last night..
BRUKK
Jongin terjatuh dari kasurnya dengan keringat bercucuran. Lelaki itu berlutut disamping kasurnya dengan kedua tangan yang bertumpu pada meja nakasnya.
"ARGHH!"
Jongin menjerit kesakitan. Pegangannya pada meja nakas semakin mengerat. buku-buku jarinya nampak memutih saking eratnya. Keringat semakin deras mengucur dari pelipisnya. Rambut dark brownnya pun terlihat lepek karena terkena keringat.
DEG
DEG
Jongin dapat merasakan detak jantungnya semakin berdetak keras. Rasanya sangat sakit. Ia bahkan sampai memegangi dada kirinya.
"Hhh...Jong...Jongdaeehh! akh!". Jongin merintih memanggil pelayan pribadinya itu. Tapi sayang, volume suaranya tak bisa terdengar sampai keluar kamarnya. Jongin semakin menekan keras dada kirinya dengan wajah menahan sakit.
"JONGDAE!! hhh.."
Jongin mencoba memanggil kembali pelayannya itu dengan keras. Dengan nada suara yang terdengar seperti putus asa dan penuh kesakitan itu, sayangnya masih tak mendapat respon apapun. pelayan pribadinya itu masih belum menunjukkan dirinya.
Merasa usahanya sia-sia, jongin pun mencoba bangkit dengan perlahan. Setelah berhasil berdiri, jongin berusaha berjalan dengan tertatih. Lelaki itu mendekati kotak P3K di samping lemari kamarnya. Jongin sengaja menaruh kotak itu disana, jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Setelah berhasil mendekat, ia membuka kotak P3K itu dengan tangan gemetar. Keringat dingin terus mengucur dan membasahi wajah serta leher jenjangnya.
DEG
DEG
Jongin mengacak isi kotak putih itu dengan brutal seiring dengan rasa sakit yang dia rasakan. Dapat! Akhirnya jongin mendapatkan apa yang ia cari setelah beberapa detik mengobrak-abrik isi kotak itu. Botol obat yang berwarna putih tanpa label itu dipegangnya erat. Cepat-cepat ia buka penutup botol itu dan mengeluarka isinya di atas telapak tangannya yang telah berkeringat.
Pil yang berwarna merah dan putih itu segera di telannya dalam sekali tenggak. Jongin terdiam setelah itu. Menetralkan napasnya yang memburu. Setelah dirasa dirinya lebih tenang dari sebelumnya, jongin berjalan menuju kasurnya dengan perlahan.
Jongin mengambil air putih yang berada di meja nakasnya lalu meminumnya pelan. Setelah selesai meminum minumannya, napas jongin masih terdengar berantakan. Tapi itu tak berapa lama napasnya mulai berangsur beraturan seperti sedia kala.
Jongin menyeka keringat di pelipisnya. "Hah.." helanya lelah. Jongin mendongakkan kepalanya. Memandang pemandangan langit malam melalui jendela kamarnya yang sengaja ia buka dengan pandangan yang sulit diartikan. Pegangan pada gelasnya mengerat.
Yeah...Ia sudah memprediksikan hal ini sebelumnya. jongin yakin kejadian seperti ini pasti akan terjadi. Cepat atau lambat. jongin mendengus dengan bibir membentuk senyuman kecut. Kenapa hal ini harus terjadi pada dirinya?
Tapi untuk sekarang, ia yakin ia bisa melawan hal itu sendirian. Sudah cukup selama ini ia merepotkan orang-orang disekitarnya karena hal ini. Kali ini, tekadnya untuk segera sembuh semakin kuat dan bulat.
.
.
.
Pagi ini, jongin bangun kesiangan. Tidak biasanya lelaki itu telat. Padahal ia adalah mahasiswa yang memiliki predikat rajin di kampusnya. Salahkan saja tugas kuliahnya itu!. Jongin mendengus kasar mengingat tugas kampusnya. Sebenarnya, bisa saja ia mengerjakan esok hari. Tapi dasarnya Kim Jongin, lelaki itu tetap membereskan semuanya dalam satu malam. Biar tidak dikejar deadline, katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Person is Good, One Person is Bad (Kaistal Ver)
FanfictionOriginal story fanfiction by SM1719 Remake by vaxxx711