Aku mengubah isi bab ini menjadi kata pengantar.
Nah, setelah menyelesaikan buku pertama dan kedua yang sarat dengan sains dan teknologi, buku ketiga ini justru agak berbeda. Secara garis besar, Eter akan mengusung tema mistisisme, spiritual, dan budaya. Mengungkap sisi lain dari Hexagon. Tapi bukan berarti proyek ini akan berubah haluan, tidak. Tetep genre utamanya adalah fiksi ilmiah, walaupun minornya bisa ke mana-mana. Maka dari itu kita akan hadirkan tamu istimewa kita: Rei, Belva, dan tokoh-tokoh lain dari sayap kiri, yang siap kita tubrukkan. Teng! Teng! (ini maksudnya suara orang kek mau tinju gitu lho). Jadi, mari kita ambyarkan logika dan kepercayaan kita di sini. Akakakak.
Ya, meskipun kau mungkin akan menemukan beberapa kali hal yang agak menyentil dan melangkahi kepercayaanmu, tapi yakinlah kacamata Eter adalah kacamata yang terbatas, walaupun berusaha seuniversal mungkin. Dia tidak bisa diyakini oleh semua orang, tapi bisa dipelajari dan diambil sari rotinya ;) Jadi jangan judge saya seorang filosofis, komunis, kapitalis, orang Inggris, no, saya cuma penulis -_-a
Jangan lupa vote dan komen ya. Aku seneng banget balas komentar kalian, penting ga penting itu ga penting, yang penting ... (hah, aku ngomong apa ya tadi?). Intinya, hujat aja kalo ada yang aneh dan mengganggu. Utarakan harapanmu, terutama tentang karakter-karakter dan plotnya. Walaupun sudah ada draft outline sampai buku ketiga selesai, tapi kalo emang ceritanya mulai ke arah yang salah, kenapa tidak, kalo mau diubah?
See ya~
KAMU SEDANG MEMBACA
HEXAGON [3] | Sinestesia Indigo ✏
Science FictionSemesta selalu mampu menyajikan pertanyaan yang jawabannya terdengar fiktif. Namun bagi Eter, memahami diri sendiri sebagai makhluk multidimensi, justru terasa lebih kontradiktif. Kemampuan unik mengalienasinya menjadi individu yang kontraproduktif...