Chapter 3

22.6K 624 10
                                    

"Jangan panggil aku tuan saat berada di luar kantor." Javier bicara tiba-tiba tanpa memalingkan matanya dari iPad Pro miliknya.

Adrienne yang kaget sekaligus tidak puas dengan jawaban Javier kembali bertanya, "kita mau kemana sebenarnya?"

"Ck kau diam saja,"

Mendengar perkataan itu membuat Adrienne ingin menjambak rambut itu, namun sayang ia urungkan mengingat rambut itu adalah milik boss-nya.

Setelah sekian menit yang dirasa berjam-jam oleh Adrienne akhirnya mobil Pajero Sport itu berhenti disebuah restoran.

"Dimana ini tuan ahh maksudku Javier,"

"Kita berada di Blake Lane Restaurant sekarang."

"Apa? Maksudmu kita sekarang berada di Upper East Side?" tanya Adrienne tidak percaya.

"Ya. Ayo turun," balas Javier santai.

Adrienne turun dari pintu dan membantingnya keras, membuat sopir Javier kaget. Ia sangat kesal, berani sekali boss-nya itu seenaknya pada dirinya.

"Tenanglah setelah selesai makan aku pastikan kita akan segera pulang. Aku pikir kau jenuh dengan pekerjaanmu yang banyak itu, tapi sayangnya kau sangat mencintai pekerjaanmu itu hingga ingin cepat-cepat ke kantor," Adrienne yang sudah bersiap mengeluarkan kata-katanya diam.

"Bodoh siapa juga yang merindukan pekerjaan yang sangat menumpuk itu. Aku sedang berusaha menghindarimu dan segala keingintahuanmu itu brengsek," Adrienne membatin kesal.

Javier yang melihat wajah Adrienne yang sedang tertekuk lucu merasa geli. Ia menarik tangan kanan Adrienne dan tanpa dipedulikannya tatapan mata orang-orang yang penasaran membawanya masuk ke dalam restoran itu.

30 menit kemudian nampaknya Javier telah hampir selesai makan. Ia sebenarnya tidak pernah makan selama ini, hanya saja melihat wajah tidak sabaran Adrienne yang sedari tadi terus memerhatikan jam tangannya menjadi hiburan tersendiri baginya.

Namun tiba-tiba wajah masam itu menjadi cerah ketika melihat piring Javier semuanya telah bersih karena isinya telah dimakan pemiliknya. Namun itutidakbertahan lama, karena tak lama setelah itu ternyata seorang pelayan membawa nampan yang isinya sebuah Chocolate Espresso Gelato.

Merasa tak sanggup lagi Adrienne segera memakai tasnya dari bersiap untuk pergi. Tapi Javier bangkit dari duduknya dan menghentikan Adrienne, "apa lagi brengsek?" teriak Adrienne.

Javier kaget, untuk pertama kalinya ia melihat amarah Adrienne, "duduk."

"Tidak aku mau pulang."

"Duduk."

"Apa la..."

"Aku bilang duduk Adrienne." Teriak Javier kencang. Untung saja tadi ia memesan ruang untuk dua orang saja.

Adrienne yang kaget akan teriakan Javier menjadi sedikit takut. Ia tidak pernah diteriaki seperti ini. Akhirnya ia memutuskan untuk duduk kembali.

"Maaf aku tidak bermaksud untuk berteriak padamu. Ini makanlah, permintaan terima kasihku karena kau mau menemaniku untuk makan disini." Javier yang melihat Adrienne sedikit menegang akhirnya buka suara.

Adrienne akhirnya memutuskan untuk mengikuti perintah boss-nya itu. Awalnya ia enggan untuk memakan gelato itu, tapi masih terbayang dikepalanya teriakan Javier membuatnya langsung memasukkan satu sendok penuh gelato itu ke mulutnya.

Tiba-tiba saja matanya terbuka lebar, "oh my gods ini enak sekali," teriak Adrienne senang. Ia belum pernah merasakkan gelato yang enak seperti ini. Padat saat dimasukkan tapi langsung mencair ketika bertemu suhu didalam mulutnya.

Will Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang