Tiba-tiba dapet ide beginiHappy Reading
Chapter 8
"Sialan!! Gue kalah lagi" desisnya murka memijit pelan pelipisnya yang terasa pening seketika karena kekalahan telaknya. Hari ini ia rugi besar dan merasa jika ia tengah di kelabui oleh orang-orang di sekelilingnya.
Gelak tawa membahana diruangan tertutup tersebut, tercium jelas bau minuman yang menyengat di sekeliling, suara bising di luar sana tak terlalu kentara karena mereka berada di belakang sebuah bar ternama.
"Udahlah Al terima aja kekalahan lo" cibir pemuda berambut keriting berperawakan tegap tengah membentuk seringaian kecil, seringai licik.
Al tersinggung dengan ejekan itu, emosinya mendidih seketika ingin menghancurkan apa saja di hadapannya. Dengan kepalan tangannya yang menyimpan amarah ia menggebrak meja bundar tempat terlaksananya kegiatan haram itu berlangsung.
"Lo pasti curangin gue kan?" tuduh Al menatap tajam Tristan—rival mainnya, yang ia curigai sengaja mencuranginya. Tristan hanya tersenyum miring sembari mengusap-usap dagunya yang dipenuhi bulu yang lebat.
"Kalo udah kalah ya kalah aja nggak usah nuduh orang sembarangan!" sahut Alex, pria berkukit putih dengan jambang yang mengelilingi dagunya, yang juga berperawakan tegap.
"Gue yakin tuduhan gue itu bener kalian mau nipu gue kan, bangsat lo berdua" murkanya menonjok salah satu pria yang tadi mengejeknya.
Aksi Al kontan menjadi sorotan semua pria-pria berwajah garang dan tegas itu. Tristan yang di kelilingi lima anak buahnya tidak terima Alex diperlakukan seperti itu. Ia pun menyuruh anak buahnya untuk menghajar Al namun lelaki tampan itu tak tinggal diam, ia yang memiliki ilmu bela diri yang cukup bagus berusaha melawan semuanya. Namun sayang ia kalah jumlah sehingga wajah tampannya penuh lebam dan akhirnya pada pukulan terakhir di perutnya ia tersungkur ngilu, keadaannya yang tak berdaya hampir saja kehilangan kesadarannya.
"Udah udah!! Jangan sampe nih anak mati, kita bisa gawat kalo sampe dia mati, mending lo berdua" Tristan menunjuk dua temannya yang lain untuk membawa Al keluar dari sana," bawa dia keluar dari sini, tapi inget jangan sampe ada yang curiga kalo dia babak belur" titah Tristan tak terbantahkan. "Ok boss" serempak keduanya.
Dua anak buah Tristan memapah Al dan mereka sengaja menutupi kepala Al dengan topi agar menghalangi wajahnya. Dengan sigap mereka melewati orang-orang yang tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Merekapun sampai di luar pintu bar kemudian menyeret Al sedikit menjauh dari bar. Mereka melempar Al begitu saja di tepi jalan. "Udah kita tinggalin aja di sini kalo untung nih anak pasti ada yang nolong kalo nggak dia akan membusuk di jalanan" ujar pria itu dengan seringaian liciknya yang di balas rekannya dengan seringaian yang sama. "Ya udah cabut"
Mereka berduapun meninggalkan Al begitu saja tak peduli dan tak berbelas kasihan sedikitpun dengan nasib Al yang mengenaskan.Al terbatuk-batuk sembari menekan perutnya yang sakit dengan keadaan yang sangat tak berdaya itu tangan kirinya meronta, meraba kasarnya batu jalanan mencoba mencari pertolongan.
"Tolooong" lirihnya nyaris tak terdengar. Beberapa detik kemudian pandangannya menghitam dan setelah itu ia benar-benar kehilangan kesadarannya. Keadaan sunyi nan gelap seakan menelannya.~•~
Yuki melepas tangan Stefan di bibirnya, mengalihkan pandangannya seraya berdehem mencoba menetralkan dirinya yang tiba-tiba gerogi.
Sedang Stefan merasa malu dan tak enak hati karena tangannya telah lancang menyentuh Yuki. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia merasa bersalah melihat reaksi Yuki yang memalingkan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU
FanfictionBlurb Yuki terpaksa menikah dengan laki-laki yang tidak ia harapkan sebelumnya karena untuk menuruti permintaan terakhir mendiang sang ayah. Akhirnya ia pun menjalani pernikahannya dengan keterpaksaan. Ia tidak bisa menerima dan mencintai suaminya k...