[5]

1.9K 94 0
                                    

Carrent PoV'

"Carrenttttttt" teriak seseorang dari kejauhan. Sekarang gue lagi dikantin dengan segelas es jeruk. Gue cuma minum es itu dengan pandangan kosong. Sebenarnya gue itu gak suka Bully orang. Tapi, kalo ornag itu udah kebangetan sikapnya kegue, tinggal ikutin permainan gue aja. Seru kok. Seru banget.

"Carrenttttt lo budek ya?" teriak Olive yang sekarang disamping gue.

"Apaan si." jawab gue ingin tau dan tak ingin tau. Gimana jadinya? Audah, coba lu pikir.

"Lo tau gak si Ren, ada anak baruu, gantengg bangett masyaa allahhh, dia alim banget, pinter hmm gitu dehhh, dan lebih hebohnya lagi, katanya dia sebangku ama lo yaaaa??? Kok bisaa siiiii..." lihat, batapa antusiasnya si Olive ini. Bikin gur tambah bete, hari ini. Udah di kepoin orang gak jelas, dan Olive menganggap sebangku ama siii siapa namanya? Fina? Eh Fino itu menyenangkan. Apa banget si.

"Oh Fino." jawab gue singkat dan malas, selama pembicaraan itu pandangan gue kosong. Gue lebih suka pandangan kosong daripada mandangin yang gak jelas, contohnya? 'Mantan' hmm curhat.

Oke balik lagi.

"Kok lo tau namanyaa siiii Ren.. Ahhh guee mau kenalaannn" kata Olive dengan masih antusiasnya.

"Alay lo ah." kata gue dengan dibarengi pindah dari tempat itu, untuk mencari suasana yang lebih indah. Indah? Gak ada dalam kamus hidup gue yang namanya indah.

Sekarang gue berada dilorong sekolah, berjalan masih dengan tatapan kosong. Ditambah rambut gue yang berantakan parah dan juga baju gue yang gak karuan bentuknya.

"Carrent. Sini kamu!" kata seorang guru BP manggil gue. Jujur gue gak suka ngafalin nama nama guru disini. Tapi gue binggung guru guru disini hafal banget ama gue. Kampret.

"Apaan si bu! Ganggu aja!" kata gue.

"Kamu ini! Sudah berapa kali ibu bilang! Penampilan itu harus rapi! Pakaian harus rapi! Rambut juga, ngapain di warna warnain gitu! Mau jadi preman kamu?!....." cerosos guru itu tanpa berhenti.

"Stttt, brisik tau gak? Kalo gue kaya gini, salah gitu? Papa gue, om gue, Tanteee gue, omah gue, opah gue. Gak ada yang protes dengan kehidupan gue." kata gue dan pergi maninggalkan guru itu.

Gue terus berjalan dan merasa kalau guru itu tengah marah dan kesal, akhirnya gue berbalik badan sambil terus berjalan mundur. Dan bilang:

"Jangan marah mulu lo! Cepet tua! Oiya, udah tua. Jadi jangan marah mulu lo cepet mati" kata gue dengan senyum miring dan kemudian berbalik badan. Lali, malanjutkan perjalanan.

Gue malihat sekumpulan geng cabe didepan gue. Sumpah mereka alay banget dih, mana bedak pada dempul banget, dan gue yakin lipstick yang dipake itu dilapisin ampe 2000 kali. Tebel banggett broooo.. Dihh jiji banget gue.

Gue lewat depan mereka dan mereka sepertinya kelas 10? Pantes.

"Dih jablay." kata gue sambil lewat depan mereka.

"Jablay teriak jablay!" teriak seseorang yang sepertinya ketua geng itu.

Gue berbailik badan dan..

"Hah? Gue? Jablay? Kalo gue jablay, berarti lo diatas gue dong? Lo? LONTE" kata gue dengan penekanan dikata lonte.

Ketua geng itu mulai mendekati gue. Gue juga semakin mendekat dengan dia. Dia jalan dan blusss semua bedaknya terbawa angin.. Hmm betapa dempulnya dia.

"Lo nyari masalah ama kita?" tanya si ketua geng itu dengan senyum miringnya itu.

"Hah? Nyari masalah ama orang macam lo? Dih geli ya gue.. Siapa nama lo? Hmm.." kata gue sambil mencari name tagnya dia di bajunya itu. "Ohh Jesicca Keyla L. Hmm Lnya apa ya? Lonte kah?" sambung gue.

Dan dia semakin memanas sehingga..

"Bacot lo ya! Siapa si lo? Berani beraninya ama gue!" bentak si jesicca ke gue, yang hanya di balas oleh senyum gue.

Guepun mendekat kearah telinganya dan berkata "kalo iya? Kenapa?" tantang gue.

"Liat besok! Surat keluar lo dan urusan lo di BP bakalan ada!" kata dia dengan kesalnya.

"Lo kira gue takut?" tanya gue dengan membisikkan ketelinga si jesicca itu. Lalu pergi meninggalkan dia, dan sepertinya dia masih kesal? Haha.

Gue memutar badan lagi dan berkata. "Oh iya soal surat dikeluarin itu, kita liat besok siapa yang dapet dimeja duluan ya?! Dahh see your surat keluar. Mmmuach!" kata gue dan segera memutar badan untuk melanjutkan perjalan.

Ett cakep kaga, dempul iya. Modal jablay mau ngeluarin gue dari sekolah. Batin gue diiringi senyuman kemenangan.

Bad Girl And Angel BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang