Chapter 5
Sebenernya gak tega sih bikin tipen menderita tapi gak pa-pa deh ya, sekali2 :D
Happy Reading :)
"Al" pekik nyaring seorang perempuan membuat ucapan Stefan menggantung diudara dan tertiup angin. Yuki berlari kearah kedua pria yang spontan memandang kearah Yuki dengan tatapan yang berbeda. Stefan nyaris tersenyum namun senyumannya menggantung tatkala Yuki melewatinya begitu saja dan dengan semringah menubruk lelaki dihadapannya. Hatinya terasa seperti teremas matanya mulai memanas tatkala menyaksikan kejadian yang begitu cepat itu. Ia seakan linglung tak mempunyai pegangan.
Stefan seakan dihempas realita. Kini ia hanya dapat menatap sendu perempuan yang dicintai bersama pria lain. Ia bisa berbuat apa? jika memang pada kenyataannya wanita itu tak pernah menganggapnya. Dirinya tak pernah ada dalam hatinya. Dirinya hanyalah orang asing yang tiba-tiba memasuki kehidupan Yuki.
Ingin sekali ia marah meluapkan kecemburuannya melihat dengan mata kepalanya sendiri istrinya memeluk mesra laki-laki lain. Hatinya terasa panas dan sesak secara bersamaan. Namun sekali lagi ia menyadari posisinya yang tak pernah ada dimata gadis itu. Tak pernah ada.
Ia memilih mundur meninggalkan dua insan yang sibuk dengan dunianya sendiri. Ia merasa tak sanggup menyaksikan istrinya disentuh oleh pria lain tanpa bisa ia melarangnya. Untuk saat ini kondisi kejiwaan Yuki lebih penting daripada perasaan dan egonya.
"Sayang aku kangen kamu" ungkap Yuki setelah mengurai pelukannya menatap manik pria dihadapannya penuh rindu yang menyesakan dada. "Iya aku tau, maafin aku baru dateng sekarang, aku baru tau kemarin. Makanya aku langsung kesini. Kamu baik-baik aja kan? Kamu keliatan kurus mata kamu item gitu kamu pasti kurang tidur. Maafin aku gak ada disamping kamu disaat-saat berat kamu" tutur Al membelai lembut kedua pipi merah Yuki. Yuki meneteskan air matanya terenyuh dengan ucapan sang kekasih. "Kamu gak usah minta maaf, aku ngerti kok" balas Yuki memeluk Al kembali. Al mengelus lembut punggung Yuki dengan sayang.
Setelah saling melepas rindu keduanya asyik bercengkrama dan bercanda. Sesekali Yuki tertawa akan lelucon Al yang terkadang tidak lucu namun tetap ia hargai. Rasanya hanya didekat pria disampingnya ia bisa tertawa dan tersenyum kembali. Hanya laki-laki disampingnya tak ada yang lain hati dan fikirannya seakan hanya penuh oleh lelaki itu tak menyisakan ruang sedikit pun untuk lelaki lain.
Yuki menatap Al lekat penuh kekagaguman. Wajah Al terlihat luar biasa tampan dimatanya. Laki-laki itu begitu sempurna baginya tanpa cela sedikitpun. Tuhan seakan sedang tersenyum saat menciptakannya. Begitu pun Al membalas tatapan penuh cinta milik Yuki. Ia selalu menyukai tatapan memuja Yuki padanya. Keduanya bertatapan begitu dalam dunia seakan milik berdua. Suasana seakan menghanyutkan keduanya dalam pusara cinta dunia. Al mulai mendekatkan wajahnya. Semakin mendekatkan wajahnya tak ingin menciptakan jarak.
5 ...
4..
3..
Nampan yang Stefan bawa hampir terjatuh jika saja ia tak segera mengendalikan dirinya kala melihat Yuki dengan Al. Ia mengatur pernafasannya yang memburu menatap pemandangan didepannya.
"Ekhem...ekhem" Stefan berdehem menyadarkan dua sejoli yang hampir bertautan. "Maaf, saya tidak bermaksud mengganggu. Ng... Yuki kamu belum mengisi perut kamu sejak semalam, saya harap sekarang kamu mau makan" ujar Stefan datar. Menutupi emosi dan perasaannya.
"Eu......i..ya, nanti gue makan kok" jawab Yuki gugup. Disatu sisi ia merasa bersalah mengingat posisinya sebagai istri Stefan saat ini namun disisi lain ia merasa ini bukan salahnya, salah Stefan sendiri yang mau menikah dengannya yang jelas-jelas tak mencintainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
FanfictionBlurb Yuki terpaksa menikah dengan laki-laki yang tidak ia harapkan sebelumnya karena untuk menuruti permintaan terakhir mendiang sang ayah. Akhirnya ia pun menjalani pernikahannya dengan keterpaksaan. Ia tidak bisa menerima dan mencintai suaminya k...