6.

5 1 0
                                    

Author
Andrea turun dari motor kesayangannya, sebuah motor klx berwarna hitam dengan beberapa bagian yang sudah dimodifikasi olehnya sendiri. Sungguh motor yang tak lazim dikendarai oleh wanita.

Tak seperti kebanyakan wanita lain, Andrea tidak pernah memperdulikan penampilannya, disaat para wanita memakai setelan kemeja serta rok, Andrea malah memakai setelan kemeja dan celana. Karna prinsip Andrea adalah mengenakan apa yang ia ingin kenakan bukan yang ingin orang lain lihat.

Andrea berjalan melewati koridor sekolah, menuju kelasnya. Sekolah masih sepi karena ia datang sangat pagi, selalu datang sangat pagi setiap harinya.

Andrea
Aku masuk ke kelas dan kelas masih sepi seperti biasanya, tapi
"Elo dateng juga" kata seorang laki laki, Raka
Tanpa menghiraukannya aku langsung duduk di kursiku, di sebelahnya
"Thanks re"
"Buat?"
"Ngerawat gue kemaren" katanya dengan senyuman yang, emm..manis?. Yang aku balas dengan anggukan, lalu kami terdiam sampai bel masuk berbunyi dan pelajaran dimulai.

Raka
Aku cinta padanya, pada gadis yang berbeda, pada gadis yang beberapa hari ini memenuhi pikiranku, pada gadis yang saat ini duduk disampingku. Aku tau ini terlalu cepat, tapi yaa aku mencintainya .

Aku ga bisa terus berbohong, secepatnya aku harus mengungkapkan ini, ya secepatnya.

Author

Bel istirahat berbunyi, membuat semua murid langsung berbondong bondong menuju kantin untuk mengisi perutnya masing masing.

Tapi tidak dengan Andrea, gadis ini justru malah memilih untuk pergi ke lantai paling atas sekolah yang sangat jarang dikunjungi oleh siswa lain karena menurut siswa lain tempat ini menyeramkan. Tapi lagi lagi Andrea adalah Andrea, menurutnya tempat ini adalah salah satu tempatnya untuk mencari ketenangan.

Sementara di tempat lain Raka tengah kebingungan mencari Andrea, pujaan hatinya yang saat ini entah berada di mana.
"nyari Andrea lo?" Tanya sebuah suara,
"kenapa lo bisa tau?" Bukannya menjawab, Raka justru malah kembali bertanya,
Bukannya menjawab pertanyaan Raka, Gama justru membuat pernyataan baru
"Lo nyimpen perasaan ke andrea" pernyataan yang keluar dari mulut Gama membuat Raka menegang di tempatnya, dan itu membuat Gama yakin akan hipotesa nya, "gue percaya sama lo, jangan pernah sakitin Andrea atau lo bakalan tau akibatnya" ucap Gama penuh keseriusan.

Lalu Gama pergi melewati Raka yang masih tidak bergeming, "Andrea di rooftop kalo lo nyari dia" ucapnya sambil menepuk pundak Raka yang membuat Raka tersadar.

Seorang gadis berdiri di tepi rooftop, dengan rambut yang dibiarkan terurai dan terbawa oleh angin
"Bahaya kalo disitu re"
Gadis itu tersentak lalu membalikkan badannya,
"Gak bahaya ko" bukannya beranjak dari tempat itu, Andrea atau yang lebih sering dipanggil Rea saat di sekolah justru duduk di tepi rooftop.
"Sini duduk Rak" mendapat panggilan itu Raka langsung duduk di sebelah Rea.
Keheningan terjadi beberapa lama, sampai suara Raka memulai pembicaraan
"Emm...Re?" Rea menoleh ke arah Raka,
"Be mine please?" Tiga kata itu membuat Rea menegang sesaat. Rea tidak bisa memungkiri bahwa ia telah jatuh pada pesona seorang Raka, tapi apa ini ga terlalu cepat?,
"Gue tau ini terlalu cepet, kita baru kenal, dan kita belum sama sama tau tentang satu sama lain. Tapi, buka hati lo please, buat gue?" Ucap Raka dengan keseriusan penuh, Rea berusaha mencari kebohongan pada mata Raka, namun hasilnya nihil.
Raka menghela nafasnya kasar. Ia tahu, inu terlalu cepat. Tapi ga ada salahnya bukan?
"Gue udah duga lo ga bakal--"
"I'm yours" ucap Rea memotong ucapan Raka. Dan dua kata itu sukses membuat Raka kembali mematung di tempat.

•Kaktus•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang