Five : Mouthful And Shock

9 0 0
                                    

Saat kembali kekelas rupanya bertepatan dengan bel istirahat berbunyi. Arka tidak ke kantin padahal ia butuh makanan untuk mengisi perutnya. Tapi Arka lebih memilih menemani Disha. Lagipula biarlah ia lapar hitung hitung menemani Disha yang juga lapar.

"Ka, kamu gak ke kantin ?" tanya Disha begitu bokongnya menyentuh kursi.

"males" jawab Arka singkat. Arka tak mungkin mengatakan alasannya. Bisa bisa Disha teriak seneng karena diperhatiin sama Arka.

Disha mengeluarkan sandwich yang dibawanya tadi. Tenyata berguna juga bekalnya.

"Ka, aku bawa sandwich. Makan yuk"ajak Disha, sebenarnya Arka mau bilang iya. Tapi kasihan Disha, dia pasti butuh lebih buat ganti tenaga yang udah dia keluarin buat jalan tadi. Akhirnya Arka hanya bisa menggeleng.

"dasar es batu" geram Disha karena Arka menolaknya. Disha mengambil sepotong sandwich dan menyuapkannya pada Arka. Arka terkejut, tidak menyangka Disha akan menyuapnya seperti ini. Sebenarnya tidak bisa dibilang suapan, karena Disha menjejal paksa mulut Arka agar mau makan.

"apaan sih" ucap Arka ketus.

"diih... kalo gak gitu emang kamu bakal makan ?" tanya Disha tak kalah ketus. Arka tak menjawab, Disha pun melanjutkan ucapanya. " kalo gak kaya tadi kamu gak bakal makan , nanti gak konsen belajarnya." lanjut Disha.

Setelah itu mereka makan dengan tenang (maksudnya tanpa pembicaraan, karena kelas berisik jadi gak bisa dibilang tenang).

Disha tersenyum sekilas, ia senang semakin dekat dengan Arka. Ia mau selalu bersama Arka.

"Ka, ntar malem dinner yuk ?" ajak Disha.

"dinner ?" tanya Arka.

"iya, kamu tau L's Cafe kan ?" tanya Disha lagi.

Kali ini Arka tak bertanya, Arka hanya mengangguk dan itu membuat Disha senang.

"kalo gitu aku tunggu kamu disana ya. Jam 7" ucap Disha semangat.

***

Pulang sekolah kali ini Disha tidak bisa pulang bareng Arka karena Arka harus ke kantor papanya. Jadilah Disha pulang sendirian. Saat ini Disha sedang berada di halte, bukan untuk menunggu bis tapi menunggu taksi yang lewat. Disha tidak bisa jika harus berdesakan didalam bis.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore dan Disha masih duduk di halte karna tak ada satupun taksi yang lewat.

"ceweek" panggil seorang siswa, jika dilihat dari seragamnya Disha tau anak anak itu dari SMA DHARMA. Disha tidak mengindahkan panggilan itu. Seorang cowok yang lumayan ganteng duduk disebelah Disha dan mencolek dagunya kilas.

"gue Aga. Rangga sih" ucap Aga memperkenalkan dirinya. Disha adalah gadis yang mengerti sopan santun, jika seseorang memperkenalkan dirinya tentu saja kita harus memperkenalkan diri kembali kan ? Masalahnya adalah Disha tidak ingin berbicara dengan cowok seperti mereka.

"yang manggil lo tadi Mario dan yang pake kacamata itu Kevin" ucap Aga lagi. "kelas berapa ?" tanya kevin.

"huh" Disha menghela nafasnya pelan. "Disha, kelas XII" jawab Disha, hanya sebatas sopan santun.

"nama yang indah seindah orangnya" ucap Kevin.

"yoi bro" sambung Mario.

Tak lama taksi lewat, segera Disha berdiri dan menyetop taksi. Baru berjalan beberapa langkah, Disha merasa pusing yang luar biasa seluruh tubuhnya juga terasa sakit. Cairan kental berwarna merah keluar begitu banyak dari hidungnya. Sebelum pandangannya menggelap Disha mengucapkan satu nama "Arka" ucapan Disha memang pelan tapi masih terdengar oleh Aga dan teman temannya.

FLAMINGGOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang