Chapter 15

2K 192 59
                                    

'Apakah memang harus begini?' -Kim Taeyeon
'Apakah aku bisa bersamanya?' -Byun Baekhyun
'Aku takkan membiarkanmu lagi!' -Park Chanyeol

---- Kim Taeyeon ----

Aku tengah mengobrol dengan appa dan eomma. Meski mereka telah bercerai, mereka terlihat masih seperti sepasang suami istri. Lalu mengapa mereka bercerai? Entahlah, hidup ini memang penuh dengan teka-teki, bukan?

Aku tau dia memperhatikanku. Aku pun tau dan bahkan tidak bisa membohongi hatiku, bahwa aku juga sebenarnya merindukannya.

Tapi siapa aku? Aku bukanlah temannya atau teman lamanya yang bisa saja tiba-tiba bertanya bagaimana keadaannya.

Aku bahkan yakin bahwa diriku tidak ada artinya lagi baginya. Aku saja yang terlalu mengharapkannya. Dan sekarang dia bahkan sudah menjadi tunangan adikku sendiri.

Bukankah dunia ini adil? Disaat kita mendapatkan sebuah kebahagiaan, maka sebuah kesedihan pun akan menantimu.

Lihatlah aku. Aku akhirnya bisa bertemu dengannya. Namun, pada saat yang bersamaan aku harus menerima bahwa dia sudah menjadi milik dongsaeng ku sendiri.

Seorang eonni mana yang akan tega untuk merebut tunangan dongsaeng nya? Lagi pula aku tidak mungkin mendapatkannya lagi.

Lihatlah! Mereka sangat serasi, mereka terlihat saling mencintai. Bahkan mereka telah tinggal seatap selama 4 tahun.

Kau masih ingin mengatakan bahwa aku beruntung Seolhyun? Lihatlah dirimu! Kau bahkan lebih beruntung dariku. Kau dengan mudahnya dipertemukan dan dipersatukan oleh sebuah hubungan bisnis, namun akhirnya kalian saling mencintai.

Dan sekarang, lihatlah aku! Aku yang sudah melakukan segala cara agar merubah diriku, agar kelak saat bertemu dengannya dia akan bersamaku. Namun, saat aku bertemu dengannya. Seolah ada tembok pembatas antara aku dan dia. Dan tembok itu adalah kau, Seolhyun.

Aku yang mati-matian merindukannya, mencintainya, menunggunya, mencarinya. Namun kau yang malah mendapatkannya dengan mudah. Aku, iri padamu Seolhyun. Namun siapa aku? Ini semua memang harus seperti inikan? Bukankah ini memang takdir?

"Tae, kau menangis."
Aku menoleh kearah sumber suara.

"Ani, aku tidak menangis Yeol." Lalu tiba-tiba sebuah ibu jari mengusap pipiku lembut.

"Kau menangis Tae!" Ucapnya

"Mianhae Yeol, aku juga tidak tau mengapa aku menangis." Ucapku

"Lupakan semua ini Tae."

"Aku berusaha Yeol."

"Lihat, mereka bahkan terlihat bahagia. Apa kau ingin terlihat sedih di depan matanya?"

"Aku bahagia karena Seolhyun bertunangan. Namun, aku tidak tau mengapa air mataku terjatuh. Apa mungkin itu air mata kebahagiaan Yeol?" Tanyaku padanya

"Jangan membohongi perasaanmu sendiri Tae, aku tau apa yang sebenarnya kau rasakan. Jadi tetaplah di sampingku, agar aku bisa melindungimu."

"Gomawo Yeol! Aku pegang janjimu, jangan tinggalkan aku ne."

"Aku tidak akan meninggalkanmu. Sebaiknya mari kita pulang, sepertinya kau sudah lelah."

"Aniyo, kita tidak bisa pulang sekarang. Kita datang terlambat, dan tidak mungkin kita pergi secepat ini. Lagi pula, ini pertunangan dongsaeng ku bukan?"

"Baiklah, tapi bila aku melihat setetes air mata lagi. Maka aku akan langsung membawamu pergi dari tempat ini."

"Kau sungguh sahabat yang baik, Yeol!"

Mask Of Life [BAEKYEON]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang