5.

6 1 0
                                    

Author
Andrea terbangun dari tidur nyamannya karna sang fajar sudah menunjukan sinarnya. Ntah apa yang terjadi, sekarang ini Andrea ada di paha Raka dan Raka menyenderkan kepalanya di sofa yang ada di balkon.
Semalam mereka menghabiskan waktu dengan bernyanyi di balkon sampai keduanya tertidur.
'Raka ganteng juga' batin Andrea sambil menatap wajah lelaki yang saat ini masih tertidur pulas.
"Sorry gara gara gue lo jadi kaya gini Rak" gumam Andrea.

Andrea
Aku memasak sarapan untuk Raka, gimanapun juga dia pasti masih lemes dan semalem dia nemenin aku begadang sampe kita ketiduran di balkon kira kira jam 5 pagi.
Duh kasian baanget, maafin aku Rak;(

"Hatchim, hatchim" loh, itu suara bersin kan? "Hatchim" iya bener bersin

"Rak, lo flu?" Kataku sambil megang dahi Raka,
"Gue gapapa ko"
"Gapapa gimana, badan lo panas gini" kataku hawatir. Iyalah hawatir, ini pasti gara gara semalem, "Sarapan dulu ya"
Dia bales anggukan, tuh kan pasti sakit

Author
Andrea dengan telatennya merawat Raka yang sekarang terkena flu. Ntah angin apa yang membuat Andrea bisa dengan mudah menerima dan sangat perhatian pada lelaki ini.

Sekarang ini Andrea sedang duduk di balkon sambil meroko dengan ditemani sekaleng soda, Raka sedang tidur di kamar tamu, setelah meminum obatnya. Kebiasaannya meroko tidak bisa dihilangkan, meskipun dia tidak bisa disebut candu.
Biasanya ia hanya meroko saat sedang sendirian dan banyak masalah, dan dua bulan terakhir ini ia selalu sendirian, berarti ia selalu meroko. Ya selalu setiap harinya, karna ia butuh penenangan. Hanya penenangan.

Sementara itu di ruangan lain Raka sedang berfikir, kejadian semenjak hari kemarin membuat otaknya berfikir. Apa sebenarnya yang terjadi?.

Tak lama Andrea masuk ke kamar yang saat ini ditempati Raka.
"Gimana keadaan lo?"
"Lebih baik"
"Kalo gitu gue bakalan anterin lo pulang. Di mana alamat lo?"
"Gue tinggal di apartemen green life"
"No?"
"162"
"Itu sih di sebelah, jadi lo tetangga baru gue"

Andrea
Raka?, tetanggaku?, oh apa ga bisa lebih rumit dari ini?

"Re?, boleh gue nanya?''
"Itu lo udah nanya" jawabku acuh sambil berjalan ke arah kursi di samping tempat tidur,
"Siapa L?" Pertanyaannya membuatku terpaku sejenak,
"Dia sepupu gue" jawabku singkat.

Raka

"Dia... sepupu gue'' mendengar jawabannya membuatku bisa bernafas lega.
"So dia di mana sekarang?" Tanyaku lagi, Re terdiam sejenak
"Gue gatau" jawabnya lagi.

Hening...

"Gue keluar dulu" katanya yang aku balas anggukan.

"Hatchim.." ugh, flu ini
Aku butuh istirahat sekarang.

"Rak, bangun"
"Bentar''
"Bangun elah, udah siang''  aku pun membuka mataku dan melihat Andrea,
"Makan dulu, abis itu gue anterin lo ke apartement"
"Iya" jawabku.

Author

Setelah selesai makan siang, Andrea menepati janjinya. Mengantarkan Raka ke apartmentnya, meskipun apartement mereka bersebelahan, tapi Andrea tidak setega itu untuk meninggalkan orang yang sakit sendirian.

"Istirahat aja, gue balik ke apartement gue" kata Andrea,
"Thanks Re" ucap Raka yang dibalas anggukan dan senyum tipis oleh Andrea,
"Get well soon" bisik Andrea yang tidak dapat didengar oleh Raka. Lalu ia beranjak menuju apartement nya dan beristirahat.

"Semoga keputusan gue buat ngebiarin lo masuk ke kehidupan gue ga salah" batin Andrea lalu ia memejamkan matanya.

•Kaktus•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang