PART SIX

9 0 0
                                    

Olin baru saja membuka pintu rumah

"Olin, sini de" panggil naya

"Assalaamualaikum"

"Waalaikum salam, lin Kenalin ini mami dan papi mbak"

Olin langsung menjabat tangan mami dan papi mbak naya

"Olin" olin memperkenalkan diri
"Bram" ucap papi
"Reina, ucap mami

"Cantik nya" puji reina pada olin

"Ma kasih tante " olin tersipu malu.
"Mbak naya, minggu depan olin wisuda, mbak bisa datang " olin menyerahkan undangan wisuda

"Bisa" mami mbak naya menyahut

"Mami ii langsung jawab aja" protes naya

"Kalo naya gak bisa aron kan bisa" ucap mami dengan senyum "sini nak, duduk deket tante."

Naya ambil posisi duduk di sebelah tante reina

"Umur nya berapa nak?"
"21 tante"
"Udah punya pacar"
"Em..em, pacar ya tan"
"Iya pacar"
"Dulu si pernah deket dengan seseorang, tapi gagal"
"Gak nyari pacar baru gitu"

Wajah olin merona merah , malu menjawab pertanyaan tante reina

"Mami ini tanya nya mendetail nya, liat tu olin jadi malu" protes papi pada istrinya.

"Huuusss" mami meletakkan jari telunjuknya dibibir bertanda papi harus diam

Papi dan naya tau tujuan mami meng introgasi olin jadi tersenyum menggoda.

"Belum kepikiran tan , mau cari kerjaan dulu" ucap olin malu malu

"Ooooo" mami menutup mulutnya terheran heran tapi kemudian tersenyum senang.

"Tante, om olin pamit ke kamar dulu"

" oh iya nak, silahkan, nanti kita ngobrol lagi ya"

Olin menganggukkan kepala dan berlalu dengan senyum

"Mami merasa dia anak yang baik, bisa jadi istri yang baik"

"Olin itu anak yang baik, pintar dan mandiri" naya berpendapat

"To the poin aja de mi, mau nya mami apa" sanggah papa

"Mami mau jodohin olin sama aron"

***(***(***)***)***

"Mana calon istri yang akan kamu kenalkan sama mami ron, ini kali terakhir mami kasi kesempatan untuk kamu menentukan pasangan hidupmu sendiri" mami berbicara dengan tegas pada aron

"Iya mi, ada kok, mami yang sabar ya" rayu aron

"Mami yang akan menentukan pasangan mu"

"Di jodohin gitu, maksud mami"

"Bukan di jodohin tapi bantu cariin"

Aron menatap naya, arga dan papi minta pertolongan

Yang di pandang malah cengengesan mengejek

"Ahhh terserah deh, aron nurut aja, kalo aron gak bahagia mami yang salah" aron kesal dengan keputusan maminya.

***********

"Ini calon istri kamu ron" ucap mami memegang pundak olin

"Dia mi, gak da yang lainnya"

"Kurang ajar ne anak, kamu kira lagi nawari barang"

"Maaf mi,"

"Mau protes"

"Protes juga percuma mi, mami pasti kekeh dengan keinginan mami" jawab aron dengan pasrah

"Kamu mau kan nak" tanya mami nya aron pada olin

" maaf tante, olin gak bisa ngejawab sekarang kasi waktu olin untuk berpikir" ucap olin sopan

"Tentu sayang, tante gak kan memaksa kamu, tapi jangan lama lama berpikir nya"

"Insyaallah secepatnya tante"

"Tante tinggal dulu ya, ngobrol lah sama aron, tante dan om mau istirahat dulu di kamar, yuk pi"

"Gue juga ron mau istirahat , yuk mas, naura kita bobok yuk" naya mrngedipkan sebelah mata ngeledek aron.
"Nikmati kebersamaan bersama ya dek"

"Gue pulang ah kalian malah istirahat semua" aron bergerutu

"Kak aron mau minum teh biar olin buatkan"

"Heeem boleh deh"

"Tunggu bentar ya"

Aron memandang punggung olin yang berjalan membelakangi nya.

***(****)***

"Apa elo mau nerima permintaan mami " tanya aron dingin tanpa memandang wajah olin

"Menurut kakak aku harus nerima atau nolak" olin balik bertanya

Aron diam diam memperhatikan olin yang menatap lantai ssmbil memainkan kakinya. "Gadis ini cantik, lucu" ucap batin aron. Tak disadari aron tersenyum manis pada olin

"Hallo," olin mengibaskan tangan menyadarkan aron dari lamunannya

"Kenapa gak elo langsung tolak aja permintaan mami gue, elo bisa" aron kesal

"Karena aku suka kakak" jawab olin ngasal

Aron terdiam menatap olin tak percaya. Olin yang selalu acuh ternyata suka padanya.

Olin mengulum senyum
"Jangan pandang lama lama ntar jatuh cinta" olin ngajak sendiri

"Apa???"

"Gini deh kak, aku kasih saran, nanti malam kita sholat istiharah, mohon petunjuk Allah dalam mangambil keputusan"

"Caranya"

"Yah...ribet kalo harus ngajar dulu, hitung kancing aja kak. Iya tidak iya tidak" ucap prilly seraya menunjuk kancing baju nya satu persatu"iya tidak iya tidak"
Olin beranjak dari duduknya tertawa geli membayangkan aron menghitung kancing baju.

"Gadis yang unik"aron berkata dalam hati.

Aron merasakan kenyamanan dengan candaan olin. Sebenarnya dia sangat berharap olin menerima permintaan maminya.

"Aku kekamar dulu ya kak"

Aron mengangguk dan tersenyum

************

RASA ITU ADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang