Setelah memarkirkan mobilnya, Disha masuk ke dalam mall dan langsung menaiki eskalator yang akan mengantarnya ke lantai 2 mall ini. Setelah berjalan sekitar 10 menit disha sampai di butik langganannya. Beberapa pekerja perempuan yang memang sudah mengenalnya menyapa Disha.Mbak Lia begitulah yang biasa dipanggil Disha menghampiri gadis itu.
"Wah non Disha. Sudah lama tidak kesini" sapa mbak Lia.
"Iya mbak. Kan kemaren liburan jadi gak disini." Jawab disha ramah.
"Begitu ya non. Oh ya non kebetulan hari ini ada baju baju yang baru aja masuk ke butik. Kira kira sejam yang lalu sih" ucap mbak Lia. Disha mengangguk mengiyakan.
"Aku liat liat dulu ya mbak" jawab Disha. Kemudian mbak Lia meninggalkan Disha memberikan waktu agar Disha memilih pakaian yang sesuai dengan seleranya.
Setelah hampir sejam lamanya Disha melihat lihat pakaian yang sesuai dengan seleranya akhirnya ia memilih tiga pakaian yang menurutnya menarik dan dua jenis sepatu yaitu kets dan wedjes. Setelah membayar, Disha berniat mencari aksesoris yang bisa dipadu padankan dengan pakaian yang dipilihnya tadi.
Fyi: setiap berbelanja Disha alan langsung membeli baju,celana/rok,sepatu (yang sesuai pakaian) dan aksesoris yang akan dipadupadankan dengan setelannya agar mudah melakukan fashion mix ala di Disha.
Disha keluar dari butik langganannya dan berjalan mencari toko yang menjual aksesoris. Saat sedang melihat lihat tanpa disengaja mata cantik Disha melihat Arka dengan jas berwarna hitam yang melekat pas ditubuhnya bersama dengan tiga orang pria kisaran usia 30 tahunan dan seorang pria kisaran usia 45 tahunan. Ide jahil muncul di kepala Disha.
Segera Disha berjalan dengan cepat berniat menghampiri Arka, saat tepat berada dibelakang Arka disha memanggil Arka.
"My lovely hubby ku sayang " panggil Disha saat tepat berada dibelakang Arka.
Arka yang merasa panggilan tersebut ditujukan untuknya menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya Arka saat melihat Disha berada tepat dibelakangnya sambil tersenyum manis. Empat pria yang berada di sekitar Akra terkekeh geli mendengar panggilan yang tadi Disha teriakkan untuk Arka. Ya, hubby. Panggilan itu biasanya hanya digunakan oleh orang yang telah menikah.
"Sayang ,kamu kok bisa di mall sih? Tadi aku nelpon kalau mau ngajak ke mall juga tapi malah gak diangkat." Ucap Disha sambil memanyunkan bibirnya. Membuat wajahnya berkali kali lipat lebih imut.
"Sha. Kamu kok bisa disini? " tanya Arka berusaha mengalihkan pembicaraan. Mau di taruh dimana wajahnya saat Disha memanggilnya dengan sebutan seperti itu didepan kolega bisnisnya dan bahkan ada papanya disini.
"Belanja lah sayang. Kalau kamu ngapain disini? " tanya Disha. Sebenarnya dia juga penasaran untuk apa Arka berada di mall dengan setelan seperti itu.
"Aku lagi kerja" jawab Arka dengan santainya.
"Kerja? Kerja apa? Kok aku gak tau? " pertanyaan beruntun dari Disha membuat Arka mau tak mau jadi terkekeh geli begitupun empat pria yang bersama Arka.
"Ya jelaslah kamu gak tau. Kamu kan taunya shopping sama makan doang" jelas Arka, niatnya sih hanya bergurau saja tapi efeknya malah...
"Arka.. kamu kok ngomongnya gitu? " tanya Disha pelan. Matanya berair menahan tangis. Arka sendiri terkejut karena mengetahui reaksi dari candaannya justru seperti ini dampaknya pada Disha.
Arka semakin gelagapan saat Disha tangisannya tak kunjung selesai dan malah diledeki oleh rekan bisnisnya..
"Pak, itu pacarnya nangis gimana dong? " goda pak Andre, beliau masih tergolong muda karena masih berusia 25 tahun.
"Pak, dipeluk gih. Biasanya kan cewek kalo dipeluk langsung tenang" celetuk kak Ryan. Assisten pribadi Arka. Kak Ryan ini sepupu dari Arka.
"Atau dicium aja pak" celetuk pak Bimo. Ini kolega bisnis Arka, bisnis pertamanya dan seharusnya jika berhasil maka perusahaan akan berelasi denga perusahaan milik pak Bimo.
Arka sendiri mau mau saja memeluk atau mencium Disha, hanya saja dia masih ingin hidup. Mengingat ada ayah tercinta yang berdiri disampingnya.
Tapi mau bagaimana lagi ? Tangisan Disha malah semakin menjadi hingga ia sesegukkan dan menjadi perhatian di mall ini. Pasrah akan keadaan Arka mendekati Disha dan memeluknya. Tak menghiraukan tatapan tajam meminta penjelasan dari ayahnya.
Setelah sepuluh menit Arka memeluk Disha, akhirnya tangisnya Disha berhenti juga. Arka pun melepas pelukannya.
"Kamu tunggu aku di sturbucks ya" ucap arka lembut kepada Disha. Disha hanya mengangguk dan meninggalkan Arka menuju sturbucks yang dimaksud Arka.
Setelah kepergian Disha, Arka sempat mengirimnya pesan untuk memesan lebih dulu karena Arka kemungkinan datang agak terlambat.
.
.
.
Setelah meminta maaf, Arka melanjutkan pembicaraan bisnis yang sempat tertunda kerena masalah Disha tadi. Beruntung dewi fortuna berada dipihak Arka. Pak Bimo menyetujui presentasi life dari Arka hingga kata sepakat pun keluar.
Selesai pembicaraan basa basi Arka segera menuju sturbucks dimana Disha berada.
"Sha" panggil Arka lembut. Membuat Disha menoleh kebelakang, melihat Arka telah sampai senyum Disha mengembang.
"Arka"panggil Disha kembali setelah Arka duduk dikursi dihadapan Disha.
"Kamu kenapa sha ?" Tanya arka lembut.
"Kenapa apa ka ?" Tanya Disha bingung.
" yang tadi" jawab Arka setelah menghela nafas lelahnya.
"Hehehehe maaaf kaa..." ucap Disha sambil mengeluarkan senyum manis terbaiknya. Biasanya Arka akan luluh jika Disha mengeluarkan jurus andalannya ini.
"Tadi disana ada papa sha" ucal arkar,memikirkan reaksi papanya tadi.
"Hah?! Yang mana ka?" Tanya Disha histeris.
"Yang pas berdiri di sebelah aku tadi." Jawab Arka.
"Aduh...gimana nih ka?" Tanya Arka panik. Dari Arka Disha mengetahui bahwa papanya Arka adalah seorang yang tegas. Tidak mengizinkan Arka pacaran sebelum lulus sekolah dan sukses di karirnya.
"Pokoknya kamu harus jadi pacar aku" ucap Arka.
"Ko..kok gitu sih ka?" Tanya Disha. Sebenarnya Disha senang bisa menjadi pacar Arka. Tapi bukan begini caranya.
"Kamu tau kan sha, disana tadi ada papa pasti sampai rumah papa bakalan kepo" ucap Arka. Disha hanya mengganggukkan kepalanya.
Sedih. Tadinya Disha berfikir Arka akan menembaknya karena mencintainya tapi ternyata karena papanya. Tapi Disha tetap tersenyum karena sebuah ide muncul di kepalanya.
"yaudah kalau gitu. Tapi ada syaratnya ya" ucap Disha sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Kayaknya syarat kamu bakalan aneh nih" ucap Arka pelan yak ingin Disha mendengarnya. Tapi sayang Disha rupanya mendengar.
"Enggak ka, syarat aku cuma satu. Aku mau kita bersikap layaknya orang yang beneran " ucap Disha.
"Ya, aku juga maunya seperti itu. Karena aku gak suka apa yang menjadi milik aku diambil otang lain atau dekat dengan yang lain".
Satu kata yang membuat Disha melambung tinggi. Kata 'milik'. Itu artinya arka telah mengklaim dirinya.
Disha tersenyum, kemudian menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan Arka.
Ada saatnya suatu kebohongan menjadi kenyataan - Ayana -
Leave vote and your comment please
Love Ayana ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAMINGGO
Teen FictionTertarik untuk membaca ? Silahkan tambahkan ke perpustakaan anda. Vote dan comment ditunggu. Arka - Kenapa Flaminggo ? - Disha - Karena Mereka Selalu Bersama - ♡♡♡ Dilla -Kenapa Harus Kamu dan Arka !!! - Disha - Karena Kami Flaminggo Yang Akan Selal...