Setelah berulang kali harus bersabar menghadapi celotehannya yang tidak kunjung berhenti--dan aku yakin tidak akan pernah berhenti jika aku tidak menghentikannya segera--kami berjalan pulang menuju rumah. Tanganku masih berada di genggamannya--sejujurnya aku masih merasa sedikit jengah. Berpegangan tangan di ruang UKS, yang memang notabene tidak ada orang di sana, tidak terlalu menjadi masalah untukku. Tapi jika harus berpegangan tangan di luar sekolah, tempat di mana murid-murid yang lain bisa melihatnya--aku rasa aku masih tidak percaya aku akan membiarkannya melakukan hal itu.. Dan keberuntungan bagiku, sekolah sudah sangat sepi, sehingga pemandangan aku berpegangan dengan Shin tidak akan menjadi tontonan siapapun. Kali ini mungkin aman.. Tapi besok..? Sepertinya besok akan terjadi kegaduhan kembali di sekolah..Sepanjang jalan, Shin tidak berhenti tersenyum--wajahnya terlihat sangat bahagia. Terkadang dia menggoyangkan tangannya pelan, sesekali bersenandung kecil. Orang awam pun bisa melihat kalau dia benar-benar bahagia--dan itu membuatku ingin terus tertawa. Siapa sangka seseorang bisa bersikap seperti ini hanya atas dasar rasa suka.. Aku memang tidak akan pernah mengerti tentang hal ini.. Lama memandangi wajah Shin, tiba-tiba aku teringat sesuatu. Benar.. masih ada satu pertanyaan lagi yang belum terjawab..
Aku menghentikan langkahkuyang otomatis membuat Shin juga berhenti melangkah. Dia membalikkan tubuhnya ke arahku, menatapku dengan penuh tanya. Sebelum dia sempat bicara, aku lebih dulu menyela, Aku ingin bertanya sesuatu..
Ooohh~ Rei-chan mulai penasaran denganku~ Haruskah aku merasa senang~ Shin tersenyum lebar, mengubah nada suaranya menjadi seperti bernyanyi.
Kau belum memberitahuku.. Kenapa kau menyukaiku.. Aku mengabaikannya, dan lebih memilih melanjutkan ucapanku. Kenapa..? Dan sejak kapan..? Kau belum menjawab pertanyaanku saat itu..
Aaahh.. Benar juga.. Kau pernah bertanya seperti itu ya.. Shin terdiam sejenak. Apa kau benar-benar penasaran dengan hal itu..?
Aku mengangguk pelan, menatapnya tajamsecara tidak langsung, memaksanya untuk menjawab pertanyaanku. Sebenarnya.. aku tidak yakin ingin memberitahumu atau tidak.. Itu tidak terlalu penting, menurutku.. Tapi.. kalau kau benar-benar ingin tahu.. Shin bergumam pelan, kemudian berkata dengan nada yang lebih jelas. Ayo!
Tiba-tiba Shin menarik tanganku, dan aku hanya bisa berjalan mengikuti dari belakang. Tak lama, kami berhenti di depan sebuah taman yang ada dekat sekolah. Aku mengangkat kepalaku, menatap Shin dengan penuh tanya. Shin hanya balas tersenyum. Aku juga tidak yakin kapan aku mulai menyukaimu.. Tapi.. mungkin saat itu.. Dan di sini.. Shin menunjuk ke arah taman. Mungkin di sinilah.. pertama kalinya, aku mulai menyukaimu..
Di taman ini..? Dan jujur saja aku benar-benar merasa bingungseingatku, aku tidak pernah bertemu dengannya di siniTidak, aku yakin.. aku tidak pernah bertemu dengannya sebelumnya, pernyataan cintanya di kelasku waktu itu adalah perjumpaan pertama kami. Lalu.. kenapa dia bisa berkata seperti itu, jika kami memang tidak pernah bertemu sebelumnya..? Dan akhirnya aku hanya bisa memandang ke arah Shin, berharap mendapatkan penjelasan.
Kejadiannya.. aku tidak ingat pastinya kapan. Yang jelas, saat itu adalah jam pulang sekolah. Jam pulang sekolah sebenarnya sudah lama berlalu, tapi aku mampir sebentar ke game center sebelum pulang ke rumah.. Lalu, ketika aku sedang berjalan menuju apartemen, aku melihatmukau sedang berjalan di depanku. Aku memang tidak melihat wajahmu, tapi entah kenapa aku tahu kalau itu adalah kau.. Kau ingat kan, kalau aku pernah berkata kalau aku sering melihatmu di ruang UKS..? Bahkan hanya dari belakang saja, aku bisa langsung mengenalimu. Rei-chan memang luar biasa~ Shin mengacungkan jempolnya ke arahku.
Lalu..?
Saat itu hujan turun cukup deras, dan kau berjalan sambil memakai payung. Lalu.. ketika sudah mendekati taman, tiba-tiba kau berhenti.. Di sini! Shin menunjuk ke bawah. Persis di tempat kita berdiri sekarang. Saat itu juga tiba-tiba kau berhenti, lalu hanya berdiri diam selama beberapa saat. Otomatis aku pun menghentikan langkahku, dan memperhatikanmu dari belakang. Saat itu aku bertanya-tanya.. Apa yang sedang dia pikirkan..? Kenapa dia tiba-tiba berhenti seperti itu..? Apa ada sesuatu yang tertinggal di sekolah..? Atau tiba-tiba dia merasa sakit..? Tapi kemudian kau kembali berjalan, jadi aku pun kembali mengikutimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilKy Love
Random"Don't judge a book by its cover" Ok.. This is not a book--not really. But, let's make a fair judge for this story--by its cover.. Don't make too much expectation.. It's just a simple story.. As simple as you can imagine.. Once again.. Don't hope to...