Three : A Fact

5 0 0
                                    

Pagi ini Disha bangun dengan mata sembab. Buru buru Disha mandi dan menyalin seragam sekolahnya. Kemudian Disha turun ke lantai bawah untuk sarapan.

"mbak, tolong buatin sandwich buat bekal Disha ya mbak" pinta Disha pada Mbak Ayu,orang yang mengasuhnya sejak smp.

"iya non" jawab Mbak Ayu.

Disha mengambil dua tangkup roti tawar kemudian mengoleskan selai coklat diatasnya.

"Disha hari ini kamu berangkatnya bareng Dilla ya, mobil Dilla lagi di bengkel" ucap bunda.

"gak ah bun, Disha mau pergi sendiri" jawab Disha.

"kaliankan satu sekolah. Lagipula kalian kan kakak adik masa gak pernah pergi bareng sih" ucap papanya.

"status kakak adik hanya kita yang tau. Temen temem Disha bahkan Dilla gak ada yang tau tuh kalau kita saudara" ucap Disha tenang.

Tak lama Mbak Ayu memberikan bekal milik Disha bertepatan saat Disha sudah selesai sarapan.

"berangkat" ucap Disha. Kemudian Disha masuk ke mobilnya. anehnya pak Diman supirnya tidak menjalankan mobil.

"ada masalah pak ?" tanya Disha.

"non Dilla belum masuk nona" jawab pak Diman.
Panggilan yang digunakan seluruh pekerja dirumah ini untuk Disha memang nona. Sejak kecil Disha memang mendapat perlakuan istimewa dari keluarga besarnya.
Berbeda dengan Dilla yang hanya dipanggil non saja. Perbedaan status lah masalahnya. Keluarga besar Disha tak menerima kehadiran bunda Riska dan Dilla.

Tak lama Dilla masuk kedalam mobil dan duduk disebelah Disha. Disha hanya melirik sinis akan kehadiran Dilla di mobilnya.

"Sha, gue suka Arka" ucap Dilla membuka percakapan memecah keheningan. Disha menoleh sesaat lalu melemparkan pandangannya ke jalan raya.

"gue tau Sha, lo deket banget sama Arka. Cuma lo yang bisa deket sama Arka. Tapi gue mau lo menjauh sedikit aja dari Arka, gue pengen disamping Arka" ucap Dilla. Disha yang mendengarnya tak menjawab justru memasang earphone ditelinganya.

Dilla menghela nafas melihat respon Disha yang sudah di tebaknya. Ia yakin Disha tak akan mau menjauh dari Arka. Bukannya Dilla egois pada Disha, Dilla hanya ingin mendapatkan cinta pertamanya saja.

Dilla pun sadar diri, setelah menjadi penyebab hancurnya keharmonisan keluarga Disha, tak mungkin Disha begitu saja mau menuruti keinginannya.

Tanpa Dilla sadari, Disha tersakiti. Disha sangat mencintai Arka, bahkan melebihi dirinya sendiri. Dengan teganya Dilla meminta Disha untuk menjauh dari Arka.

Disha ingin menangis saat ini, tapi tak bisa. Ia tak bisa menunjukkannya pada orang lain. Arka, ya! Disha butuh Arka saat ini.

***
Dilapangan parkir SMA NUSA banyak yang bingung melihat Disha dan Dilla turun dari mobil yang sama. Mereka mulai berspekulasi melihat Dilla keluar dari mobil dengan gayanya yang biasa dan Disha dengan mata merah menahan air mata.

eh gila ! itu si Dilla ngapain Disha sampe begitu ?

wah parah, keliatan doang si Dilla baik, ternyata busuk juga

Dan masih banyak lagi yang mereka bicarakan. Dan tentu saja hal itu menguntungkan bagi Disha untuk memulai rencananya.

Menghancurkan orang yang menghancurkan kebahagiaannya.








Jangan menghancurkan sesuatu. Belum tentu kamu bisa menggantinya.

Love Ayana ♡

FLAMINGGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang