun kamu tidak bermain piano"

" Sudah aku bilang, aku tidak akan bermain piano lagi"

" Tapi kenapa? Apa kamu tidak ingat permintaan ayahmu?"

" Aku masih ingat, tapi aku juga takut untuk bermain lagi, kalian kan tau apa yang terjadi saat terakhir kali aku bermain"

" Pikirkanlah bagaimana perasaan ibu dan adikmu saat mereka melihat kamu kembali bermain piano, mereka akan senang sekali"

" Alice benar kak, aku ingin melihat kakak bermain lagi dan ibu juga setuju kalau kakak bermain lagi"

Aku berpikir sejenak, haruskah aku bermain lagi atau tidak. Tiba-tiba aku ingat kalau tadi ada seseorang yang memuji permainanku, mungkin aku masih punya kesempatan

" Baiklah aku mau, tapi aku ingin memulai dari bawah lagi"

" Nah begitu baru kakaku"

Kami bertiga terus mengobrol sampai kami tidak sadar kalau sudah malam, Alice bilang dia harus pulang jadi dia pamit dan meninggalkan sebuah poster.

Poster itu bertuliskan kompetisi piano yang akan di adakan minggu depan, setelah membaca poster itu aku segera turun dan membuka sebuah pintu, di dalan pintu itu terdapat sebuah piano yang tertutupi debu.

Apakah ini Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang