4.Hurts

1.5K 152 20
                                    

Chapter 4

Happy Reading
Hope you enjoy guys !!!


Terkadang kita hanya harus belajar menerima tanpa harus mengeluh apa yang telah Tuhan berikan dan rencanakan untuk kita. Manusia hanya bisa berencana dan yang menentukannya adalah Tuhan. Saat kita merasa rencana kita yang terbaik untuk kita namun tidak dimata-Nya. Karena Dia selalu memberi rencana yang lebih indah dari apa yang kita bayangkan.

°°°

Stefan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dalam waktu kurang dari 30 menit ia pun hampir sampai di kediaman mertuanya. Dipinggir jalan sudah berkibar bendera kuning seakan menyentak Stefan bila mertuanya-papa istrinya telah tiada. Stefan pun segera masuk dan menelisik rumah mertuanya yang sudah ramai oleh warga sekitar. Ia bergegas keluar dari mobil dengan langkah gontai ia melewati beberapa orang didepan rumah mertuanya yang hampir semuanya mengenakan pakaian hitam kecuali ia sendiri yang masih memakai kemeja putih yang belum ia ganti sejak hari pernikahannya.

Stefan menelisik sebagian orang tengah mengaji yassin didepan almarhum mertuanya yang telah tertutup kain. Ia pun duduk disamping jenazah almarhum terdiam untuk sesaat lalu menatap lekat mertuanya yang telah terbujur kaku. Ia merasa semuanya terlalu cepat dan seperti mimpi tapi sayang itu benar-benar kenyataan. Ia harus bisa menerima dan mengikhlaskan agar almarhum tenang dialam sana.

"Semoga bapak ditempatkan disisi terindah di hadapan Allah. Bapak bisa tenang disana karena saya yang akan menjaga Yuki. Saya akan berusaha menjadi suami yang terbaik untuknya" ucap Stefan lirih.

Dari arah dapur Ana melihat abangnya yang baru datang ia berniat menghampiri abangnya. Ia menepuk pelan pundak Stefan.
"Bang" panggil Ana. Stefan yang sedang menunduk segera menengok kesamping. "Kamu Na, Yuki mana?" tanya Stefan khawatir. "Kak Yuki ada dikamar bang tadi kak Yuki sempet pingsan lagi" ujar Ana. "Apa!" pekik Stefan benar-benar mencemaskan keadaan istrinya.
"Abang tenang aja, kak Yuki udah diperiksa sama dokter. Ng... Bang Ana mau minta maaf tadi gak bangunin abang. Soalnya Ana yakin semalaman abang gak tidur sampe tadi abis subuh ketiduran gitu. Untung Ana tadi gak ketiduran juga soalnya pas kakak ketiduran, kak Yuki langsung bangun, terus Ana tanya tapi kak Yuki balik nanyain pak Hermawan terus tiba-tiba lari keluar ya udah Ana kejar dan jelasin baik-baik sama kak Yuki kalo papanya udah nggak ada. Awalnya kak Yuki gak percaya tapi pas dikoridor bunda sama tante Ratna yang ikutin jenazah om hermawan yang mau dibawa kerumah kak Yuki langsung ngejar dan liat sendiri pak Awan udah nggak ada. Kak Yuki histeris lagi tapi bunda sama tante Ratna yang menasehati kak Yuki untuk ikhlas dan belajar menerima kenyataan" jelas Ana panjang lebar. Stefan memerhatikan dengan intens segala ucapan adiknya. Ia yakin Yuki masih sangat terpukul untuk saat ini.
"Dia udah lama pingsan?" tanya Stefan. Sorot matanya memancarkan kekhawatiran yang kentara. "Ana belum liat lagi sih bang, ya udah abang samperin aja kekamarnya ayo Ana anter" ajak Ana. Stefan hanya mengangguk lalu berjalan beriringan dengan adiknya.

Stefan tertegun sejenak menatap pintu cokelat yang terdapat pahatan-pahatan berbentuk indah yang menyerupai bunga dengan gantungan lucu merangkai nama Yuki Nayshilla. Ia merasa jantungnya berdebar tak karuan saat Ana mulai menekan daun pintu kemudian terbukalah kamar yang bernuansa merah muda dan cream itu. Ana dan Stefan melihat Yuki yang berbaring matanya terpejam dengan selimut yang menutupi sampai dada. "Sepertinya kak Yuki masih belum sadar, Ana tinggal ya bang" pamit Ana meninggalkan Stefan yang masih menatap lekat gadis yang tengah terbaring damai.

Perlahan Stefan mendekati tempat tidur Yuki. Stefan masih belum berniat membuka pita suaranya sedikitpun ia masih betah memandangi makhluk cantik dihadapannya. Stefan mengelus lembut helaian rambut halus Yuki. "Saya harap kamu kuat menghadapi semua ini. Kamu harus ikhlas Yuki hidup kamu masih panjang. Saya nggak mau kamu terus meratapi Pak Awan. Biarkan beliau tenang dialam sana. Masih banyak orang yang sayang sama kamu. Saya tau ini memang sulit tapi saya yakin kamu wanita yang tegar" ujar Stefan panjang lebar meski Stefan tau Yuki tak mendengar ucapannya.

IF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang