Pertumbuhan ke-4

25 7 1
                                    

Dikala Angin Menerpa Batang

Kini aku sudah bisa melepaskan dan melupakan Kak Sam, walaupun masih saja terkenang dikala termenung.

Disaat aku mulai membenahinya sendiri, aku harus bisa mengatasi masalahku sendiri, jika perlu aku curhat lewat sang mamah.

•••••

Keesokkan harinya saat aku menyapu lantai, aku menemukan surat berwarna merah yang berisi:

Dengan penuh rasa terimakasih Nadine ucapkan kepada Kak Sam. Weishh... maafkan kak terlalu baku, langsung aja ya Kak Sam.

Kak Sam makasih ya udah bisa nerima dengan lapang dada apa yang sudah dikatakan Mawar.

Gimana dong sekarang kita mau ngapain. Gimana kalau kita ketemuan pas orang lain udah pada tidur? Nadine tunggu ya dideket perpustakaan yang agak gelap jam 23.30 ya kak.

-Nadine

Saat aku memulai baca surat itu, air mata menetes melewati pipiku. Rasa amarah menguak di dadaku sampai detak jantungku semakin lemah, aku mulai merasakan sakit yang sangat sangat sakit. Aku hanya bisa merasakan sakit itu.

"Aaaa... sakittt", ucapku seraya memegang dadaku, sampai air mataku menetes dan jatuh terbaring sambil menangis.

Kupegang dadaku dengan erat, lalu Arianda melewatiku dan dia memanggil teman-temanku yang lain untuk membawa ke kamar, yang ku dengar dari Arianda "tenang Mawar, tenang. Ada aku, ada aku tenang!"

Lalu aku menjulurkan tangan ku yang terdapat surat itu, "ini mamah.." lirihku.

"Tenang ini bohong, jangan percaya!" ucap Arianda "mana obatnya?" lanjutnya.

"Tapi ini Da.." kataku. Aku hanya bisa menangis sambil memegang dadaku yang sakit.

"Mana obatnya?", tanyanya lagi.

"Disebelah tas Da", jawabku.

Lalu Arianda menenangkanku dan akupun mulai tenang.

"Da, jangan kasih tau aku sakit, terutama Nadine", ujarku. Sebenarnya aku mempunyai penyakit asma dari aku kecil, tapi aku sembunyikan penyakitku dari teman temanku.

"Iya, istirahat dulu, nanti kambuh lagi", ucapnya

"Iya, makasih Arianda", kataku. Lalu aku mulai terlelap.

•••••

Aku sudah mulai agak membaik aku hanya ingin curhat saja ke Arianda.

"Da!", panggilku.

"Sabar Mawar, jangan di pikirin terus", ucapnya.

"Tapi gimana? Susah Da"

"Hey, masih banyak lelaki yang lebih dari Kak Sam"

"Ya tapi masalahnya itu, kok bisa kayak gitu"

"Ya mungkin itu cobaan untuk kamu, biar kamu jadi wanita yang lebih sabar & kuat"

"Hmm, ya dehh, tapi aku gak mau ini terjadi yang ke-2 kalinya. Aku takut kayak gini lagi, meskipun aku & Kak Sam hanya sebagai teman saja"

Dari sini aku mulai bisa menerimanya, aku harus fokus belajar untuk meraih cita-citaku setinggi langit.

•••••

Kini kami lulus SMA aku ingin melanjutkan sekolah disini (karna di sekolah ini SMA dan Universitas berada di satu tempat) lagi sampai aku menemukan jodoh. Kini aku berumur 18 tahun. Aku dan teman-temanku berpisah, Feby tetap disini sama denganku dan Arianda juga.

Tapi teman yang lainnya melanjutkan di luar sekolah ini.

-----

Maafkan update nya lama
Hehe
Salam slvnl00_
Byee ✌

MawarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang