Part 4

897 82 2
                                    

Kyuhyun menatap layar ponselnya, membaca pesan yang baru saja dia terima.

From : Kris
Kau memberitahu eomma dan appa, hyung

Kyuhyun mengetikkan balasan untuk Kris, tetap memegang ponselnya berjaga - jaga kalau Kris mengirimkan pesan lagi padanya.

To : Kris
Ne

Sepertinya eomma sudah datang, batin Kyuhyun.

Yeonhee bilang akan berangkat pagi - pagi sekali dari Jeju, sedangkan Hankyung akan menyusul dan kemungkinan baru datang sore hari, karena masih harus menyerahkan tanggung jawab masalah toko kepada orang kepercayaannya. Kyuhyun masih ingat, bagaimana Yeonhee menangis di telepon semalam. Bertanya bagaimana Kris bisa terkena leukemia, dan Kyuhyun menceritakan semuanya sejak awal Kris divonis sakit. Hankyung juga sudah tahu masalah penyakit Kris, karena semalam saat dia menelepon Yeonhee, ada Hankyung disana.

Kyuhyun menghela nafas lega, setidaknya dia tidak sendirian saat ini. Ada orang tuanya disampingnya yang bisa membantu menjaga Kris. Ada sosok lain yang bisa diandalkan saat dia kebingungan. Kyuhyun meletakkan ponselnya setelah beberapa menit tidak ada balasan lagi dari Kris. Lelaki itu meraih daftar laporan penjualan dan melanjutkan aktifitasnya mengecek laporan itu.

*

"Kenapa kau menolak operasi itu sayang?" tanya Yeonhee.

"Karena aku tahu operasi itu tidak akan berhasil eomma," sahut Kris, dia tersenyum. Meskipun pada akhirnya senyuman itu terlihat menyakitkan di mata eommanya.

"Kenapa bicara begitu? Kita bahkan belum mencobanya."

"Kalau dicoba lalu aku mati saat aku operasi bagaimana eomma?"

"Kris!" Yeonhee memekik.
Kris tertegun, sadar bahwa kata - katanya telah menyakiti eommanya. Diraihnya tangan Yeonhee.

"Mianhae eomma. Jongmal mianhaeyo."

Mata Yeonhee memanas, digenggamnya tangan Kris erat.

"Eomma juga minta maaf, maaf karena membentakmu."
Kris menggeleng pelan, menatap mata Yeonhee dalam. "Kumohon eomma, jangan membicarakan tentang operasi itu lagi."

"Tapi chagi," Yeonhee menghela nafas, "Operasi itu jalan satu - satunya agar kau sembuh."

"Kyu hyung yang mengatakannya pada eomma kan? Operasi itu tidak akan berhasil untukku eomma."

"Krissie..."

Kris balik menggenggam tangan Yeonhee, "Eomma, kumohon. Relakan aku."

Yeonhee bangkit dan memeluk Kris erat, Kris dalam posisi setengah duduk sehingga hal itu cukup mudah dia lakukan. Air matanya yang ditahan sejak pertama kali melihat Kris mengalir begitu saja.

"Aku sangat beruntung memiliki eomma. Terima kasih karena eomma tidak pernah membedakan perlakuan eomma padaku dan Kyuhyun hyung, terima kasih karena eomma sudah memperlakukanku seperti anak sendiri."

"Kau memang anak eomma chagi."

"Eomma maaf, kalau aku sering menyusahkan eomma."

"Tidak chagi, kau tidak pernah..." perkataan Yeonhee terputus. Kris mengusap punggung Yeonhee, berusaha menenangkan perempuan yang sudah menjadi eommanya selama 13 tahun terakhir ini.

"Eomma, boleh aku memanggilmu mama?"
Yeonhee mengangguk tanpa mengatakan apapun.

"Mama, jangan menangis. Kumohon."

*

"Appa, aku ingin mengunjungi mama, boleh?" tanya Kris pada Hankyung.
Hankyung baru tiba sejam lalu, mencium Kris dan menggumamkan maaf berkali - kali begitu dia melihat putra bungsunya itu terbaring di ranjang Rumah Sakit.

MYELOFIBROSIS (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang