Langkah kakiku terhenti. Aku menatap ke depan, menarik napas panjang, kemudian kembali melangkah, melewati gerbang sekolah, terus melangkah masuk lebih jauh ke dalam sekolah. Memasuki koridor, langkah kakiku mulai memelan. Aku memperhatikan sekelilingku melalui ekor mataku. Beberapa murid yang berpapasan denganku terlihat menatap ke arahku, sambil berbisik-bisik. Satu, dua.. Semakin aku melangkah menyusuri koridor menuju kelasku, maka semakin banyak pula yang memperhatikanku. Seakan-akan aku adalah bintang sekolah--entah kenapa aku merasa, saat ini aku berubah menjadi pusat perhatian semua orang.
"Jadi, itu murid yang didatangi oleh Shin kemarin?"
"Dia benar-benar tidak mengenal Shin?? Sugoii~!"
"Shin ditolak?? Yang benar saja.."
"Dia siapa, sih..?"
Dan semakin banyak bisikan-bisikan yang kudengar sepanjang aku melangkah. Aku mengeratkan jaket yang kupakai, bermaksud untuk menarik hoodie ke kepalaku, ketika aku tersadar, Jika aku memasangnya, semua orang pasti akan semakin memperhatikanku.. Dan pasti mereka merasa aku terganggu.. Aku harus bersikap biasa saja.. Aku menurunkan tanganku, menundukkan kepalaku sedikit, semakin mempercepat langkahku menuju kelas.
"Jadi.. bagaimana rasanya menjadi pusat perhatian satu sekolah, Rei-chan~" Bahkan aku tidak disambut dengan ucapan selamat pagi yang biasanya selalu diberikan Nana--seseorang yang kupikir bisa menyelamatkan mood-ku--untukku setiap paginya. Aku memilih untuk mengabaikan Nana yang sedari tadi terus tersenyum penuh arti kepadaku, tidak membalas ucapannya, dan langsung duduk di bangkuku, ketika aku menyadari sesuatu di atas mejaku--sekotak susu..?
"Bukan aku. Aku juga heran kenapa itu bisa ada di mejamu.." Nana mengangkat kedua tangannya ketika aku menoleh ke arahnya. Aku mengambil kotak susu itu, menimangnya di tanganku, siapa yang menaruh ini..?
"Bahkan orang ini tahu kalau kau suka susu strawberry.. Jangan-jangan.." Nana terlihat memicingkan mata, sambil menyilangkan kedua tangannya di dada--terlihat berpikir.
"Siapa?" tanyaku.
"Siapa lagi. Tentu saja.." Nana tersenyum menggodaku. "Pengagum rahasiamu--tapi, dia sudah tidak jadi pengagummu lagi, ya.. Dia kan sudah menyatakannya padamu~" Nana terus saja menggodaku. Aku hanya diam, memilih untuk kembali tidak mempedulikannya, dan mengeluarkan buku dari tasku, bersiap mengikuti pelajaran.
"Jadi bagaimana? Kau belum membalas pernyataan cintanya. Kau akan menolak, atau menerimanya..?" Nana bertanya padaku.
"Aku bahkan tidak mengenalnya," ujarku.
Nana duduk di kursi di depanku, membalikkan tubuhnya, dan melipat kedua tangannya di atas mejaku. "Aoyama Shinya. Kelas 2-3. Salah satu pembuat onar di sekolah. Tukang bolos pelajaran, sering berkelahi dengan murid lain, sering mengabaikan guru, selalu datang terlambat. Dan dia menyukaimu. Dan dia berusaha memikatmu dengan.. sekotak susu? Sudah jelas dia orang aneh.. SANGAT aneh.. Persentase kau akan menerima orang seperti itu.." Nana membentuk bulatan dengan jari telunjuk dan jempolnya. "0% kan?"
"Guru sudah datang.." ucapku sambil menatap ke depan kelas. Nana mendecakkan lidah, kemudian membalikkan tubuhnya. Kelas pun berlangsung. Sesekali aku melirik ke arah kotak susu yang terletak di ujung mejaku. Apa ini memang dari laki-laki itu..? Dan dia benar-benar memberikan susu untukku..? Bukan benda lain..? Aku memang tidak tahu apa-apa, tapi setidaknya aku tahu ada banyak hadiah yang lebih baik yang bisa diberikan untuk orang yang disukai.. Tapi.. kenapa juga aku peduli..? Aku memilih untuk menepis semua pemikiranku, dan kembali mengikuti pelajaran.
*****
Jam ke-2 adalah jam olahraga. Semua murid langsung berganti baju dan berlari memasuki lapangan. Aku duduk seorang diri di bangku di pinggir lapangan, memperhatikan teman-teman sekelasku sedang melakukan pemanasan. Aku mengelap keringat yang mengalir di dahiku--udara siang ini cukup panas, ditambah lagi rasa pening di kepalaku masih sedikit kurasakan--untung saja aku diperbolehkan ijn.. Aku tengah menatap ke arah bawah ketika pandanganku tertuju pada sebuah benda yang tertangkap oleh penglihatanku--kotak susu lagi..?
KAMU SEDANG MEMBACA
MilKy Love
Random"Don't judge a book by its cover" Ok.. This is not a book--not really. But, let's make a fair judge for this story--by its cover.. Don't make too much expectation.. It's just a simple story.. As simple as you can imagine.. Once again.. Don't hope to...