Queen's POV
From: unknown number
"Kau belum sepenuhnya selesai denganku, Queen.
-H"From: unknown number
"Woow, ternyata kalian sudah sangat dekat, huh?
-H"From: unknown number
"St. Mary's Hospital? Ternyata dia bekerja disana. Payne, Liam Payne. Itu namanya bukan?
-H"From: unknown number
"Kenapa kau tidak pernah menjawab panggilanku, huh? Setakut itukah kau, Queen?
-H"From: unknown number
"I'm still alive, babe. Jangan pernah berharap untuk hidup bahagia!
-H"Berkali-kali kubaca pesan ancaman dari si penjahat itu. Masih sama. Rasa takut itu masih sama. Selalu menghantuiku setiap detik.
Tak bisa kubayangkan penjahat itu menyakiti Liam. Bahkan aku lebih takut jika dia menyakiti Liam dari pada dia mencoba membunuhku lagi.
Sudah hampir seminggu penjahat itu terus mengirim pesan ancaman padaku. Pesan-pesan yang selalu membuatku ketakutan setiap membacanya. Bagaimana tidak? Siapa yang tidak akan takut ketika terus mendapat ancaman dari seseorang yang hampir membunuhnya?
Akhir-akhir ini, Liam juga sering menemuiku. Entah hanya ingin menghiburku, atau memang dia ingin melindungiku. Sebut saja aku bodoh jika menyangka bahwa Liam memang ingin melindungiku.
"...jangan takut, Queen. Dia tidak bisa melukaimu lagi jika aku bersamamu. Percayalah padaku."
"...aku ada disini bersamamu. Aku tidak akan membiarkannya menyentuh sehelai rambutmu sekalipun!"
"...apa penjahat itu masih mengirimkan ancaman-ancamannya? Jangan takut, dia hanya ingin membuatmu takut. Aku ada bersamamu."
Kata-kata Liam lah yang meyakinkanku untuk percaya padanya. Ya, aku percaya padanya. Tapi tak bisa kupungkiri, aku tetap takut.
drrrt.. drrrt..
Kaget. Aku selalu kaget saat merasakan iPhone-ku bergetar. Bahkan untuk menyentuhnya saja aku takut. Bagaimana jika itu Harry?
Kuberanikan diriku untuk mengambil benda itu dari atas meja rias ku. Kulihat siapa yang menelpon, "ah, Liam!" gumamku.
"Hello?" itulah kata pertama yang kuucapkan setelah mengangkat telpon dari Liam.
"Hi, Queen!" terdengar suara seorang pria dari ujung sana.
"Kenapa, Li?" tanyaku.
"Bisakah kau keluar dari kamarmu?"
"Tentu, memangnya kenapa?" ku langkahkan kakiku menuju pintu kamar, dan membukanya.
"Aaaahhhhhh!!" teriakanku menggelegar. Bagaimana bisa pria yang sedang menelponku sudah berada di depanku sekarang?
"K-kenapa kau disini?" aku menutup pintu kamarku dan mendorong Liam untuk turun menuju ruang tamu. Benar. Kamarku ada di lantai dua.
"Aku hanya ingin mengunjungimu. Apa tidak boleh? Lagi pula hari ini aku libur," jelas Liam saat menuruni tangga.
"Silahkan duduk. Dan kau mau ku buatkan apa?" tanyaku sambil menyilangkan kedua tanganku di dada.
"Ehh, cheese pizza dan lemon tea!" jawabnya. Mulutku terbuka lebar mendengar jawaban yang bagaikan orderan di restoran.
"Hahaha, aku hanya bercanda. Teh saja, karena aku tahu kau tidak pandai berurusan dengan dapur," jelas Liam.
"Yasudah," kutinggalkan pria itu dan menuju dapur untuk mengambil minuman dan sedikit kue untuknya.
"Here you are," kataku dengan meletakkan segelas teh dan sepiring blackforest cake buatan ibuku.
"Thanks, princess," tukas Liam sambil tersenyum.
"No, my name's not Princess. It's Queen," jelasku.
"Yes, but you're my princess," bisik Liam yang tak menyadari bahwa aku mendengarnya.
"Sorry?"
"What? Aku tidak mengatakan apa-apa," sangkal Liam dengan wajah yang sudah seperti udang bakar.
Dia tidak tahu jika aku mendengarnya. Tapi tidak bisa kupungkiri bahwa ada perasaan yang aneh disaat aku mendengarnya. Lebih dari perasaan senang. Apakah aku-- tidak mungkin!
"Jadi, bagaimana dengan Harry?"
DEG!
Nama itu. Bahkan mendengar nama itu saja aku sangat takut.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
SORRY GUYS, LATE UPDATE :(
Too much activities last month. Some competitions, examination, and many more :"HOPE U GUYS LIKE IT.
AND I NEED FEEDBACKS :)
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST FIRST LOVE
Fanfic"Beri aku waktu untuk bisa lebih mengenalnya, beri aku waktu untuk bisa bersamanya, aku janji akan menjaganya, aku janji akan selalu berada di sisinya" Liam adalah seorang perawat dari St. Mary's Hospital. Kurang lebih 2 tahun dia lewatkan untuk...