Ah sial! Itu bukan dia. Kenapa susah sekali mencarinya. Terkadang ketika kamu baru menyadari keberadaan cinta tulus yang menunggumu, cinta itu malah pergi meninggalkanmu. Ini yang aku rasakan sekarang. Ketika aku menyadari kehadiran seseorang yang selalu siap menopangku kapanpun aku jatuh, seseorang itu pergi entah dimana keberadaannya.
Rindu.
Kata itu selalu ada di benakku ketika aku ingin menyerah untuk berjuang mendapatkan kembali cintanya untukku. 'Rindu' ini membuatku yakin akan menemukannya.
********
Terlalu lelah untuk melanjutkan, akhirnya akupun menginjak gas mobilku untuk menuju rumahku, setelah berkeliling mencari Sera pastinya.
Aku menyalakan HP ku yang tadi sudah kumatikan, aku langsung mencari akun instagram Sera.
Sulit untuk ku katakan. Dia mengunggah fotonya bersama seorang cowok di dalam mobil. Fan itu baru saja 5 menit yang lalu.
Terlihat jelas disana, ia tersenyum bahagia, dengan menyungginggkan bibir ya lebar dan si cowok, memamerkan deretan giginya yang rapih.
Brakkkk
Aww badanku rasanya sakit sekali. Aku tidak bisa bangun. Ada apa ini?. Tanganku penuh darah, dan mataku menggelap.
❤❤❤❤💚💜❤❤❤❤
Sera Point Of ViewNadya mengirimkan anda pesan suara
"Ser, Marcell ser. Dia kecelakaan di California saat akan pulang selesai mencari kamu".
Nadya sesenggukan, aku gatau harus apa. Aku ga salah denger? Marcell nyari aku?. Ah paling pengen ingetin sesuatu.
Aku langsung menelpon Nadya
"Nad, to the point please. Kenapa dia bisa kecelakaan? Trus dia nyari gua,ngapain?." Kataku tak sabaran.
"Dia sebenernya sudah pindah sekolah ke California. Dia ngerasa kehilangan lo. Dia bilang dia nyesel sia-siain lo. Dia bilang satu jam sebelum kecelakaan itu, saat itu dia lagi nyari lo. Sebenernya dia itu sepupu gue. Gua yang minta dia buat followback akun fake pranksquad."
"Itu ga penting, yang penting kenapa dia bisa kecelakaan?."
" gue gatau ser, mungkin dia ga fokus. Lo harus cepat ke rumah sakit temuin dia ya. Ga ada keluarganya disana. Gua sama bonyoknya Marcell bakal berangkat ke sana lima jam lagi."
"Gue ga mau Nad, gua ga berani. Gue takut dia ngusir gue."
"Engga Ser, ga mungkin. Justru dia pengen liat lo. kalo dia ga mau liat lo, dia ga mungkin nyari lo sampe ngorbanin nyawanya."
"Ya deh Nad line aja alamatnya."
******
Aku sudah berada di depan rumah sakit 'CALIFORNIA INTERNATIONAL HOSPITAL'. kalian sudah rau aku ini terpaksa datang.
Aku kangen ingin melihat wajahnya. Tapi aku juga gugup. Aku tak berani menatap matanya yang begitu memikat siapapun yang melihatnya walau hanya sekilas.
Koridor demi koridor aku lewati. Ruangannya ada di ruangan VIP. Maklumlah orang kaya. Aku memberanikan diri membuka kenop pintu. Keringatku megucur dan membasahi pelipisku. Panas dingin. Itu yang aku alami sekarang.
Aku berusaha masuk dengan perasaan yang biasa-biasa saja. Oh ya. Hampir lupa, aku membawa parsel berisi buah-buahan dan susu segar.
Deg.
Dia, dia sedang duduk dengan raut wajah yang kaget melihatku. Ta, tapi raut wajahnya juga memperlihatkan betapa dinginnya ia.
"Lo, ngapain disini? Gua ga minta lo dateng!. Pergi lo sekarang!."
Tubuhku membeku. Aku tidak bisa pergi. Tubuhku masih menegang. Hatiku terasa sesak. Air mataku mulai membasahi pipiku dan jatuh kebawah.
"Ngapain lo masih disini." Ucapnya datar tanpa sedikitpun memperdulikanku. Aju merasa dibohongi. Aku harusnya tidak datang. Aku pikir dia koma, haha.
Aku berlari sekuatku. Rasanya aku ingin jatuh tapi aku tidak mau melukai diriku. Aku memanggil taksi dan langsung menuju ke apartemenku.
Air mataku tidak berhenti mengalir. Bahkan supir taksi itu tak berani bertanya karena iba melihat ku. Dia diam aja sampai di depan gedung apartemenku.
Aku harus menutupi kesedihanku sebelum Novi melihatnya. Aku rasa, Nadya dan orangtua Marcell sudah sampai di California.
11 Miss called from Nadya Y.
Itu yang terlihat di layar hp ku. Ho pintarku dari tadi hanya di silent. Maklum aku tidak tau Nadya menelpon. Lagi pula aku tidak siap diinterogasi Nadya. Aku juga belum tau siapa pihak yang berbohong.
Baru saja aku men-loudspeaker hp ku. Nada dering ku dengan lagu 'Heart Attacked' berbunyi. Dari Nadya.
"Halo" suaraku sedikit bergetar.
"Lo kok ga ada di rumah sakit? Udah pulang ya? Makasih ya. Marcell sempet down."
"Nad.."
"Lo kenapa kok suaranya mirip orang abis nangis?."
"Ta..tadi Marcell ngusir gue..... huhuhu." Aku langsung menangis lagi.
"What?!. Gue telfon nanti. Gua bakal marahin dia. Show me you're a strong girl".
Tut...tut...tut
Nadya mematikan telfonnya.
*******
Marcell POV
I'm so sorry Ser, I miss you so much.
Gua bego! Terlalu jaga gengsi bener kata Nadya. Gua nyakitin perasaannya. Tapi gue egois makanya gua begitu.
Ke-Egoisan telah memenangkan segalanya.
........
KAMU SEDANG MEMBACA
Purple (On Hold)
Krótkie OpowiadaniaUntukmu yang sadar kata terlambat Untukmu yang ingin berusaha Untukmu yang akhirnya menemukan jawaban