Hari terus berganti seiring berjalan nya waktu. Tapi, entah kenapa. Sampai sekarang juga Mars belum sadar dari koma nya itu. Padahal, sudah 5 bulan ia tak sadar. Dokter pun juga tak bilang kalau Mars akan sadar dalam jangka waktu ini. Sahabat nya yang bernama James dan juga Aaron. Setiap minggu, mereka selalu melihat keadaan Mars dan menunggu nya jika nanti ia sadar.
"Mars.. Kapan lo sadar sih? Kita tuh kangen sama lo" itulah yang sering mereka ucapkan ketika berada disana.
Sesekali, mereka juga memberikan motivasi untuk Venus, yang sering kali menangis tak karuan itu. Mereka tahu bahwa Venus lah penyebab Mars seperti itu. Tetapi, mereka juga tahu bahwa yang dilakukan Venus itu tidak sengaja, justru karena Venus sayang dengan Mars. Maka dari itu, mereka tak lagi menyalahkan Venus. Mereka pikir hanya dia satu - satu nya yang sangat terpukul oleh musibah yang menimpa Mars, ternyata keluarganya lah yang lebih terpukul dengan kejadian ini.
"Udah Ven.. Jangan nangis mulu lah, kasihan Mars kalo dia tahu lo kaya gini terus. Dia pasti ga bisa tenang. Mau sadar tapi hati masih tertekan jadinya kan ga sadar - sadar sampe sekarang" James mengernyit.
"Emang ngaruh ya Ron?".
Aaron pun terkikik dan membalas "enggak sih". James yang mendengar itu, hanya bisa memasang wajah datarnya.
"Tau lo Ven.. Bukannya sholat, doa. Lo kan jago agama, enggak kaya kita" sambung James.
"Iya Ven" ujar Aaron sambil mengangguk - angguk.
"Iya apa emang?" tanya James yang tak yakin dengan sahabat nya itu.
"Enggh... Iy... Iyaudah.." ujar Aaron terbatah - batah dengan lugu nya. Lalu terkikik sendiri. Padahal, tak ada yang lucu.
James pun mendengus.
"Udah apa nangis mulu lo kaya ban..." ujar Aaron yang terpotong oleh...
"Gue masih merasa bersalah Ron, James. Gue tuh gabisa jagain Mars dengan benar. Gue ga pernah ajarin dia kebaikan, ngasih ilmu kebaikan. Sampai - sampai, dia jadi tersesat di jalan yang salah. Coba kalau gue ngajarin dia kebaikan, pasti dia gaakan ada masalah sama guru dan tak akan ada kejadian seperti ini" ujar Venus yang mencoba menahan air mata nya yang sekian kali.
Mendengar perkataan Venus. James dan juga Aaron saling memandang, lalu mengelus pundak Venus dengan halus, agar ia bisa tenang.
"Berarti selama ini kita juga tersesat di jalan yang salah dong Ven?" Venus pun mengangguk.
"Maafin kita ya Ven kalo kita pernah ada salah sama lo, sering ngatain lo cupu - cupu gitu. Padahal, lo adalah orang yang paling bijaksana setelah gue mendengar perkataan lo itu".
"Ven.. Gue mau dong diajarin lo hal kebaikan, diajarin sholat dan sebagainya" sambung James. Venus yang mendengar hal tersebut, langsung tercengang dan kemudian tersenyum sambil mengangguk.
"Kita mau bahagiakan Mars, ya kan James? Kita harus seperti ini" ujar Aaron tersenyum dan dibalas senyuman juga oleh James. Lalu, mereka saling memandang, sebelum akhirnya James angkat bicara.
"Kok kita kaya homo ya Ron?".
"Idihh..." mereka pun bergidik ngeri.
*****
Dilain tempat. Rosita yang sedang menyendiri di kamar nya. Melihat kendaraan berlalu - lalang dari balkon, sambil memikirkan sesuatu yang sudah 2 minggu ini memenuhi isi pikiran nya. Ia tak percaya bahwa hal ini akan terjadi. Bahkan, memikirkan hal ini terjadi saja tidak pernah.
Ia pun tampak berfikir dan membatin, sepertinya aku harus pergi dari rumah ini.
Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi dari rumah nya. Ia membereskan semua pakaian nya dan menaruh nya didalam koper. Setelah itu, ia bergegas pergi dari rumahnya sebelum ayah dan ibu nya pulang.
![](https://img.wattpad.com/cover/66909473-288-k845846.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars & Venus
Teen FictionKenyataan pahit bahwa mereka kembar namun tak serupa tetapi saling menyukai gadis yang sama. Hingga pada akhirnya, mereka mendapat masalah besar, dan masalah itu terdapat digadis yang mereka inginkan itu. Jadilah reader yang baik ❎Dilarang untuk men...