"See ya later, Queen," kataku sambil melambaikan tangan padanya, dan melajukan mobilku.
Kulihat gadis itu dari spion mobil, masih melambaikan tangannya walaupun jarak kami sudah cukup jauh.
Hari ini cukup melelahkan, tapi juga menyenangkan.
Entah mengapa, menu lunch-ku hari ini terasa sangat lezat. Padahal yang aku pesan sudah berkali-kali kucicipi. Tapi rasa makananku siang ini terasa spesial.
Entah mengapa, London Eye terasa sangat menyenangkan, padahal aku sudah pernah naik wahana pengamatan kota London itu.
Detik demi detik dalam kapsul itu, tawa demi tawa dalam kapsul itu, canda demi canda dalam kapsul itu, semua hal yang kami alami dalam kapsul itu... tidak bisa kujelaskan dalam bentuk apapun.
Tapi sayang, kapsul itu hanya memakan waktu 30 menit dalam satu putaran. Padahal aku masih ingin bersamanya.
Katakan saja aku egois. Bisa kuterima dengan senang hati. Karena aku memang egois jika ingin bersamanya.
...
Author's POV
Kriiiiiing!!!
Bunyi jam waker itu sudah sering didengar Liam. Bahkan setiap pagi. Ya, setiap pagi.
Tapi entah mengapa, telinga 'sang perawat' belum bisa membiasakan diri mendengar bunyi menyenangkan itu.
Dengan mata setengah tertutup, nyawa yang belum terkumpul, dan tubuh yang dililiti selimut, Liam menekan tombol kecil dari jam waker tersebut.
Mata Liam seketika terbuka lebar ketika melihat angka yang tertera pada jam kesayangannya itu.
"SETENGAH TUJUH? Aku bisa terlambat!" omelnya.
Disambarnya handuk dan segera masuk kedalam kamar mandi.
Dalam 10 menit Liam sudah selesai siap-siap, lengkap dengan seragam putihnya.
Karena berpikir akan terlambat, Liam langsung mengambil kunci mobil dan berangkat.
"Aku tidak akan mati jika tidak sarapan, kan?" tanya Liam pada diri sendiri.
Dalam waktu 15 menit, akhirnya pemuda itu tiba di tempat kerjanya. St. Mary's Hospital.
"Hello, guys. Maaf terlambat," kata Liam pada kedua teman perawatnya. Matthew dan Luke.
"Woow, tumben kau terlambat, Payne. Rekor datang tepat waktumu hancur hari ini," kata Matthew.
"Ya, ya. Apa yang kau lakukan kemarin? Kencan dengan seorang gadis, huh?" ucap Luke dilanjukan dengan tawa kedua rekannya itu.
Sial. Kenapa tebakannya begitu tepat? Batin Liam.
"Siapa yang kencan?" Niall memotong sesi 'tertawa terbahak-bahak' milik Mattew dan Luke.
"Tidak ada, mereka hanya mengejekku karena aku terlambat hari ini," jelas Liam.
Dengan tibanya Amber, morning shift sudah lengkap. Akhirnya pembicaraan tentang 'kencan' diganti dengan timbang terima tugas dari night shift ke morning shift.
Mereka bertiga menjalankan tugas dengan baik. Tapi ada suatu kejanggalan yang dirasakan Liam.
Hari ini, Amber dan Niall berbeda. Mereka canggung untuk bicara satu dengan yang lain. Sehingga Liam digunakan sebagai 'jembatan'.
Saat jam istirahat, mereka bertiga duduk di ruangan khusus perawat.
Hening. 15 menit berlalu dengan keheningan. Sampai akhirnya Liam berani angkat bicara.
"Ada apa dengan kalian?"
deg.
Dua pasang mata secara spontan melirik kearah si pemberi pertanyan.
"Ayolah, katakan padaku ada apa? Hari ini kalian aneh. Apakah kalian bertengkar? Maksudku, kalian tidak mau saling bicara. Jika ingin bilang sesuatu, kalian menggunakanku sebagai penghubung, seperti 'Liam, katakan pada Niall aku perlu ini' dan 'Liam katakan pada Amber aku perlu itu'. Tidak bisakah kalian saling bicara?" Liam bertanya seperti guru matematika, panjang kali lebar.
"Siapa bilang kami tidak saling bicara? Kami biasa saja. Ya kan Am?" Niall pun angkat bicara.
"Y-ya. Kami biasa saja. Biasa seperti biasa," Amber berusaha terlihat se-biasa mungkin. Tapi tetap saja, Amber tidak bisa membohongi Liam.
Liam menatap kedua sahabatnya secara bergantian dengan tatapan sinis.
"Ahh, kalian aneh," ucap Liam dan meninggalkan kedua sahabatnya.
Tanpa sepengetahuan Niall dan Amber, Liam mengintip mereka berdua dari luar ruangan. Benar saja dugaan Liam, suasana didalam menjadi canggung. Lagi.
"Hm, ada apa dengan mereka?"
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
HOLAAAA!
HOW'S CHAPTER 11, GUYS?
I NEED FEEDBACKSSSS :D
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST FIRST LOVE
Fanfiction"Beri aku waktu untuk bisa lebih mengenalnya, beri aku waktu untuk bisa bersamanya, aku janji akan menjaganya, aku janji akan selalu berada di sisinya" Liam adalah seorang perawat dari St. Mary's Hospital. Kurang lebih 2 tahun dia lewatkan untuk...