Chapter 8

22.1K 620 21
                                    

Matahari mulai menampakkan sinarnya, burung-burung yang berasal dari pepohonan yang terletak di Battery Park City, taman yang terletak tepat didepan Tribeca mulai berkicau, bahkan terdapat beberapa burung sedang bertengger didepan jendela kaca itu, memperhatikan sepasang manusia yang sedang saling memeluk erat.

Selimut putih yang hanya menutupi tubuh keduanya sampai di batas pinggang, si lelaki yang memeluk posesif dengan satu tangan lain dijadikan bantal dan si wanita yang membalas pelukan itu sama eratnya.

Hawa dingin perlahan mulai menusuk di bagian kulit telanjang mereka yang tidak tertutupi selimut. Adrienne menggerakan tangannya berusaha menarik selimut agar menutupi seluruh tubuhnya, namun gerakannya itu turut membangunkan Javier.

"Dingin?" tanya Javier sambil mengeratkan pelukannya,

"Hmmm." Adrienne membalasnya dengan gumaman. Ia masih sangat mengantuk. Tadi malam Javier membuatnya menyelesaikan 5 ronde hingga mereka jatuh tertidur jam 3 pagi.

"I'll warm you up, come here," Javier lalu menarik Adrienne semakin dalam kepelukannya. Adrienne hanya diam saja, ia masih terlalu lelah untuk sekedar membantah.

Javier hampir kembali ke alam mimpinya jika saja Adrienne tidak bergerak gelisah didalam pelukannya, ia melonggarkan pelukannya sedikit dan mengusap lembut kening Adrienne, "what happened?" tanyanya.

"Aku lapar," Adrienne diam sejenak, "tapi aku juga mengantuk," lanjutnya membuat Javier tertawa pelan.

"Kalau begitu ayo," Javier lalu mengangkat tubuh Adrienne dan menggendongnya tiba-tiba membuatnya refleks melingkarkan kedua kakinya dan lengannya di pinggang dan leher Javier. Payudaranya menekan dada Javier membuatnya sedikit menggeram, "what?" tanya Adrienne, "nope." Jawab Javier.

Sesampainya di kamar mandi Javier langsung masuk ke bilik shower. Tanpa melepaskan pelukannya Javier langsung memutar keran hingga air dingin jatuh membasahi tubuh mereka.

"Dingin," Adrienne semakin mempererat pelukannya, melupakan fakta bahwa gerakannya tanpa sengaja semakin membangunkan junior Javier yang memang sudah terbangun.

Merasakan ada sesuatu yang mengganjal di pantatnya, ia langsung tersadar dan melepaskan pelukannya lalu turun dari tubuh Javier, "maaf aku tidak bermaksud ...."

"Sstt," Javier memotong ucapannya, "ini sudah biasa, pagi hari merupakan saat yang cukup sensitif bagi pria," tangan Javier lalu mengambil tangan kanan Adrienne dan meletakannya di bawah sana,

"Perkenalkan, ini Jack," ucap Javier dengan smirk menawannya.

Adrienne yang kaget berusaha melepaskan tangannya dari sana namun Javier menahannya, "just touch it,"

Melihat Adrienne yang nampak ragu-ragu, Javier menuntun tangannya ke atas tangan Adrienne dan membuat gerakan mengurut disana, "seperti ini, sweetheart." Adrienne yang awalnya ragu-ragu perlahan mulai menikmati pekerjaannya dibawah sana.

Adrienne memang masih amatir dalam hal seperti ini, tapi entah sentuhannya yang amatir dibawah sana membuat Javier merasa akan keluar secepat ini,

"Stop it, Dri. Aku belum mau keluar dengan cara ini," Javier langsung menarik tangan Adrienne dan mendorongnya ke dinding. Ia langsung mencium bibir Adrienne dan tangannya mulai menjalar dari payudara ke perut hingga turun di tempat tersembunyi milik wanitanya, "kau sudah basah rupanya," setelah mengatakan hal itu Adrienne merasakan kejantanan Javier mulai masuk.

"Apa masih sakit?" tanyanya, bagaimanapun juga tadi malam Adrienne baru saja kehilangan keperawanannya, "sedikit," jawabnya sambil menggigit bibir bawahnya.

Will Be MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang