Chapter X

6.1K 539 106
                                    

Jungkook mengutuk dirinya sendiri sejak ia memandang kebelakang.

Ia merasa tidak dapat merasakan kulitnya lagi, ketika kulitnya terasa menebal karena merinding tak karuan.

Nafasnya tercekat. Ia ingin berteriak tapi tak bisa. Jantungnya terasa ngilu dan memompa dengan cepat.

Jungkook perlahan mundur kebelakang. Ia berusaha untuk berlari ke arah Seulbi.

Tak peduli apapun yang menghalangi didepannya saat ini. Ia menumbur meja dengan keras namun tak ada rasa sakit sama sekali karena telah tergantikan oleh rasa takutnya yang menggebu-gebu.

Jungkook ingin menangis saat itu juga. Ia benar-benar menyesal telah memandang sosok gelap yang tinggi dan besar itu, dengan mata yang tak berkelopak, serta bola matanya yang lebar, sosok itu memandang lurus kearah Jungkook. Melihat senyuman yang mengembang lebar dari sosok tersebut membuat kepala Jungkook semakin terasa lebih berat.

Dengan kaki yang gemetaran, segera Jungkook menarik Seulbi, yang sedari tadi terdiam kaku ditempatnya, membawanya berlari tanpa arah.

Jungkook tak dapat berkata-kata lagi. Matanya pun mulai berkaca-kaca.
Tak henti-hentinya ia menyebut nama tuhan di dalam hati. Dan,

BAM!

Belum sempat salah satu diantara mereka berkata, lampu dirumah itu padam.

Sontak Jungkook dan Seulbi pun terkejut, membuat lari mereka terhenti tiba-tiba.

"Sial" umpatan kecil lolos dari bibir Jungkook yang bergetar.

Apa yang bisa dilihat oleh Jungkook dalam keadaan gelap seperti ini? Jungkook tak bisa merasakan apa-apa disekelilingnya. Yang ia rasakan ialah hanya kesunyian yang membuatnya tak nyaman dan sedikit hembusan angin yang membuatnya keringat dingin.

Ya, hanya itu. Ia pun tak merasakan genggaman tangan Seulbi sekarang.

Oh, Jungkook terkejut bukan kepalang, setelah ia menyadari Seulbi yang tiba-tiba saja menghilang.

"S-seulbi! Kau dimana?!" teriaknya kecil. Ya, kecil. Karena Jungkook masih belum bisa mengeluarkan suaranya dengan normal saat ini. Ia tidak berani.

Jungkook menimbang-nimbang apa yang harus dilakukannya. Ia takut bergerak. Ia juga takut berdiam diri saja.

Hembusan angin itu pun mulai menghampiri Jungkook dan menerpa tubuhnya. Sesekali Jungkook mendengar cicitan dan suara tertawa kecil yang terkekeh tepat dikupingnya.

Hal itu membuat Jungkook sedikit menjerit. Jungkook pun mulai mengumpulkan keberaniannya untuk berteriak,

"PAMAAAAAAAAAAN!!!"

------------------------------

Awalnya Paman Sam menganggap enteng listrik yang padam. Namun seketika saja perasaan tidak enak muncul di hatinya.

Ia mulai menyuruh Tante Mira untuk menyediakan lilin.

Walau Paman Sam terus mencoba untuk berpikir positif, seketika itu juga pertahanannya buyar ketika ia mendengar jeritan Jungkook.

Segera ia menyambar mantelnya dan menyambar lilin ditangan Tante Miranda.

------------------------

Karena kakinya yang telah lemah tak mampu menopang tubuhnya, Jungkook terduduk ditempat. Ia terus menatap dan menerawang dengan was-was dalam kegelapan. Ia bernafas dengan tak beraturan.

Hampir saja Jungkook benar-benar menangis, sampai akhirnya ia melihat sebuah cahaya kecil menuju ke arahnya.

Sosok Paman Sam dengan wajah kebingungan serta khawatir pun terlihat. Jungkook menghembuskan nafasnya kasar. Perasaannya sedikit lega.

7 DAYS - [ BTS Fanfic // Jeon Jungkook ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang