15. Tercapainya ambisi

19.4K 1K 265
                                    



Di hari ketiga liburan bersamanya dengan Nikita, Felisio terbangun di pagi hari akibat suara derum khas mesin Ferari yang sepertinya parkir di depan vilanya.

Sambil sedikit terhuyung Felis bangkit dari tempat tidur setelah menarik selimut hingga menutupi bahu Nikita yang lelap hingga posisi tidurnya bahkan tidak berubah sejak gadis itu berbaring semalam.

Efek awal dari suntikan yang diberikan Sabrina pada Nikita membuatnya merasa lelah dan mengantuk luar biasa yang membuatnya lebih banyak tidur. Itu tidak membuat Felis senang karena sejak tiba mereka bahkan belum menikmati sedikitpun udara luar ruangan seperti yang gadis miliknya itu rencanakan dengan antusias di awal kedatangan mereka.

Kegelapan Subuh terlihat kontras dengan nuansa merah penanda kemunculan sang surya di ufuk sebelah timur. Diantara remang itulah—sambil menguap dan mengusap mata—Felisio melihat Ferari Andromeda terparkir di bawah cemara udang dekat setapak yang menghubungkan pedestrian dengan halaman vila. Mata Felis memicing saat melihat sosok adiknya keluar dan membanting pintu mobil dan melangkah terburu menuju pintu.

"Ckk ... secepat ini!" serunya seraya beranjak keluar kamar dengan sama terburunya.

Mereka berpapasan di tangga lantai dua, dari tatapannya Felisio sadar jika Andromeda berada dalam fase kemurkaan yang bahkan tidak pernah Felis lihat sebelumnya.

"Pasti ada alasannya kenapa kau muncul sepagi ini kan, Andromeda?" ada kesan sinis juga peringatan terselubung dari cara Felis mengatakannya.

"Aku ke sini saat tahu apa yang sedang kau rencanakan pada sepupuku, Felisio. Apa kau sudah kehilangan kewarasanmu!?"

Felis menatap sejenak ke arah tangga menuju lantai tiga, seakan takut Nikita terbangun karena seruan suara Andromeda.

"Kita bahas ini di bawah," ajaknya seraya mengambil langkah melewati Andro yang berdiri menyamping kemudian mengekor di belakangnya.

"Katakan apa yang menjadi motifmu yang sebenarnya, Felisio?" Andro tidak menunggu lebih lama untuk mengkonfrontasi. Di tangga terbawah dia berdiri, menatap tajam Felisio yang dengan tenang justru menghampiri sofa panjang di ruang duduk sebagai tempatnya bersandar dengan sikap santai sepenuhnya.

"Apa ini karena warisan keluarga Kei?"

Felisio menatap Andro sedikit terkejut, namun dia tidak menyangkal saat menjawab, "Salah satunya."

"Lalu apalagi? Apa yang sampai membuatmu menjadi gila hingga bisa tega memakai rencana jahat untuk membuat sepupuku hamil?"

Felisio tersenyum dingin, untuk sesaat tatapan matanya berpendar oleh suka cita yang muncul entah untuk kalimat mana yang Andromeda ajukan. Dengan santai dia menyandar hingga kepalanya menengadah menghadap langit-langit kayu vila. "Karena dia Nikita, Andromeda ... hanya karena itulah aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memilikinya."

"Aku tidak percaya kau melakukannya!" getaran dalam nada suara Andro yang lemah mengandung penyangkalan. Seberapa pun brengseknya Felisio, Andromeda tidak dapat membayangkan sang kakak melakukan perbuatan senista meniduri bocah usia tiga belas tahun. "Ini hanya akal-akalanmu saja bukan?"

"Aku bisa mengatakan apalagi kalau kau sudah berpikir seperti itu. Apapun yang aku katakan kau pasti tidak akan mempercayainya, bukan?"

Andromeda membuka mulut tapi kalimatnya tertahan oleh entah apa.

"Nikita percaya padaku Andro. Dia setuju untuk menikah denganku. Tidak ada lagi yang bisa kau lakukan ... ini sepenuhnya adalah keputusan kami berdua."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lovely LoliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang