Chapter 9

14.1K 448 12
                                    

"Nyonya kenapa masih berdiri sini?" tanya Bibi Elise mengagetkan Adrienne yang masih berdiri didepan lift yang sudah tertutup.

"Hah? Ah tidak apa-apa Bi. Bibi sedang apa?"

"Hanya ingin memberikan nyonya baju yang dipesan tuan Javier tadi. Silahkan dipakai nyonya." Kata Bibi Elise sambil memberikan kotak berlabel salah satu merek terkenal.

"Oh baiklah Bibi." Ia menerima dua kotak itu dan segera menuju ke kamar Javier dan mengganti bajunya.

Sebuah dress dan juga sepatu flat. Ia segera mengenakannya dan berjalan keluar dari kamar dan mencari Bibi Elise.

"Bibi sedang apa?" Adrienne mengagetkan Bibi Elise yang saat ini tengah sibuk menyiapkan bahan-bahan cookies.

"Nyonya anda membuat saya kaget." Hampir saja 2 butir telur yang dipegangnya terjatuh.

"Hahaha maaf Bibi, kau kelihatan serius."

"Hm bibi mau membuat chocolate cookies yah?" tanya Adrienne sambil menunjuk bahan-bahan mentah yang ada diatas meja kecil disampingnya.

"Iya nyonya, dari mana anda tahu?" tanya Bibi Elise heran.

"Aku juga suka membuat cookies Bi. Biarkan aku membantumu."

Adrienne lalu dengan cekatan mempersiapkan semua bahan-bahan. Mulai dari memotong kacang mete, mengocok mentega dan gula halus sampai mengembang, dan memasukkan bahan-bahan lainnya.

"Bibi olesi saja loyangnya dengan mentega, biar aku yang membuat adonannya."

"Baik nyonya. Hmmm nyonya ...." Bibi Elise terlihat bertanya namun urung dilakukannya.

"Ada apa Bi?" tanya Adrienne tanpa mengalihkan perhatiannya dari adonan yang sudah jadi.

"Apa nyonya adalah kekasih Tuan Javier?" mendengar hal itu tangan Adrienne yang sedang mencetak adonan dengan sendok terlihat berhenti.

"Aku juga tidak tahu Bi. Memangnya ada apa Bi?" tanya Adrienne berusaha tersenyum. Ia juga bingung ingin mengatakan apa. Bos dan sekretaris? Tidak mungkin. Tidak ada bos dan sekretaris yang tidur bersama bahkan sang sekretaris sekarang sedang berada di penthouse si bos. Ia merasa seperti seorang selingkuhan sekarang.

"Tidak nyonya, maaf membuat nyonya tidak nyaman dengan pertanyaan saya. Hanya saja nyonya adalah orang pertama yang dibawa tuan ke sini -kecuali saya sebagai maid tentu saja-, bisa dibilang ini adalah wilayah tuan yang sangat pribadi. Bahkan orang tua tuan tidak pernah diizinkan untuk datang kesini." Ungkap Bibi Elise membuat Adrienne terdiam melongo. Untung saja dua loyang alonan tadi sudah dimasukkan Bibi ke dalam oven.

"Bagaimana Bibi bisa tahu? Maksud saya apakah Bibi masih memiliki hubungan saudara dengan Javier?" tanya Adrienne penasaran.

"Saya adalah salah satu dari sekian orang yang beruntung diselamatkan oleh orang tua Tuan Javier." Bibi Elise terdiam dan mengambil nafas pelan, "saat itu saya masih berusia 18 tahun. Kedua orang tua saya bekerja di tempat pengolahan wine di selatan Italia, saya dulu terbiasa membawakan makan siang untuk orang tua saya, atau makan malam jika mereka sedang mengerjakan pekerjaan tambahan. Kami dulu hidup sederhana dan bisa dikatakan berkecukupan, namun orang tua saya selalu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan saya, meskipun saat itu saya rasa sudah cukup dengan semua pemberian mereka."

"Namun tiba hari yang tidak pernah terpikirkan akan terjadi dalam hidup saya. Saat itu hari Jumat, saya mendengar kabar dari tetangga bahwa pabrik tempat kerja orang tua saya meledak. Tanpa pikir panjang saya segera berlari menuju tempat itu. Dan benar saja, api sudah melalap hampir setengah pabrik itu. Tanpa mempedulikan teriakan orang-orang saya menerobos masuk kedalam untuk menyelamatkan orang tua saya, namun naas bagi saya karena ledakan kedua terjadi dan saya yang saat itu tengah berada dipintu terempar keluar."

Will Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang