Second

84.2K 4.8K 140
                                    

ATTENTION! BACA INI DULU YA, JANGAN DI SCROOL KE BAWAH DULU! *sorry capslock jebol :D

Hai! Bagi kalian yang baca ini itu berarti kalian adalah pembaca baru dari cerita The Baby's. Btw buat info aja nih, cerita ini udah kelar alias tamat. Dan kalian juga tetep harus vote dan comment ya walaupun ceritanya udah kelar. Sekalian baca cerita gue yang Marriage With(out) Love, seri kedua Marriage Contract ya :) Kita bakalan galau-galauan lagi di cerita itu :)

Oke gitu aja sih, thanks. Silahkan membaca~

Wanita itu melangkah dengan anggun masuk kedalam perusahaan besar di bidang otomotif yang sangat tersohor itu. Kaki jenjangnya yang tertutupi dengan celana jeans bewarna khaki itu membawanya menuju kearah meja resepsionis yang tengah mengembangkan senyum ramahnya itu.

"Selamat siang, mbak. Ada yang bisa saya bantu?" sapa salah satu resepsionis itu dengan ramah.

"Selamat siang, bisa saya bertemu dengan David Alessandro?"

"Maaf, mbak. Apa mbak sudah membuat janji temu dengan pak David sebelumnya?"

"Ya, kami telah berjanji untuk bertemu pada saat jam makan siang di kantornya" jawab wanita itu seraya menganggukan kepalanya dengan anggun.

"Baiklah, kalau begitu mohon untuk menunggu sebentar. Saya akan memberitahu pak David,"

Wanita itu menganggukan kepalanya. Dan setelah itu ia hanya mengamati interior perusahaan ini selagi ia menunggu resepsionis itu yang masih berbicara di telfon yang ia perkirakan sedang berbicara dengan David. Interior di lantai ini terkesan sangat mewah dan elegan, di depan meja resepsionis terdapat dua sofa berbentuk L bewarna hitam dengan satu meja bulat yang berada di tengahnya. Dinding-dindingnya dilapisi dengan wallpaper dan di sudut dinding tertempel poster-poster besar bergambar mobil yang diproduksi dari perusahaan ini.

"Maaf, mbak. Bisa saya tahu siapa nama, mbak?" Ucapan resepsionis itu berhasil mengalihkan perhatian wanita itu yang masih mengagumi interior perusahaan yang sangat berkelas.

"Ah ya, tentu. Kathrine, namaku Kathrine." jawab wanita itu dan si resepsionis itu hanya mengangguk.

Resepsionis itu kembali berbicara sebelum ia meletakkan gagang telepon itu di pesawat telepon.

"Silahkan mbak, Anda sudah ditunggu oleh pak David. Ruangannya ada dilantai 10, Anda bisa memakai lift yanga ada disana," ucap resepsionis itu.

Kathrine mengangguk, lalu melangkahkan kakinya menuju lift. Ia menekan angka 17 pada tombol dan dirasakannya bahwa lift itu membawanya naik secara perlahan. Di dalam lift, ia memegang erat tas jinjingnya. Masih bingung dengan apa yang akan diucapkannya nanti ketika ia bertemu kembali dengan pria bernama David itu setelah tiga minggu yang lalu.

Huh, c'mon Kath! Kau hanya perlu menjelaskan semuanya kepada lelaki itu dan memintanya untuk bertanggung jawab. Dan setelah itu semua masalah akan selesai.

Ting!

Dentingan lift yang berbunyi bersamaan dengan terbukanya pintu lift membuat Kathrine menghembuskan nafasnya dengan gugup. Perlahan, ia mulai melangkahkan kakinya menuju meja sekertaris yang berada tak jauh dari lift. Perempuan itu -yang ia yakini sebagai sekertaris David- menatap dirinya dengan tajam. Mendapat tatapan tajam seperti itu membuat dirinya semakin dilanda rasa gugup.

The Baby's [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang