Part 17

123 18 0
                                    

Semuanya berjalan dengan mulus.

Kakak Evelyn, adik Valvet dan Lya sudah dibebaskan. Bahkan beberapa orang yang ditahan Lord Sword sudah dibebaskan. Waktu itu penuh air mata bahagia. Semuanya bahagia.

Tapi setelah semua pelukan yang telah dilakukan, mereka harus bersiap untuk perang besar. Evelyn dan kakaknya kembali kerajaan mereka. Semua orang senang, karena mereka belum meninggal. Setelah mengatakan semuanya, mereka mulai bersiap untuk berperang.

Untungnya Kerajaan peri mendukung manusia melawan monster dan penyihir. Elanore dan Gueilimmue juga membantu mereka.

Jangan pikir jika mereka membela manusia. Tapi Elanore dan Gueilimmue membela kebenaran. Dendam Lord Sword harus diakhiri. Itu yang dikatakan Gueilimmue.

"Pada akhirnya perang harus terjadi" gumam Evelyn, menatap keluar jendela, melihat pasukannya yang diluar. Dia sendiri sudah memakai baju zirah dengan pedang Thunder Slayer di tangannya.

"Kau masih berpikir jika ini salah?" tanya Valvet dibelakangnya. Dia pun sudah memakai baju zirah, siap untuk berperang. Awalnya Evelyn tidak mengizinkannya berperang karena terlalu muda. Tapi Valvet memaksa. Dia ingin membantu, katanya. Akhirnya Evelyn mengizinkan.

"Entahlah, " ucap Evelyn,"Jika ada yang bisa kulakukan untuk menghentikan perang ini, akan kulakukan itu. Tapi sepertinya, dewa sekalipun tidak bisa menghentikan perang ini. Aku tidak tahan jika melihat orang tak berdosa terbunuh"

"Aku tahu ini sulit bagimu, tapi kau harus lakukan ini. Kau akan berada di garis depan dan membunuh semua musuhmu. Karena itulah yang dilakukan seorang pemimpin, melindungi rakyatnya."

"Kau benar Val. Aku tidak boleh lemah. Semua percaya padaku dan aku tidak boleh mengecewakan mereka. Aku akan melakukan yang terbaik sebagai seorang penerus Kerajaan Sparkling demi rakyatku"

Valvet tersenyum, "Kau siap berperang sekarang?"

"Aku siap"

***

Peperangan pun terjadi.

Semua pasukan berjuang mati-matian. Dengan perintah William, pasukan mereka lebih unggul. Walaupun begitu, banyak orang yang terbunuh. Evelyn tidak mampu melihat ini semua. Tangannya bergetar dan tubuhnya berkeringat. Tapi dia tidak boleh lemah. Dia harus terus maju. Satu tujuannya. Membunuh Lord Sword. Dengan ditemani Elinore, tentu saja.

Evelyn membutuhkan bantuan sihir Elanore karena dia belum pandai menggunakan sihir. Karena sihir bisa dikalahkan dengan sihir. Apa menurut kalian belajar sihir dua hari lalu langsung hebat? Tidak, kan.

Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk berhadapan langsung dengan Lord Sword. Bahkan orang itu sudah siap disana.

"Lama sekali. Aku tidak tahan lagi untuk membunuh kalian"

"Kau yang akan aku bunuh!" balas Elanore.

Tanpa aba-aba Elanore menyerang Lord Sword, tapi bisa ditangkis dengan mudah, "Aku tidak mau melawanmu. Aku ingin melawan keturunan dewa"

Elanore menatap Evelyn, "Kau ingin melawannya? Hadapi aku dulu!"

Lagi, Elanore mengeluarkan sihir bertubi-tubi lewat tangannya dan menyerang Lord Sword. Tapi dengan mudah juga dia mengelak, "Sekarang giliranku."

Lord Sword mengangkat tangannya dan merapal-kan mantra lalu mengarahkannya pada Elanore. Tiba-tiba tanaman berduri tumbuh dan melilit tubuh Elanore. Tanaman itu membuatnya terkunci, tidak bisa bergerak. Semakin dia mencoba melepaskan diri maka duri akan menusuk kulitnya. Evelyn tidak tahan saat melihat darah segar keluar dari tubuh Elanore, memalingkan wajah.

"Kenapa, tuan putri? Kau takut? " Lord Sword tertawa jahat, "Ini baru awal dari penderitaannya" Tanaman itu semakit erat melilit tubuh Elanore. Dia berjerit saat duri-duri itu menusuk kulitnya.

"Hentikan itu! "

"Tidak akan ku hentikan" Jeritan Elanore bertambah kencang, membuat Lord Sword tersenyum senang. Tapi tidak dengan Evelyn. Dia harus menyelamatkan Elanore.

Evelyn berlari menuju Elanore, berniat memotong tanaman berduri itu tapi dihalangi Lord Sword. Dengan sihirnya dia membuat prajurit raksasa memakai baju zirah besi dengan pedang besar di tangannya. Prajurit itu mulai menyerang Evelyn.

Apa boleh buat, Evelyn harus melawannya. Melihat penderitaan Elanore keberaniannya muncul kembali. Dia berlari menuju prajurit itu lalu melompat dan menyerangnya bertubi-tubi dengan sangat cepat.

Bahkan saat Evelyn akan menginjak tanah, timbul sesuatu dari kakinya, seperti pijakan, sehingga dia bisa melompat dan menyerang lagi. Mungkin itu timbul dari pedangnya. Pedang Thunder Slayer memang penuh kejutan. Tapi sayang, saat Evelyn akan menyerang bagian kepala, prajurit itu meninju Evelyn dengan tangan besarnya, sehingga Evelyn terpental jauh.

"Evelyn! "

Kepala Evelyn mengeluarkan darah. Dia mencoba bangkit tapi jatuh terduduk lagi. Kepalanya sakit, hampir dia pingsan. Lord Sword tersenyum menang. Dia sudah kalah, katanya.

Tapi Evelyn tidak boleh menyerah. Dia tidak bisa menyerah sekarang. Elanore membutuhkan bantuannya. Dunia Fillix membutuhkannya. Semua orang berharap padanya.

Terlintas di kepalanya saat para sahabatnya berjuang mati-matian. Sedangkan dia hanya sekali pukul semangatnya sudah luntur. Ini tidak boleh terjadi. Aku harus menang. Dilihatnya Elanore disana. Dia sudah tak berdaya lagi. Darah segar keluar tanpa henti. Aku harus menolongnya, batinnya.

Dengan susah payah Evelyn berdiri tegak. Tiba-tiba rambutnya terurai panjang dan semakin panjang. Matanya pun berubah merah. Dihadapkannya pedang kedepan, tanda jika ia siap untuk bertarung.

"Habisi dia!"

Prajurit maju dan menggerakkan pedangnya, menyerang Evelyn. Sebelum itu terjadi, Evelyn menghadapkan pedangnya ke atas dan muncul perisai. Serangan prajurit itu gagal.

Evelyn lalu menancapkan pedangnya ke tanah dan muncul es, membekukan kaki prajurit itu. Prajurit tidak bisa menggerakkan kakinya. Inilah kesempatan Evelyn.

Dia berlari dan saat prajurit menggerakkan pedangnya, Evelyn menaiki pedang itu. Dengan cepat kilat Evelyn menjatuhkan pedang tersebut.

Sang prajurit kebingungan. Evelyn beraksi lagi. Dia menggerakkan pedangnya dan secara ajaib prajurit itu terpental keatas. Lalu cahaya putih keluar dari pedang Evelyn dan mengikat prajurit di atas. Prajurit itu seperti patung di udara.

Evelyn bersiap untuk melompat tinggi. Dan saat diatas, dia meluncur dan menusuk prajurit itu. Seketika prajurit itu berubah menjadi kaca lalu hancur berkeping-keping.

Evelyn berdiri dengan bangga. Dia sudah membunuh musuhnya. Dan tinggal satu lagi musuh yang harus dibunuh. Dia adalah Lord Sword.

Tapi sebelum itu, dia butuh penjelasan.

My Beautiful PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang