- Dan episode 'pendekatan' pun dimulai.. -
"Jadi.. kemarin dia terlibat perkelahian, babak belur, dan kau malah membantu mengobati lukanya?" suara Nana terdengar di telingaku, tapi perhatianku masih tertuju pada kotak susu di depanku. Ada sesuatu yang berbeda kali ini--ada sebuah post-it yang tertempel di depannya, dengan sebuah tulisan singkat, 'Semoga harimu menyenangkan.. Ganbatte~ ^^"
"Dia tidak terlihat seperti itu.." Aku masih memandangi post-it di tanganku. "Maksudku.. Dia tidak terlihat seperti pembuat onar di sekolah. Dia.. terlihat seperti anak baik-baik. Dari cara bicaranya padaku, sikapnya.. Berbeda dengan apa yang kudengar dari semua orang." Kembali teringat olehku senyuman yang selalu ditunjukkannya padaku selama ini, dan juga cara bicaranya. Membuatku semakin bingung dibuatnya. Pasti ada alasan di balik semua perilaku yang dia perbuat selama ini..
"Tentu saja. Dia pasti akan berusaha untuk terlihat baik di depan gadis yang disukainya. Semua laki-laki begitu.." ucap Nana sambil terus menatap ke arah cermin di tangannya, sambil sesekali merapikan rambutnya.
"Dan kau juga sudah menceritakan tentangku padanya kemarin." Aku menatapnya tajam.
"Itu.." Nana terlihat salah tingkah. "Aku hanya mengingatkannya, supaya dia jangan menyalah artikan kebaikan hatimu. Dan dia juga terus memaksaku untuk bicara, jadi--" Nana kembali mengatupkan kedua tangannya di dada. "Aku minta maaf.. Aku tidak akan mengulanginya lagi.."
Aku hendak bicara ketika kudengar suara seseorang memanggilku. Aku menoleh, dan bukannya mencari siapa yang telah memanggilku, pandanganku justru tertuju pada sosok di jendela kelasku. Di sana, dia--Shin--berdiri di depan jendela, melihat ke arahku, melambaikan tangannya, sambil tersenyum lebar. Aku terus menatapnya, sampai dia beranjak pergi dan sosoknya tidak terlihat lagi.
"Jatuh cinta itu memang indah~"Aku mendengar suara Nana bersenandung pelan, tapi aku memilih mengabaikannya, menempelkan post-it itu kembali ke tempatnya semula, dan selanjutnya mengikuti pelajaran.
..........
Siang itu, aku berada di perpustakaan, membaca sebuah buku, sembari menunggu Nana yang sedang ada urusan di ruang guru. Aku sedang asyik membaca, ketika aku melihat sebuah kotak susu--lagi-lagi--diletakkan di depanku, dan aku menoleh, mendapati Shin sudah duduk di sebelahku, kembali tersenyum seperti biasa.
"Kau tidak makan siang..?" tanyanya padaku.
Aku berpikir untuk mengacuhkannya, tapi entah kenapa, pada akhirnya aku memilih untuk menjawab, "Sudah selesai dari tadi.."
Aku melirik sekilas, dan mendapati dia tengah mengangguk-anggukkan kepalanya. Aku memilih untuk kembali melanjutkan membaca, ketika terdengar suaranya lagi, "Aku ingin bertanya sesuatu padamu."
"Apa?" tanyaku tanpa mengangkat kepalaku. Selama beberapa saat, tidak terdengar suaranya lagi. Curiga dia sudah beranjak pergi, perlahan aku menoleh, dan mendapati dia masih duduk di sebelahku, menatapku.
"Katanya kau mau bertanya.." ucapku, dan dibalas dengan anggukan darinya. Baru kusadari bahwa sedari tadi dia menungguku untuk melihat ke arahnya, dan bukannya mengabaikannya--dia benar-benar aneh..
"Baiklah, aku akan memulai pertanyaanku!" Dia melipat kedua tangannya di meja, memposisikan tubuhnya lebih dekat padaku, dan menatapku lekat. "Hmm.. Makanan apa yang kau sukai? Warna favorit? Buku apa yang sering kau baca? Apa kau suka menonton film? Hadiah apa yang harus kuberikan untukmu? Mana yang lebih kau suka, bunga atau boneka? Apa kau suka cokelat? Apa kau suka jalan-jalan? Apa tempat liburan favoritmu? Apa--"
Dan aku hanya bisa tertegun mendengar berondongan pertanyaan darinya. Dia terus saja berceloteh, seakan tidak akan pernah berhenti. Masih didera rasa tercengang dengan sikapnya, tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. Apa ini yang dia maksud dengan pendekatan yang akan dia lakukan..? Apa dia bertanya seperti itu dengan maksud mencari tahu lebih banyak tentangku..? Semakin aku berpikir, semakin aku yakin bahwa dia memang benar-benar tengah melakukan pendekatan denganku. Dia ini memang benar-benar polos, atau memang hanya aneh..?
KAMU SEDANG MEMBACA
MilKy Love
Random"Don't judge a book by its cover" Ok.. This is not a book--not really. But, let's make a fair judge for this story--by its cover.. Don't make too much expectation.. It's just a simple story.. As simple as you can imagine.. Once again.. Don't hope to...