Bab 10

3K 191 0
                                    

Rama tidak ingat jelas kapan Pasukan Bodrex sudah jarang kumpul lagi. Yang pasti, setelah mereka lulus SMA dan masuk kuliah, Ruby dan Bisma yang sempat merenggang setelah Bisma menyatan perasaannya ke Ruby, Raka dapat pekerjaan di Bali, mereka sudah sulit untuk berkumpul.

Namun, Rama ingat pertama kali melihat Vika setelah sekian lama tidak bertemu dengan Vika. Saat buka puasa bersama saat semester 5. Banyak yang berubah dari anak-anak anggota Pasukan Bodrex, termasuk Vika.

Vika yang penampilannya masih boyish dan cuek dengan kaos oversized sisa sewaktu tubuhnya masih gemuk, celana pensil yang menunjukkan kakinya yang panjang dan atletis, rambutnya yang ikal dibiarkan tergerai sepundak dan belah dua, wajahnya yang diberi lipstick berwarna pink nude, kulitnya yang mulai terlihat kuning langsat, Rama masih bisa mengingat dengan jelas saat itu. Vika sangat cantik. Ia seperti pertamakalinya bertemu dengan gadis bernama Ravika Rachmanina.

Vika masih seperti yang dulu. Cuek, ceplasceplos. Hanya saja, terlihat dia lebih dewasa. Vika masih seperti yang dulu, selalu membicarakan hak asasi manusia dan binatang, bersemangat saat membicarakan tentang musik, hanya saja pengetahuannya jauh lebih luas.

"Vik, gimana HI? Jadi?" Tanya Raka.

"Nggak deh. Ntar aja S2, yang penting nih IlPol beres dulu lah! Masih bisa gue masuk kedubes."

"Janjian bareng dooong makan bareng sama Rama. Satu kampus juga!" Ayu menunjuk-nunjuk Rama dengan sedotan.

"Tau niiiih! Fakultas sebrang-sebrangan juga! Main-main laaaah ke kantin Fisip! Siapa tahu lu dapet mbak-mbak komunikasi yang cancikcancik!"

Sebegitu bencinya kah Rama dengan Vika sampai dia tidak pernah mau makan di kantin Fisip?

"Iii...iya, Vik. Nanti kapan-kapan...hehehe"

"Kapan-kapan sampai kita lulus pake toga bareng? Elaaah main aja napa! Gue udah gak rabies gak gigit! Udah gak ngejar-ngejar jijik kayak waktu SMP lagi kok Raaaam! Hahaha"

Nggak gitu Vik.... Batin Rama

"Buseeet asal banget itu moncong Vik! Yakin udah gak naksir Rama?" tanya Raka.

"Itu dulu, Rak! Sekarang we're best friends till die. All of us, loh! Pasukan Bodrex!" Ujar Vika sambil memeluk dirinya sendiri.

"Vika udah punya yang baru ya, Vik? Anak apa? Teknik? Apa hukum? Kedokteran gue rasa! Biar kayak si papa." Vika yang ditebak-tebak hanya ketawa-ketawa saja.

"Masih Chris Pane koooo gaiiis don't worry be happy gais!"

"Vik, sumpah yaaaa! Lu berubah bangetbangetbanget ih! Jadi langsing, jadi cantik!"

"Tapi kalau naik gunung tetep gembel! Back to Nature!" Ujar Bisma yang diakhiri getokan gagang sendok oleh Vika.

"Lah kalian juga kok jadi cantik! Pada punya pacar jadi cantik."

"Tapi tambah gendut karena diajakin makan muluuuu!" Ujar Ruby.

"Gabagus tuh pacaran bikin gendut." Bisma menambahkan.

"Terlalu sadis caramuuuuuu..." Nyanyi Riza diikuti dengan yang lain mengejek Bisma.

"Lu diet ya, Vik?" Tanya Bisma untuk menghindari ucapannya barusan. Iya, Bisma cemburu dengan pacar baru Ruby.

"Iya waktu semester 4. Udah nggak lagi deh! Cukup gue kurus karena beban hidup dari kuliah. Nggak sanggup bang!"

Segini juga, lu udah cantik kok, Vik... ujar Rama dalam hati.

Rama masih memandangi foto mereka saat buka puasa pertama sewaktu mereka kuliah. Sewaktu kuliah mereka hanya bertemu 5 kali. Saat buka puasa dua kali, sewaktu mengantarkan Jaka kuliah di Jerman, ke pernikahan Santi, teman SMP mereka, dan iseng-iseng nongkrong satu kali, itu pun yang datang hanya Rama, Vika, Ayu, Ruby, dan Raka.

Vika semakin dewasa semakin cantik. Ada rasa rindu dengan Vika.

Tuhaaaaaaaan datangkanlah hari Jumat lebih cepaaaat! Sudah hampir 3 minggu Rama tidak melihat Vika di stasiun. Ia tidak berani bertanya mengapa dia tidak ada di stasiun.

Jam sudah mnunjukkan oukul 16.30, Rama bergegas merapikan barang-barangnya untuk pulang. Sesampainya di stasiun, Rama melihat dua sosok wanita yang asyik mengobrol dekat peron. Rama langsung membalikan badan dan dicegat oleh Iksan.

"Weeeeeei! Ada apa nih ada apa?"

"Ada Vika sama Mei lagi ngobrol."

"Lah, yaudah sih ikutan aja emang kenapa?"

"Nggak, nggak! Gue pulang naik bis aja!" Rama langsung ngeloyor ke atas.

"Tunggu! Lu cupu banget sih Ram! Sekali-kali pulang bareng kan nggak apa-apa!" Langkah Rama terhenti. Iya, kenapa juga ia harus kabur dari Vika?

Rama memandangi Iksan. Benar apa yang dikatakan Iksan. Toh, hanya sekali. Sekali-sekali.

"Bro..." Rama menepuk pundak Iksan.

"Gue pulang pake TJ aja!" Rama langsng kabur keluar stasiun.

Halooooo! Cupu banget ya Rama jadi cowok! Kalau kata kalian, apa yang harus dilakukan Rama? Hehehe tunggu lanjutan ceritanya yaaaa

Jangan lupa vote dan commentnya :)

BTW gue lagi suka dengerin lagunya the Vamps nih yang Cheater, asik aja gitu... Hehehe Di share di atas judul, gaada hubungannya sebenernya sama ceritanya, gapapa lah yaaaa berbagi itu indah :) apalagi berbagi kegantengan Brad vocalistnya haahaaha!

Xie xie!

Xoxo

Saturday Afternoon CoffeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang