Kembalinya kembaran menyebalkan

38.3K 1.4K 132
                                    

Hallo readers, lagi mood buat sequel ni :3 heheh aku mau bikin sequel spesial Kelvin. Belom pernah kan aku bikin ttg kelvin heheh :)

Now, check this out! :p

Alur waktu saat Kelvin umurnya 15 tahun ya! Sequel ini setelah peristiwa kecelakaan Melvin di tabrak oleh dua truk itu loh. Ada yang belom baca? Klo blm silahkan baca dlu sequel di mine dgn judul "Spesial Melvin, kasih syg Papa" ^^ ini bakal jadi sequel yang panjuaaaang. Moga gak bosen.

Happy reading^^

****

Kelvin's POV

Aku terdiam sambil memandangi Deira yang sedang memegang tangan Melvin. Dia terus saja menangis semenjak peristiwa naas itu. Satu minggu lalu, Melvin, kembaranku mengalami kecelakaan tragis di karenakan oleh dendam salah satu partner bisnis Papa.

Papa sangat marah saat itu. Ia langsung bertindak mencari tahu dalangnya dan tidak sampai dua hari, dalang dari rencana pembunuhan Melvin itu di tangkap oleh polisi. Papa juga tidak tanggung-tanggung menghancurkan semua bisnis orang jahat itu.

Sedangkan Mama, keadaannya sama seperti Papa dan Deira. Batin mereka seperti hancur melihat Melvin terbaring lemah seperti ini. Mama terus saja menangis dan berdoa, sedangkan Papa sering menciumi dahi Melvin dengan sayang. Aku tidak pernah melihat Papa se-sedih ini sebelumnya. Apalagi Papa berjanji jika Melvin sudah sadar nanti, Papa akan melupakan ingatannya tentang kecelakaan itu agar Melvin tidak mengalami trauma akut. Kami semua setuju untuk menjaga rahasia ini.

Kalau ingin jujur, aku juga sedih. Ya, sedih sekali. Hatiku sakit saat melihat kembaranku terbaring tak berdaya di atas tempat tidur ini. Terkadang, air mataku juga turun menetes saat melihatnya. Pasti sakit sekali tubuh Melvin di hantam truk besar itu, apalagi sampai dua kali berturut-turut. Jika dia hanya manusia biasa, aku yakin Melvin tidak akan bertahan lama. Aku juga tak henti-hentinya berdoa agar Melvin cepat sadar dari koma-nya.

Kata dokter, peredaran darah Melvin berangsur stabil tetapi tulang-tulangnya masih belum pulih. Ya, tulang punggungnya retak dan kedua kakinya patah. Aku tidak tahu bagaimana nanti jadinya, aku hanya berharap Melvin baik-baik saja.

"Kelvin, kamu mandi dulu nak. Mama bawakan baju ganti buat kamu." ujar Mama setelah masuk keruangan tempat Melvin di rawat. Beliau membawa tas besar berisikan baju ganti untukku dan Deira. Mama juga datang bersama Papa. Wajah Papa terlihat sangat lelah dan stres.

"Baik Ma." Aku pun mengambil setelan baju lengkap dari tas itu dan beranjak ke kamar mandi. Dari dalam, aku masih mendengar pembicaraan keluargaku di sana.

"Bagaimana keadaan Melvin? Apa ada perkembangan?"

Itu suara Papa. Sepertinya Papa bertanya dengan Deira.

"Tidak ada Pa. Bahkan jarinya saja tidak bergerak sama sekali. Hiksss.." Deira menangis lagi. Lalu setelah itu aku mendengar suara air mata Mama dan Papa menetes juga. Entah darimana kekuatanku ini bisa mendengar suara yang sangat kecil sekalipun, tetapi aku bersyukur mempunyai kekuatan itu. Karena itu juga, aku tahu bagaimana perasaan mereka sebenarnya dari detakan jantung yang tak pernah bohong.

Ya Tuhan, ku mohon selamatkanlah Melvin.

Deg!Deg!Deg!Deg!Deg!Deg!Deg!

Astaga! Bunyi detakan jantung siapa berdebar kencang seperti ini?

Aku tidak jadi mandi setelah mendengar suara degupan jantung kencang itu dan kembali memakai baju super besarku lalu keluar dari kamar mandi.

"Pa, Melvin akan sadar!" ucapku refleks. Suara detakan jantung Melvin terdengar sangat jelas di telingaku. Sebelumnya, ia berdetak sangat lemah.

One Shoot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang