[9]

1.8K 92 2
                                    

Saat itu semua tubuhku terasa begitu lemas, tak dapat mengucap apa apa selain 'mama' semua pandanganku hanya tertuju pada mama, dan tak ada yang lain.

Mataku terasa panas, hingga mengeluarkan ribuan tetes air mata yang mengalir dari mata ini tanppa ada larangan. Semua telah hancur, begitu hancur. Ohh tuhann, apa lagi ini??? Apakah akan ada kejadian selanjutnya yang lebih sakit dari ini? Adakah? Come on tuhann.. Jangan lakukan itu.

Aku memeluk mamah yang sudah tak dapat banyak bicara. Matanya masih terpejam, dan berusaha untuk membuka mata. Isak tangisku sontak begitu besar ketika melihat keadaan mamah.

Kini mata mamah terbuka perlahan demi perlahan.

"Carrent?" panggilnya dengan rintihan, yang barengi dengan senyuman manisnya.

"Ya,mah?" tanyaku penuh isakkan tangis.

Saat ini mamah sedang tersenyum dipangkuanku. Dan--

"Jadilah anak yang baik" katanya lalu pergi meninggalkanku untuk selamanya. Dan tak terdengar sedikitpun detak jantungnya.

"MAMAAAAAAAA" teriakku menatap langit langit kamar.

"Mahh, bangun mahh, Carrent gak mau sendirian mahh, dunia ini jahat! Jahat mahh!! Mahh lindungi Carrent mahh, mamah ayoo bangunnn, mamah jangan tinggalin Carrent mahh, Carrent sayang mamah" kataku sambil menggoyang goyangkan badan mamah mencoba untuk membangunkan tidurnya. Tapi? Hasilnya nihil.

"Mm-a-h" panggilku pasrah.

Aku tak tau apa yang terjadi pada mamah, terakhir kali gue ingat ia sedang bertengkar denga--

PAPA?

Aku mencari sosok papa disekitar kamar, dan menjerit jerit kesal memanggilnya.

"PAPA?! DIMANA LO?! BAJINGAN!" teriak gue sambil mencari keberadaannya.

Seluruh ruangan udah gue cari dan percuma, semuanya sia-sia gak ada sosok bajingan itu.

...

Malam telah larut pagi telah tiba, sekarang adalah pemakaman mamah. Gue gak tidur semalaman. Yang gue lakuin hanya menangis. Cengeng? Coba bayangin kalo ibu lo meninggal?.

Saudara-saudara jauh gue sekarang sudah berkumpul dirumah, gue gak tau mereka tau dari mana kalau mamah meninggal. Mungkin si bibi telpon mereka? Entahlah.

Para tetangga juga ikut serta mambantu pemakaman mamah. Kini aku mencari sosok bajingan itu dan tak ada sama sekali.

Gue gak akan maafin lo brengsek! 'Batin gue penuh dendam.

Setelah jenazah mamah beres kini saatnya pemakaman. Gue menutupi mata gue yang bengep dengan kacamata.

Ini terakhir kalinya gue ketemu sosok mamah, mamah yang selalu ada buat gue. Selalu setia disamping gue. Selalu siap buat gue. Selalu buat gue bahagia. Selalu memberikan gue yang terbaik. Selalu ada disaat gue butuh. Pokoknya mamah yang segala galanya.

Tapi, kini mamah udah gak akan ada disamping gue. Dan gue gak tau harus kemana dan kesiapa disaat gue butuh.

Pemakaman telah selesai. Namun gue tetep berada di sana, tak ingin pulang rasanya. Semua orang telah pulang, hanya tinggal seorang pemandi jenazah dan beberapa saudara terdekat gue.

Gue memeluk erat nisan itu, dan tak ingin melepaskannya.

"Carrent, pulang yuk." ajak seseorang, yang gue pikir dia adalah Fajar anak dari tente gue yang usianya sebaya dengan gue.

"Lo aja!" kata gue dengan nada malas.

Tak ada suara lagi selain isakkan tangis gue. Bagaimanapun gue gak mau pulang.

"Carrent? Pulang yuk sayang" ajak tante lisa.

"Mamah tannn, mamahhh!!" teriak gue ke tante lisa.

"Iya sayang, tante tau, tapi kalo kamu begini terus, mamah akan sedih disana. Biarin mamah bahagia disana Carrent. Yuk pulanggg" jelas tante lisa yang dibarengi bangkitnya gue dari tempat tangis gue.

Akhirnya gue berjalan menuju mobil dengan pandangan kosong. Gak ada satupun yang gue pikirin. Hingga seseorang menepuk pundak gue, dan--

"Neng? Maaf sebelumnya. Saya hanya ingin memberi tau, kalau tadi pas saya memandikan jenazah ibu eneng. Saya melihat ada satu luka tusuk di bagian perutnya, saya gak tau persis mengenai apa, tapi kayanya cukup merusak hati dan jantung ibu eneng. Karena lukanya sampai nembus depan belakang." jelas dia, atau yabg gue tau namanya mpok mardia.

Luka tusuk?? 'Batin gue.

Dan gue langsung menduga kalau itu adalah kerjaanny--

++++++++
Omaygatt,ada yang belum ngerti ya ini chapter apaan ama di chapter sebelah? Jadi inituh kaya chapter flashback gutu dehh.. Maklumin aja ya.

Hyti lelah, nilai raport rendah, gara gara gak ada semangat idup [ekhem jomblo curhat:v] yaudahlah ya. Masa gue gak boleh ikut eskul paskibra lagiiii😭😭😭😭😭😭😭 mamah jahatttt. Kmpret. Pokoknya, gimanapun caranya gue harus paskibra! Titik!. Daaahh, see you next chapter.😘

Bad Girl And Angel BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang