"Minal aidin, maaf lahir batin Bu~~"
Regina mencium tangan beberapa tetangga yang kebetulan sedang melewati keluarganya setelah sholat Idul Fitri. Padahal dia tidak tahu siapa saja nama mereka karena sebenarnya, dia beserta Dyah dan Hendra, baru sampai di sini tadi malam.
Ya, Regina pulang ke kampung halaman sang Papa. Tidak sampai ke luar kota atau bahkan luar negeri, namun masih di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di kota Pagaralam, dimana kota ini terkenal dengan cuacanya yang super dingin.
Bahkan, Pagaralam sering disebut dengan Bandung-nya Sumatera Selatan karena dikenal sebagai daerah terdingin yang ada di Provinsi tersebut. Daerah ini juga memiliki gunung berapi yang masih aktif bernama Gunung Dempo. Namun yang membuat gunung ini berbeda dengan gunung berapi lainnya adalah daerah di sekitar gunung itu dikelilingi oleh hamparan kebun teh yang hijau nan luas, tidak seperti gunung berapi secara umumnya yang hanya memiliki pasir dan suasana gersang.
Regina sangat antusias setiap Mamanya mengajak untuk pulang kampung ke rumah kakek dan nenek, orang tua dari pihak Papa yang sudah lama tiada akibat kecelakaan mobil. Meskipun Papa tidak bersama dengan mereka lagi, namun hal itu tidak akan memutuskan jalinan komunikasi dengan kakek neneknya.
Tapi Regina beranggapan lebaran tahun ini terasa beda. Ia merasa begitu jauh dan sepi tanpa kehadiran pacarnya, Bayu. Bayu juga mudik ke Bandung, tempat kakeknya bermukim. Meskipun begitu, Regina dan Bayu sudah sama-sama berjanji untuk pulang ke Palembang saat lebaran ketiga.
Semoga itu memang benar-benar terjadi, karena Mamanya sering ngaret kalau di ajak pulang. Padahal kan Regina sudah tidak sabar menemui Bayu.
Ketika melepaskan mukena di dalam kamar, ponsel Regina berdering keras di atas kasur. Saat sholat Id tadi, dia tidak membawa ponsel.
Rupanya itu panggilan video. Nama kontak Bayu Adhikari dengan emoji love diujungnya pun terpampang di layar. Cepat-cepat Regina mengambil ponselnya itu dan menggeser ikon hijau untuk mengangkat panggilan.
"Hallo Assalamaualikum!" seru Regina semangat.
Wajah Bayu dilayar tampak kabur karena sinyal operator yang sedikit buruk. Namun lama-kelamaan, wajah tampan itu terlihat lebih jelas saat sinyalnya stabil.
"Waalaikumsalam Gin." Bayu tersenyum, "baru pulang sholat?"
"Iya kamu juga?"
"Gak sih, udah dari dua puluh menit yang lalu," jawab Bayu sedikit bete. Ia sudah menunggu Regina daritadi, tapi cewek itu baru mengangkat teleponnya sekarang.
"Wih kok baru nelpon aku?"
Bayu mendengus pelan, "coba kamu liat dulu berapa kali aku missed call."
"Beneran?!" Regina segera melihat notifikasi lewat toolbar dan ternyata Bayu sudah meneleponnya sebanyak delapan kali! Setelah itu, Regina mengembalikan panggilan video itu ke layar. "Daebak!" serunya kemudian sambil tertawa nyengir.
"Malah daebak." Bayu memutar bola matanya. Sejak awal pacaran, dia tahu kalau Regina adalah pecinta drama Korea. Jadi tidak sedikit arti bahasa Korea yang dia ketahui.
"Maaf-maaf Bay. Hehe. Soalnya tadi aku ketahan sama tetangga nenek. Nanyain banyak banget. Aku aja sampe bingung jawabnya. Dia nanya aku kelas berapa, udah punya pacar belum, terus —"
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Story
Short StorySekedar cerita One Shoot yang tamat dalam satu Part. Silahkan di baca dan tinggalkan jejak^^