Hari sudah sore. Menara Fenensie mulai sepi, tapi Evelyn, Valvet dan Lya masih disana. Sudah dua jam mereka mencari jalan rahasia. Orang yang lewat pun heran melihat mereka memutari menara terus. Jika dihitung mungkin sudah dua puluh lebih mereka memutari menara. Tapi mereka tidak putus asa. Mereka tetap mencari jalan tersebut.
" Dimana? Dimana jalan itu? Apa benar disini tempatnya? "tanya Valvet bingung.
"Ya, aku yakin. Aku tahu disini tempatnya. " kata Evelyn yakin
"Pasti disini tempatnya. Para peri di hutan memberi tahuku, menara Fenensie ada jalan menuju hutan penyihir. "
"Kalian semua tahu tempat ini. Tapi kenapa aku tidak? "tanya Valvet.
"Manusia biasa sepertimu, mana tahu tentang politik di Fillix. "ejek Lya
"Manusia biasa? Aku bisa saja membunuhmu jika aku mau"
"Ha...ha...ha... Kau ingin membunuhku? Apa kau tidak lihat bagaimana aku melawan mereka semua? "
"Ya, aku lihat. Tapi jika bukan karna Evelyn, kau mungkin sudah terluka sekarang, betulkan, Evelyn? Evelyn? "
Evelyn tak mendengar mereka. Dia tampak berpikir keras. Dia memejamkan mata, mencoba mengingat perkataan ayahnya dulu.
***
Disuatu malam berbintang, raja Thunder II sedang ada diruangan kerjanya. Dokumen-dokumen bertumpuk di atas mejanya. Suara ketukan pintu terdengar."Ayahanda? Boleh aku masuk?"tanya Evelyn kecil. Kepala kecilnya muncul dari balik pintu.
"Masuklah"kata raja dengan lembut.
Evelyn masuk dengan wajah cemberut. Dia langsung menghampiri ayahnya.
"Ada apa, sayang? Kenapa kau belum tidur? "
"Aku tidak bisa tidur. Kakak masih berlatih pedang dan ibu sedang ada tamu. Tidak ada yang bisa membacakan cerita untukku. "
"Siapa bilang? Ayah yang akan menceritakan cerita untukmu"
Wajah Evelyn kembali ceria. Ayah mengangkatnya dan menaruh Evelyn dipangkuannya, dia mulai bercerita.
"Apa kau tahu tentang Menara Fenensie? "tanya ayah
"Ya, aku tahu. Ibu bilang tempatnya sangat ramai dan indah"kata Evelyn dengan memainkan tangannya.
"Ya, kau benar. Tapi apa kau tahu, rahasia menara Fenensie? "
Evelyn menggelengkan kepala dengan keras.
"Dulu, saat manusia, peri, penyihir dan monster masih bersahabat, raja terdahulu sering pergi ke tempat penyihir dengan melalui jalan rahasia. Itulah jalan yang para peri buat untuk membantu manusia bertemu penyihir. Hanya anggota kerajaan yang tahu tentang jalan itu...."
"Tapi ayahanda, kenapa sekarang kita bermusuhan dengan mereka? "
"Karna, mereka menghianati kita. Para peri sulit untuk kita percayai. "
"Ooooh... Setelah itu?"
"Setelah itu, suatu perjanjian dibuat. Para manusia, peri, penyihir, maupun monster, akan hidup dalam dunia mereka masing-masing. Mereka tidak boleh berhubungan, ataupun menyerang dunia lain. Sejak itulah jalan penghubung itu ditutup dan disegel. Dan sekarang hanya sedikit orang yang tahu. "
"Apa jalannya bisa dibuka kembali? "tanya Evelyn
"Memamgnya untuk apa jalan itu dibuka lagi? "
"Mungkin saja, nanti aku akan mengunjungi seorang penyihir. "kata Evelyn. "Ayolah, ayahanda. Beri tahu aku bagaimana membukanya? " kata Evelyn, memohon-mohon.
Raja tidak bisa menolak permintaan anaknya. Dia pun mengatakan cara membukanya. "Dikatakan, ada tulisan kuno disekitar menara. Jika dibaca dengan tepat, dan sebuah jalan akan muncul. "kata raja, memelankan suaranya.
"Nanti aku mau pergi ke tempat penyihir. Bolehkan, yah? "
"Saat kau sudah besar kau boleh pergi kesana, tapi sekarang waktunya untuk tidur".
Evelyn turun dari pangkuan ayahya, dan menuju pintu. Saat membuka pintu, ia berbalik. "Aku yakin, nanti akan kutemukan jalan itu. Dan membuat dunia Fillix menjadi damai tanpa permusuhan".
***
"Itu dia!"teriak Evelyn"Ada apa? "tanya Valvet, bingung.
Evelyn tidak menghiraukan pertanyaan itu. Dia mendekati menara dan mulai meraba-raba. Valvet dan Lya, hanya bisa menatap dengan bingung. Mereka yakin sudah memeriksa dinding menara beberapa kali, tapi tidak menemukan apapun.
"Kita sudah memeriksa dinding itu, Evelyn "kata Valvet
"Pasti tulisan disini. Aku yakin itu"
"Selama kau cari tulisan itu aku mau duduk sebentar. Aku sangat lelah. " kata Lya, menduduki sebuah batu besar. Tangannya seperti merasakan sesuatu yang aneh pada batu itu. Dia meraba-raba, dan merasakan banyak tulisan.
"Hey, kalian. Ini hanya perasaanku, atau batu ini memang ada tulisannya? "
"Tulisan? "
"Coba aku lihat"
Evelyn meraba-raba batu itu dan memang ada tulisannya. "Ini dia tulisannya. Tapi apa artinya? "
Mereka memandangi tulisan kuno itu. Tulisannya sedikit kabur sampai sulit dibaca. Tapi Valvet mendekat dan mulai membaca.
"Saat hampir menyerah, akan ada setitik cahaya putih yang akan menjadi arah jalanmu"
Cahaya putih muncul dari dinding menara. Perlahan-lahan cahaya itu membentuk sebuah jalan
"Bagaimana kau tau? "tanya Evelyn
"Tau apa? "
"Tulisan kuno itu, bagaimana kau bisa membacanya? "
"Aku pernah diajari tulisan kuno dulu. "kata Valvet. "Ternyata manusia biasa seperti aku cukup hebat, ya " tambah Valvet dengan bangga. Dia menatap Lya dengan tatapan mengejek. Lya membalas tatapannya dengan wajah kesal.
Evelyn melangkahkan kakinya,dan masuk melewati jalan itu. Di ikuti dengan Valvet dan Lya. Lama-kelamaan cahaya putih itu mulai memudar, dan jalan rahasia pun hilang.
***
Tempatnya sangat gelap. Tidak ada cahaya disana. Hutan ilusi, Disanalah Evelyn dan temannya berada. Kabut putih yang muncul membuat suasana menegangkan."Jadi disinilah kita? Hutan ilusi? " tanya Lya
"Kurasa begitu"bisik Valvet
"Disinilah petualanganku dimulai. Menuju tempat Lord Sword. Kakak, tunggu aku disana. "batin Evelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Princess
FantasyAwalnya Evelyna Vance Sparkling hanya seorang putri dari kerajaan Sparkling King. Tapi hidupnya berubah yang dulunya seorang putri menjadi seorang pejuang. Dan itu semua karena Lord Sword. Dia sekarang berjuang untuk menyelamatkan kakaknya dari Lor...