Aku langsung bergegas keluar dari ruangan Lucy dan...
BRAAAKKKKK!
"argghh, kalau jalan pakai mata!" ocehnya "A-aku.. minta maaf" aku membantunya berdiri. "Niall? Ternyata kamu. Lagipula kenapa kamu berjalan terburu-buru?" lanjutku. "ah Liam, aku kira siapa. Aku minta maaf juga, aku harus segera ke UGD, ada pasien gawat darurat disana. Sudah ya, aku buru-buru"
Belum sempat aku jawab, Niall sudah menghilang. "Memangnya segawat itu?" gumamku.
...
Aku sedang menikmati segelas teh hangat, berhubung saat ini waktu istirahat.
Aku mendengar suara knop pintu yang terbuka, dan Niall muncul dengan wajah letihnya. "Oh hi Niall, bagaimana tugasmu?" tanyaku. "Ya ya. aku, dr. Anne, dan beberapa perawat baru saja selesai menangani pasien gawat darurat yang aku bilang tadi" jawab Niall
...
Akhirnya hari ini selesai juga. Aku melihat jam yang ada ditanganku. "2.47 p.m, lebih baik aku menemui Lucy sekarang"
Aku menuju lift dan masuk kedalamnya. Kutekan tombol 5 yang menandakan lantai dimana Lucy menginap.
TING
Terdengar suara yang melenting dari dalam lift. Aku langsung keluar dari lift dan menuju kamar Lucy.
Tok Tok Tok
"Silahkan masuk" terdengar suara gadis kecil yang aku asumsikan adalah suara Lucy.
Aku segera membuka knop pintu kamar tersebut dan masuk. Aku melihat Lucy sedang duduk di tempat tidurnya sambil memainkan iPhone-nya.
"LIAAM!" teriak Lucy dengan wajah berseri-seri, dan meletakkan iPhone-nya diatas meja.
"Sesenang itukah? Aku hanya Liam, Lucy. Memangnya kau kira aku ini artis terkenal?" tanyaku.
"Whatever" jawab Lucy dan memutar bola matanya. "eh, apa yang kau bawa?" tanya Lucy.
"Bukan apa-apa, hanya beberapa bungkus coklat" jawabku dengan memberinya senyum menggoda.
"yeayy, berikan padaku, berikan padaku" mohon Lucy.
"Tapi jawab dulu pertanyaanku, dimana ayahmu?" aku menaikkan sebelah alisku.
"Katanya mau mengambil obat di apotek. Dan sekarang, berikan coklat itu padaku. Aku sudah menjawab pertanyaanmu" jawab Lucy
"of course" aku memberikan coklat yang tadi aku beli di toko dekat rumah sakit.
Tanpa berbasa-basi, Lucy langsung mengambil kantong berisi beberapa coklat yang ada pada genggamanku. Ia langsung memakannya, dan terlihat wajah bahagianya.
Jarang sekali aku melihat gadis kecil ini bahagia. Rasanya senang sekali melihatnya tertawa, melihatnya ceria, melihatnya melupakan penyakit leukimia yang menggerogoti tubuhnya.
Aku masih memandanginya memakan coklat yang aku berikan, dan tanpa aku sadari, sudut-sudut bibirku terangkat, membentuk senyuman kecil pada wajahku. Aku bahagia melihat Lucy bahagia.
Tok Tok Tok
Seketika aku sadar dari lamunanku, karena ada yang mengetuk pintu.
"Who's that?" bisikku pada Lucy. "I don't know, mungkin ayahku" jawab Lucy berbisik juga.
"Come in" Lucy mempersilahkan masuk.
Krekk
Pintu pun terbuka dan seketika terlihat sosok pria paruh baya yang mengenakan jas putih. Bukan ayah Lucy, ternyata itu dr. James
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST FIRST LOVE
أدب الهواة"Beri aku waktu untuk bisa lebih mengenalnya, beri aku waktu untuk bisa bersamanya, aku janji akan menjaganya, aku janji akan selalu berada di sisinya" Liam adalah seorang perawat dari St. Mary's Hospital. Kurang lebih 2 tahun dia lewatkan untuk...