The Baby's [Completed]

Nine

-----------------------------------------

Kata orang, cinta itu mengajarkan kita artinya dicintai dan mencintai.

Mengajarkan kita apa itu kesetiaan.

Dan mengajarkan kita bagaimana caranya untuk bersabar.

Kata orang, cinta itu membuat kita tau bagaimana rasanya terbang ke awan.

Dan kata orang, cinta itu membuat kita tau bagaimana rasanya jatuh di hempas ke bumi.

Kata orang, cinta itu perlu pengorbanan.

Tapi, jika hanya satu insan yang berkorban. Apakah akan berhasil?

Jawabannya adalah tidak.

xxx

Kathrine's View

Taman di sore hari ini tampak terlihat ramai. Banyak anak kecil yang saling berlari dan berkejaran. Ada pula keluarga kecil yang terlihat tengah mengadakan piknik kecil dengan senyum yang terpatri di wajah keluarga bahagia itu. Tak sedikit pula pasangan remaja yang menghabiskan waktu mereka di taman ini.

Aku tersenyum manis saat seorang anak kecil lelaki bertubuh gembul datang menghampiriku.

"Hai, nte."

Senyumku semakin melebar saat anak kecil itu menyapaku.

"Hai, baby boy. Kenapa kamu sendirian?"

Anak lelaki itu duduk di kursi taman yang berada di sebelahku. "Lendi pelginya sama temennya papa Lendi, nte. Tapi, om yang nemenin Lendi lagi pelgi beli es klim."

Aku mengernyit bingung mendengar celotehan anak itu. Pasalnya, aku tidak terlalu mengerti anak ini ngomong apa.

Aku tersenyum lagi meskipun aku nggak tau jelas maksud anak itu. "Jadi, nama kamu Lendi?"

"Bukan Lendi, nte. Tapi, Lendi."

Grrr... apanya yang beda dari ucapanku barusan? Apa jangan-jangan anak ini cadel ya?

"Oke, jadi nama kamu itu Rendi. Bener nggak?" tanyaku lagi.

Mata anak itu langsung berbinar dan ia mencium pipiku kilat. "Bener, nte. Oh iya, nama nte capa?"

"Nama tante Kathrine."

"Oohh, nama nte Karetin?"

"Bukan, sayang. Tapi, Kathrine."

"Ish, nama nte susah. Lendi jadi libet manggilnya." rajuk Rendi dengan pipinya yang mengembung. Ugh, menggemaskan sekali.

Ya Tuhan, aku harap bayiku akan selucu dan semenggamaskan Rendi ketika ia lahir nanti.