14. Kembali ke rencana awal

21.9K 1.2K 140
                                    

Pagi itu—tanpa menyadari masalah yang menunggu—Nikita terbangun dengan penuh semangat. Aroma roti dan buah-buahan yang dipanggang tercium dari luar kamar membuatnya bergegas melompat dari atas ranjang sambil tersenyum lebar.

            Tidak ada Felisio di dalam kamarnya, tentu saja, pikir Nikita dalam hati. Kakak sepupu tersayangnya itu pasti sedang berada di dapur. Menyiapkan sarapan yang lezat untuk dapat mereka nikmati.

            Sambil melompat-lompat ceria Nikita menuruni anak tangga kayu menuju lantai dasar untuk menemui Felisio.  Di anak tangga terbawah Niki melompati dua sekaligus, lalu sambil menandak-nandak dia menuju ke dapur. Langkahnya terhenti begitu dia mendengar suara percapakan  Felisio dengan … seorang wanita.

            “Ini tidak lucu Felisio!” Wanita itu membentak marah. “Kau menyuruh orang-orangmu menyeretku malam buta hanya agar menemuimu di sini dan melakukan …,”  terdengar suara tawanya pecah seketika. “Apa kau serius?”

            “Sangat.” Jawaban tegas itu keluar dari bibir Felis.

            “Tapi dia gadis tigabelas tahun!? Apa kau sepenuhnya sadar dengan keadaan ini?”

            Apapun yang sedang di bahas oleh Felis dan wanita itu, membuat Nikita tahu dia pasti akan terlibat didalamnya. Seraya merapatkan tubuh ke dinding disebelah pintu dapur Nikita memasang telinga untuk terus menguping pembicaraan kedua orang itu.

“Apa boleh buat, sekarang atau nanti sama saja … toh Nikita akan tetap jadi milikku.”

            “Dengan cara-cara yang tak patut!”

            “Jangan menghakimiku Sabre! Aku menyuruhmu datang kemari tidak untuk menjadi hakim, tapi karena kau seorang dokter dan aku butuh bantuanmu.”

            “Apa yang ingin kau lakukan dengan impuls hormon itu.”

            “Takar yang tepat dan suntikkan pada Nikita, aku ingin tubuhnya siap.”

            “Fel … efeknya buruk, gadis kecil itu bisa mengalami mual, muntah bahkan overweight karena suntikan hormon yang dipaksakan. Belum lagi, untuk jangka panjang,”

            “Akan aku atasi efek panjangnya nanti, jangan khawatir.”

“Yang ingin kau lakukan adalah bentuk pelanggaran hak asasi reproduksi  pada gadis yang bahkan aku yakini belum mengenal apa arti reproduksi yang sesungguhnya. Apa kau sadar itu? Kenapa tidak kau tanyakan langsung kesedian dan kesiapannya? Toh di luar sana ada banyak bocah usia tiga belas yang kehilangan keperawanan lalu hamil, itu lumrah, tapi tidak dengan cara ini.” 

            “Lakukan apa yang aku perintahkan Sabrina, yang lain tidak perlu kau pikirkan ….”

            “Aku tidak mau. Dan kau tidak bisa memaksaku!”

            “Niki mau!” Nikita keluar dari persembunyiannya dan menatap lurus-lurus pada wanita yang berdiri tepat di hadapan Felisio hanya dengan kimono tidurnya yang sekali tak bisa menyembunyikan lekuk tubuh sintalnya.

            Sabrina menghela nafas sambil menggeleng-geleng kepala ketika tersadar usai lama terkesima melihat Nikita. “Ini bahkan lebih buruk dari dugaanku,”cetusnya pelan.

            Felisio langsung menoleh begitu mendengar suara Nikita, tatapannya yang membara oleh amarah pada Sabrina langsung mereda. “Nikita, apa kau mendengar semuanya?”

            Nikita mengangguk. “Niki nggak ngerti Niki harus bantu apa. Tapi kalo apa yang mau kakak lakuin bisa bikin kita cepat menikah maka Niki nggak akan peduli. Tante, ayo suntik Niki sekarang juga.”

My Lovely LoliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang