Happy Reading
Hope You Enjoy :)
Chapter 9
Stefan masih saja bingung untuk memulai percakapan menelisik wajah istrinya yang jutek dan datar membuatnya meragu. Berkali-kali ia melirik-lirik Yuki yang tengah memandang ke depan atau ke samping.
Baru saja mulutnya menganga hampir mengeluarkan sepatah kata namun ponselnya berdering nyaring. Dengan malas-malasan ia merogoh handphonenya dalam saku celananya.Yuki yang merasa terusik dengan suara berisik yang bersumber dari handphone Stefan hanya melirik-lirik Stefan yang kini tengah berbicara entah dengan siapa di ujung sana.
"Hallo sya ada apa pagi-pagi gini nelpon aku" tanya Stefan heran dengan Nasya yang menghubunginya.
Sebelah alis Yuki sedikit meninggi mengetahui Stefan tengah berbicara dengan seorang perempuan yang ia duga pacar Stefan.
"Nggak pa-pa kok fan, cuma mau ngasih tau hari ini aku ke kantor kamu lagi ya?" balas Nasya semringah diujung sana.
"Ke kantor aku? Ada apa ya sya?" tanya Stefan heran.
"Perusahaan kita kan mau kerja sama fan, masa kamu lupa sih? "
"Oh iya, ya udah aku tunggu di kantor" timpal Stefan.
Yuki hanya mendengarkan dengan hati dongkol karena gadis itu begitu agresif pada suaminya. Suaminya? Heii....ternyata ia baru sadar jika Stefan itu suaminya dan mulai merasa tak suka jika Stefan berdekatan dengan wanita lain selain dirinya. Namun ia menggeleng, menepis perasaan aneh yang tiba-tiba di rasakannya. 'Masa iya gue cemburu? Nggak, nggak mungkin! Haduh Yuk please deh jangan baper cuma karna perlakuan Stefan kemarin'
Setelah obrolannnya dengan Nasya yang mengabarkan jika wanita itu ingin berkunjung ke kantornya karena akan bekerja sama dengan perusahaannya, ia segera mematikan panggilannya. Kembali melirik wajah Yuki yang datar dan acuhnya.
"Itu cewek yang kemaren?" tanya Yuki bernada tak suka.
"Iya, itu Nasya dia temen SMA saya""Oh, cuma temen?" tanya Yuki bernada menyindir.
Stefan mengangguk mengerti dengan arah pembicaraan wanita itu."Iya cuma temen kok, lagian saya kan udah punya kamu" sahut Stefan keceplosan spontan menutup mulutnya, Yuki mengernyit namun diam-diam mengulum senyum, "eum....maksud saya, saya kan udah punya istri, jadi mana mungkin saya berhubungan lagi dengan wanita lain. Saya bukan lelaki seperti" jawab Stefan gugup.
Yuki pun mendadak gugup jantungnya berdebar begitu saja saat Stefan menatap matanya. Spontan ia alihkan perhatiannya, berdeham kecil.
"Oh" hanya dua huruf yang bisa ia katakan mendadak perbendaharaan katanya menghilang begitu saja.Kini keduanya kembali terdiam.
Tanpa terasa mobil yang Stefan kemudikan sampai di sebuah gedung besar tempat istrinya mengajar.
"Thanks ya fan" ujarnya seraya membuka pintu mobil kemudian keluar.
Stefan masih saja belum berani untuk memulai ucapannya.
"Yuki tunggu"
Kedua alis Yuki bertautan, ada apa Stefan memanggilnya? Ia pun segera membalikan tubuhnya.
"Ada apa?" tanyanya heran sekaligus penasaran."Eumm....nanti pulangnya mau saya jemput?" tawar Stefan menanyakan dengan ragu-ragu. Takut jika Yuki tidak mau.
Yuki tampak berpikir sejenak.
"Terserah lo. Kalo lo mau jemput ya bolehlah" sahutnya santai.Stefan mengukir senyum manisnya, senang Yuki mau ia jemput.
"Ya udah nanti kamu hubungin aku aja kalo udah mau pulang"Yuki mengangguk mengiyakan.
"Oke" katanya sembari menunjukkan ibu jarinya,"kalo gitu gue masuk ya, titi dj" sambung Yuki.

KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
FanfictionBlurb Yuki terpaksa menikah dengan laki-laki yang tidak ia harapkan sebelumnya karena untuk menuruti permintaan terakhir mendiang sang ayah. Akhirnya ia pun menjalani pernikahannya dengan keterpaksaan. Ia tidak bisa menerima dan mencintai suaminya k...