Part 6

4.2K 265 27
                                    

23.30 KST

Jongin terlihat tidak tenang dalam tidurnya. Sesekali pemuda tan itu terdengar mengerang. Keringat mulai membasahi lehernya, tak henti mengalir melewati pelipisnya.

"Hhh" jongin bergerak-gerak gelisah. Tubuhnya ia gulingkan ke kanan dan ke kiri di atas kasurnya.

DEG

DEG

"Argh!"

Jongin membuka kedua kelopak matanya. Ia merasakan rasa sakit yang berlebihan di dadanya. Jantungnya seakan berdetak lebih kencang dari biasanya. Dan itu sangat menyakitkan.

DEG

DEG

Jongin semakin mengerang kesakitan. Kepalanya terasa sangat sakit hingga membuatnya mengacak-acak rambutnya dengan brutal. Pemuda tan itu juga menjambaki rambutnya seiring dengan rasa sakit yang ia rasakan.

DEG

DEG

"Argh! Jongdae!" jongin berusaha memanggil nama pelayan pribadinya itu. Ia bangkit dari tidurnya dan memegangi dada sebelah kirinya. Menekan-nekannya seakan hal itu bisa meringankan rasa sakitnya.

DEG

DEG

Mata sebelah kirinya terasa memberat.

"ARGH!" Jongin tidak kuasa menahan rasa sakitnya. Ia tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya.

Kai.

"Kai...ku..mohon..Argh! Ber..hh..berhenti!!!" Jongin memohon dengan tangannya yang memegangi mata sebelah kirinya. Seakan Kai bisa mendengarnya.

DEG

DEG

"Angh!"

Tapi sayangnya, sepertinya rasa sakit itu semakin kuat. Seakan siap meledak kapanpun. Meskipun begitu, ia mencoba bertahan. Pemuda tan itu terus mempertahankan kesadarannya dan tangannya terangkat pelan. Berusaha meraih botol obatnya yang ditempatkan di atas meja nakasnya.

DEG

DEG

Jongin meraih sebisa mungkin dan segera membuka tutup botol obatnya dengan tangan gemetar. Mengeluarkan pil yang berada di dalamnya ke atas telapak tangannya yang sudah berkeringat.

DEG

TAK

Botol obat yang dipegang jongin tiba-tiba saja terjatuh dan berguling di atas lantai keramik kamarnya. Menghasilkan bunyi yang lumayan keras di dalam ruangan sunyi itu. Pil-pil yang berwarna merah dan putih itu tercecer keluar dari tempatnya. Jongin memegangi kepalanya dan meringkuk kesakitan. Napas jongin terdengar memburu.

Tak lama kemudian, jongin mendongakkan kepalanya perlahan.

"Tidak secepat itu...Kim Jongin" jongin menyeringai, lalu ia bangkit berdiri dari kasurnya dan menginjak pil-pil yang masih tercecer di atas lantai tersebut.

Jongin mendudukkan dirinya di depan meja riasnya. Menatap pantulan dirinya yang terlihat acak-acakan dengan mata kirinya yang kini memperlihatkan warna biru kelam.

"Kau pikir aku akan menuruti permintaan menyedihkanmu itu?" Jongin mendengus remeh menatap bayangannya sendiri. Seakan terdengar tengah mengobrol dengan seseorang selain dirinya.

Kai memandang keluar jendela kamar jongin. Alisnya terlihat mengerut tajam. Namun tak lama, ia menyeringai tipis.

Kai berdiri dan berjalan ke arah lemari kamar jongin. Membukanya tanpa ragu dan terlihat memilah -milah pakaian di dalamnya. Pilihannya tertuju pada sweater berwarna biru tua dan jeans hitam ketat. Sederhana. Jangan lupakan coat hitam yang juga ia ambil dari dalam almari itu.

One Person is Good, One Person is Bad (Kaistal Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang